Flashback Time Part 2

13 2 0
                                    

"Baiklah. Pada saat itu, di sore hari di dojo kita. Kay pulang ke rumah saat semuanya sudah selesai. Jadi hanya aku, Corwin, dan Zaide yang ada di dojo. Aku menutup pintu setelah aku melambaikan tanganku pada Kay yang sudah agak jauh dari dojo.

"Aku masuk ke dalam melewati halaman dan bertemu Corwin. Dia berkata, John, apa Kay sudah pulang? Dan aku menjawab, sudah. Akhirnya kami masuk ke kamar murid bersama. Dan Zaide... Dia sedang berdiri di kolam. Mengamati ikan-ikan yang dirawatnya saat itu.

"Memang kami berdua di kamar selalu saja bercanda. Dan Corwin menceritakan bahwa dia sangat senang berada di dojo. Banyak hal yang dia pelajari dari gurunya, Zaide. Dan aku juga bilang bahwa jika diajarkan oleh Sensei Lord, pasti lebih cepat bisa daripada diajarkan Zaide.

"Tapi Corwin bilang kalau dia lebih suka jika diajarkan oleh Zaide daripada ayah. Karena Zaide selalu baik pada muridnya. Aku memang berpikir demikian, jadi aku anggukkan kepalaku. Lalu, aku berpikir tentang Kay. Aku khawatir apakah dia sudah di ada di rumah atau belum. Tapi... Aku yakin pasti Kay sudah sampai.

"Banyak cerita yang keluar dari mulut kita berdua. Ada saja yang kami tertawakan. Dan ada saatnya... Aku malu. Karena Corwin membicarakanku yang tertabrak pohon besar yang selalu jadi markas Zaide untuk berteduh.

"Memang sejak dulu Corwin selalu saja mempermalukanku. Dan aku selalu membalasnya dengan kelakuannya yang tidak sopan pada ayah saat mengajar. Akhirnya Corwin hanya bisa diam dan suasana kamar menjadi hening.

"Setelah itu, aku mendengar sebuah suara yang begitu mengejutkanku. Suaranya seperti orang yang jatuh di lantai koridor dojo. Aku segera berdiri dan membuka pintu kamar. Aku melihat kiri dan kanan. Dan setelahnya aku langsung terkejut melihat Zaide yang jatuh di koridor.

"Aku begitu panik dan langsung memanggil Corwin yang masih marah. Tapi setelah dia mendengar apa yang terjadi, dia langsung jadi yang pertama untuk mendekati gurunya itu. Aku memang tahu itu. Selain sebagai seorang guru, Zaide adalah sahabat yang paling dia sayangi daripada yang lain.

"Tak lama aku juga sampai di lokasi. Yaitu di depan ruang keluarga. Aku sudah melihat Corwin yang sudah menggotong Zaide sendirian. Aku memang sempat bertanya-tanya. Tapi kata Corwin, mungkin hanya jatuh biasa. Ini sudah sering terjadi di sini. Apalagi alas kaki Zaide sangat licin.

"Tapi tidak biasa bagiku. Harusnya dia bisa berdiri sendiri dan bilang, aku tidak apa-apa. Ini hanya kecelakaan kecil. Tapi saat ini, kuperhatikan dia yang tampak tak sadarkan diri di samping Corwin. Aku begitu khawatir. Apalagi aku tahu bahwa Zaide adalah kakakku. Tapi aku terus saja merahasiakannya. Apalagi Zaide belum tahu siapa diriku sebenarnya.

"Malam pun tiba. Sebagai seorang pengurus atau asisten Zaide saat itu, aku menjaganya di kamarnya semalaman. Dan Corwin ikut menemaniku. Katanya dia tidak akan tidur tanpaku. Tapi aku menolak. Aku menyuruhnya tidur saja di kamar murid. Tapi dia menolakku.

"Tiba-tiba terdengar suara lemah yang memanggil namaku. Ternyata dialah guru kita yang baru saja terbangun. Dia bertanya-tanya apa yang telah terjadi padanya. Aku hanya bisa menggeleng dan bilang bahwa sepertinya kau hanya terpeleset seperti biasanya.

"Dan setelahnya dia segera terbangun dan berlari menuju kamar mandinya.

The Beginning of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang