Prolog

87 4 0
                                    

Drap drap drap....

Aku berlari sekuat tenaga menghindari dia yang haus darah.

Entah apa yang terjadi, tapi dia mengejarku.

Ku lewati kabut tebal tanpa arah. Yang penting aku bisa jauh darinya.

Ku mohon!

Tolonglah aku!

Tolong jauhi aku dari orang ini!

Aku tak bisa menahannya lagi!

Sudah hampir dua bulan ini terjadi. Tapi aku tak bisa menghindarinya. Mimpi buruk ini terus saja menghantuiku.

Aku berhenti sejenak karena terlalu lelah.

Hosh... Hosh...

Aku memejamkan mataku dan mengusap keningku yang basah. Lalu kubuka mataku dan manusia berdarah itu berada di hadapanku.

"Kay, tolonglah aku! Jangan lari dariku! Aku hanya butuh bantuanmu."

"AAAHHH!!!!!"

Setelahnya, ku lihat sebuah ruangan yang gelap. Aku langsung terbangun dan melihat sekeliling.

Hosh hosh hosh...

Jantung berdetak kencang tak karuan. Rasanya jantungku ini hampir saja copot.

"Kau mimpi buruk lagi, Kay?"

"AAHHH!!"

Aku begitu terkejut mendengar suara itu. Dan aku langsung menengok ke kanan.

"Kay, ini hanya aku. John."

Aku melihat John yang tampak begitu khawatir padaku. Hampir setiap hari wajahnya seperti itu. Ia tertunduk. Suara air terdengar jatuh ke selimut yang halus nan lembut.

Ia menangis. Semua ini tentang diriku yang mengalami tragedi mimpi buruk sejak saat itu.

Ia menakutiku setiap malam. Ia bagaikan ketakutan malam yang tak pernah usai.

"Kalian berdua kenapa bangun di tengah malam begini?"

Aku melihat Corwin yang bangkit dan langsung memeluk kawanku yang paling muda itu.

"Ini masih tentang mimpi aneh itu, kan? Kau sudah menjalaninya selama dua bulan. Aku tahu perasaanmu. Apalagi setelah Zaide hilang. Hidupmu, hidup kita, semua menjadi semakin berat saja."

Aku hanya terdiam duduk di tempat tidurku. Kadang, wajah seram itu muncul di dalam pikiranku. Dia sudah menghantuiku selama ini!

Dan... Corwin benar. Zaide hilang di pagi hari setelah keadaannya kembali memburuk saat ia masih dirawat. Aku hanya bingung mengapa dia bisa hilang di saat seperti itu.

"Apa mimpi itu masih sama?"Tanya Corwin

Aku melirik Si Hitam itu dan aku mengangguk pelan. Mau bagaimana lagi? Orang yang sama sudah membuatku tersesat dalam dunianya yang kejam.

Si Seram Haus Darah itu.

Entah mengapa bisa begini, tapi orang itu muncul tiba-tiba dan menghantuiku

Padahal... Dulunya kami hidup tenang dan berbahagia.

Sudah lama ia begini. Maksudku John. Setelah kepulangannya dari Kerajaan Wood waktu itu, ia langsung kehilangan kakaknya.

Setelah itu... Bayangan dari orang berdarah itu menghantui pikiranku. Dan Corwin sempat marah padaku.

Aku ingin bertahan. Tapi tak bisa.

Mencoba untuk menghindar. Mencoba untuk bahagia.

Tapi semua itu gagal. Karena aku benar-benar ketakutan saat ini.

The Beginning of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang