Zaide's Story and Nightmare

14 2 0
                                    

18th June 2016 on 20.10 PM

"Ia bersama temannya itu berjalan di pagi hari melintasi jalan terlarang di gunung itu. Tapi anehnya seseorang melintas dengan kencang dan menabrak Erin hingga terpental jauh. Mobil itu terus saja berlari dengan kencang melintasi gunung dan temannya langsung berlari juga untuk mengejar mobil sambil mencari temannya. Tapi sayang dia tidak pernah ditemukan dan... Pelakunya juga tidak ditemukan."

"Aku yakin pelaku tabrakan itu diperkirakan seorang perempuan yang tengah stres. Dan Erin tidak pernah ditemukan lagi. Tapi ternyata, sebuah kejadian ganjil terjadi padanya. Dan itu bisa membuatnya menjadi seseorang yang berbeda.

"Aku tidak tahu apa lagi kelanjutannya. Tapi setidaknya... Itu bisa membuat kalian takut.

"Ok. Ceritanya sudah tamat. Bagaimana?"

Aku dan John bertepuk tangan dengan wajah yang ketakutan karena cerita barusan. Itu bisa kubilang cerita horor bercampur misteri.

"Zaide, ka... Kau bisa saja mem... Membuat kami berdua takut. Apa itu cerita nyata?"Tanyaku

"Hahaha... Itu hanya karanganku saja. Kalian tidak perlu takut begitu."Kata Zaide yang langsung mengacak rambutku dan John

"Ah.... Hentikan itu, Zaide! Kebiasaan ini tidak pernah berhenti!"Kata John setengah berteriak

"Baik, baik."

Zaide langsung berhenti dan tertawa kecil.

"Haha... Lagipula aku tidak tahu tentang orang berdarah yang ada dimimpi Kay. Kalau awalnya seperti itu... Itu sangat membuatku merinding."

"Iya. Aku juga belum tahu mengapa dia selalu di dalam mimpiku. Apa jangan-jangan dia akan datang dan menyerang keluarga kita?"Tanyaku

"A... Aku... Tidak yakin."Jawab Zaide dengan nada sedikit takut

"Ada apa? Kau takut juga?"Tanya John

"Se... Sepertinya begitu. Tapi...

"Siapa yang mau cerita lagi?"Tanya Zaide yang langsung memulai kembali acara ini

"Le... Lebih baik kita tidak usah melanjutkannya, Zaide. Ceritamu sudah terlalu seram. Dan kau sendiri juga takut, kan?"Tanya John kemudian mengambil bantal dan memeluknya dengan kuat

"Baiklah kalau begitu. Tidurlah. Aku akan menunggu Corwin."Kata Zaide yang beranjak dari tempatnya dan duduk di ranjangnya

"Baiklah. Ayo, John."Kataku yang langsung berdiri, kemudian membantu John berdiri

John pun berdiri dan kami pergi ke ranjang kami masing-masing.

Aku duduk di ranjangku, kemudian berbaring. Kupejamkan mataku dan mencoba untuk tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku dan Tania sedang berjalan santai mengelilingi indahnya desa dingin ini.

"Hahaha... Kau ini tahu saja apa yang kulakukan."

"Tentu saja, kak!"

Dan aku melihat sebuah mobil yang melaju sangat kencang ke arah kita. Terlihat seorang lelaki yang mengendarai mobil dengan ekspresi tersenyum layaknya penjahat.

Dan... Adikku tertabrak oleh mobil itu. Mobil itu berhenti dan orang itu turun. Aku sendiri sibuk membangunkan Nia yang tak sadarkan diri.

"Nia, Nia! Bangunlah, Nia!"

"Hmp... Sempurna."

Aku menengok ke belakang dan melihat seseorang berambut pirang yang berdiri di belakangku yang tersenyum dengan liciknya.

"Apa maksudmu dengan sempurna, Zaide?! Kau sudah menabrak adikku! Apa kau tidak sadar?"

"Tentu saja aku sadar. Kau tidak ingat siapa diriku... Yang kedua?"

Aku berdiri dengan cepat dan menahan amarahku.

"Kau menahannya? Sungguh lemah!"

"Kau yang lemah! Apa kau tidak bisa membunuh adikku dengan cara yang lain seperti mematahkan semua tulangnya?! Aku tak percaya bahwa kau... Kau yang satunya lagi ada dihari yang tenang ini!"

Aku mengepalkan tanganku dan bersiap untuk memukulnya dengan kencang. Aku menutup mataku dan saat aku membukannya, aku akan langsung memukulnya.

"Kay, kau baik-baik saja, kan?"

Aku membuka mataku lagi. Dan aku melihatnya yang ada di atasku. Aku langsung memukul wajahnya. Dan ia langsung jatuh.

AAARRGHHH!!!!

"Apa kau puas? Apa kau puas dengan pukulanku ini? Kau telah menabrak adikku!"Teriakku

"Zaide, kau tidak apa-apa, kan? Apa ada yang bengkak?"Suara Corwin langsung terdengar

Aku segera bangkit dan melihat kamar hotel. Dan aku sadar bahwa tadi hanyalah mimpi. Dan aku memukul Zaide yang sebenarnya.

Zaide yang baik dan tidak bersalah.

"Um... Zaide,"

Zaide melihatku sambil mengelus wajahnya.

"Maafkan aku."Kataku

Zaide hanya tersenyum manis dan mengangguk pelan.

"Tidak masalah. Aku hanya butuh es saat ini."Katanya

"Zaide, biar aku bantu kau."Kata Corwin yang sudah ada disamping Zaide

"Tidak usah. Aku bisa sendiri. Kau bicara saja dengan Kay sambil menunggu John bangun."Kata Zaide yang langsung berdiri dan pergi

"Zaide,"

Zaide kembali melihatku.

"Kau tidak apa-apa, kan? Kau benar-benar memaafkanku, kan?"Tanyaku

"Aku baik-baik saja. Dan pastinya aku memaafkanmu. Untuk apa aku harus menyimpan dendam padamu? Kita tidak boleh seperti itu. Itu sikap yang buruk."Jawab Zaide

Aku mengangguk dan tersenyum. Kemudian Zaide pergi keluar.

The Beginning of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang