Corwin,

18 2 0
                                    

"Baiklah. Aku tidak akan menganggu."Kata Nia

"Aku juga. Aku tidak ingin membuatnya semakin sakit."Kata John

"Aku juga begitu."Kata Corwin pelan

Aku kembali melihat Corwin yang masih terlihat sedih.

Aku tahu perasaanmu, Win. Kehilangan sahabatmu yang selalu membantu dan selalu berperan menjadi orang jahat, Zaide adalah segalanya bagimu, Yang Mulia Pangeran Corwin Hector Wood.

Zaide adalah orang yang telah memberimu inspirasi tentang bertahan dan selalu bertarung. Dia menguatkan jiwamu yang lemah karena keluargamu. Tapi akhirnya... Keluargamu memaafkanmu atas semua kesalahanmu.

Karena... Semua inspirasi untuk kembali pada keluargamu... Semua itu berasal darinya. Ereane Zaide Lord.

Dia sudah membuatmu bahagia dengan berbagai macam kisah hidupnya yang ia ceritakan padamu.

Entah apa itu, dalam seminggu mereka sudah langsung menjadi sahabat.

Ngek...

"Kalian berempat berkumpul disini, ya? Lalu di mana Zaide? Bagaimana keadaannya?"

Aku menengok ke belakang dan melihat kakek dan nenek yang masuk ke dalam kamar sambil membawa masing-masing dua kantung plastik putih

"Oh... Kakek dan nenek rupanya."Kata Corwin

"Zaide sedang beristirahat di kamarnya. Jadi dia tidak disini."Jawab John

"Oh... Baiklah kalau begitu.

"Foregin, ini untukmu. Kantung ini akan kubawa. Biar aku yang mengantar makanan ini pada Zaide."Kata Nenek Tasya sambil memberikan salah kantung plastik pada kakek

"Baiklah. Hati-hati, Tasya."Kata Kakek Foregin sambil menerima kantung itu

Dan Nenek Tasya segera pergi meninggalkan kamar ini.

"Ini sarapan kalian. Aku baru ingat kalau kalian belum makan sejak tadi."Kata Kakek Foregin sambil memberikan dua kantung plastik pada kami

"Oh... Terima kasih. Maaf merepotkan, kek."Kataku

Corwin menerima dua kantung itu. Dan ia mengambil sebuah tempat plastik bening berisi bubur panas.

"Hmm... Kalau begini jadinya... Pasti Zaide akan menyukainya."Kata John sambil mengambil buburnya

Aku tersenyum lalu melihat Corwin yang tampak mengalihkan pandangannya dariku. Wajahnya terlihat berubah setelah mendengar perkataan John. Wajahku pun juga begitu.

"Corwin,"

Corwin melihatku.

"Aku tidak apa-apa, Kay. Aku hanya le-"

"Aku tahu apa yang terjadi, Corwin. Jangan berbohong lagi."Kataku

Corwin melihat makanannya kemudian mengangguk pelan.

"Maafkan aku, Kay."

Aku mengangguk.

"Kakak, ini makanannya."

Aku melihat Nia yang memberikan tempat plastik itu padaku. Aku menerimanya lalu membukanya.

Nia memberiku sendok plastik putih dan aku mengambilnya. Kemudian aku mulai memakannya.

"Makan yang lahap, ya. Aku tahu kalian pasti berada dalam situasi sulit saat ini. Aku juga sama seperti kalian berempat."Kata Kakek Foregin

Aku mengangguk dan terus memakan makananku hingga habis.

"Situasiku mungkin tidak separah kalian. Tapi... Belakangan ini... Aku benar-benar mengalami kegagalan. Sepertinya... Aku perlu bersekolah lagi."Kata Kakek Foregin

"Begitukah? Kakek belum mencobanya dengan kemampuan kakek yang sebenarnya. Aku yakin suatu saat kakek bisa menyelamatkan pasien Anda."Kata Nia yang memotivasi

"Terima kasih, Tania. Aku akan berusaha dulu."Kata Kakek Foregin

"Sama-sama."Kata Nia lalu disusul dengan senyuman hangat darinya

"Corwin, apa yang terjadi? Katakan padaku."

Eh...

Aku menengok ke kiri dan melihat melihat Corwin yang memegang kepalanya. Ia juga memejamkan matanya.

"Corwin,"

Ia membuka matanya dan melihatku.

"Se... Selamatkan... Ne-nek... Tasya!"

"A... Apa?! Memangnya apa yang terjadi pada nenek?"Tanyaku

"Be... Beliau... Di... Dia..."

AAARRGGHH!!!!

Aku kembali panik melihat keadaannya. Seketika, ia jatuh pingsan dan kakek yang berdiri di belakangnya menahannya.

"Corwin!"

"Kakak Corwin..."

"Co... Corwin,"

The Beginning of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang