Can't Let You Go Part 2

29 2 1
                                    

"Tidak bisa."

"Mengapa? Mengapa tidak bisa kakek? Andalah yang paling bisa kami percaya untuknya! Tolonglah kakakku sekali lagi, kek."Kata John yang bergerak menuju kakaknya

"Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak yakin dengan berbagai rencanaku! Semuanya sia-sia!"Kata Kakek Foregin

Aku berlari kecil mendekati Kakek Foregin dan berhenti di belakangnya.

"Ada apa dengan Anda, kek? Ini bukanlah Anda yang lama! Aku tidak percaya dengan para dokter itu, kek! Aku hanya percaya pada Anda!"Kataku

"Aku... Tidak bisa.

"Aku tidak bisa lagi!

"Aku benar-benar tidak mampu!

"Aku sudah tak tahan lagi!

"Aku sudah lelah menghadapinya! Lebih baik kubunuh dia agar kalian tidak memintaku lagi untuk melakukan apapun untuknya!"

Tiba-tiba tangannya masuk ke dalam saku pakaiannya dan mengeluarkan sebuah pisau tajam di dalam sarungnya. Kemudian, ia buka sarung itu dan tampaklah sebuah pisau tajam yang bersinar.

"Anda..."

Wajahku langsung memucat setelah melihat pisau itu. Mataku terbuka lebar juga. Dengan ketakutan, aku langsung berlari menuju John dan Zaide yang masih berdiri di dekat pintu.

"Zaide!"

Aku berlari sampai aku mendapatkan tangan kanannya dan membuka pintu. Kemudian aku menariknya berlari bersamaku menuju kamar.

"Apa yang salah dengan ayah?"Tanya Zaide pelan

"Kau masih menganggapnya sebagai ayahmu? Aku tidak tahu! Tapi tentunya dia akan membunuhmu!"Jawabku

Drap drap drap drap drap.....

Aku menggenggam kuat tangan Zaide yang hangat dan halus sambil terus berlari menuju kamar setelah sampai di lantai 2.

Drap drap drap....

Blam...

Aku langsung masuk ke dalam kamar bersama Zaide dan menutup pintunya.

Brak...

Hosh... hosh.... hosh....

Aku melihat Zaide yang tampak lelah di dekatku. Setidaknya dia selamat.

"Terima kasih, Kay."

Aku mengangguk sambil mengatur napas.

"I... Ini kamar kita, ya?"Tanya Zaide

"Ya. Kau benar. Ini kamar kita berempat."Jawabku

Tap tap tap...

"Tidak kusangka akan sebesar ini."

Zaide berkeliling melihat kamar.

"Ya... Aku juga begitu."Kataku yang kemudian berjalan mendekatinya

"Bagaimana dengan John, Tania, dan Corwin?"Tanyanya

"Hm... Semoga mereka baik-baik saja."Jawabku

Zaide terus berjalan hingga menyentuh sebuah kaca jendela yang dingin.

"Aku tidak bisa menghindar dari salju-salju itu. Mereka menghiburku setiap musim dingin."

"Ya. Dan itu dingin."Kataku yang mengambil selimut putih kecil yang tebal dan berbulu dan langsung memberikannya pada Zaide

"Terima kasih, Kay."

Ckrek...

Ngek...

Udara dingin masuk ke dalam setelah ia membuka jendela kamar.

"Tak kusangka semua ini akan terjadi begitu saja. Apa yang membuat kalian seperti itu? Kalian membuat kakek ingin membunuhku. Dan kau membuatku takut, Flame.

"Apa yang kau lakukan? Aku tahu kalian bermaksud baik. Tapi... Kau harus melakukannya dengan baik bersama adikku itu."

Zaide menopang tubuhnya pada dinding. Tangannya memegang teralis hitam. Aku hanya diam memandangnya sambil memeluk diriku sendiri. Angin dingin terus saja masuk dan mengayun segalanya yang ringan.

Tirai hitam beranyun dengan teraturnya diikuti dengan selimut putih berbulu itu. Dinginnya hari tak bisa dirasakan oleh Zaide Lord. Dia tak bisa menolaknya sama sekali.

"Kay, tolonglah aku. Aku tahu kau adalah seseorang yang baik. Aku pun tahu kau juga ingin mengubah sikapmu. Tolong jagalah dia. Jagalah mereka juga. Aku selalu meminta tolong pada siapa saja. Aku selalu mengatakan ini. Tapi... Jagalah John.

"Hanya dialah yang bisa menghentikanku di masa yang 'kan datang. Masa yang suram penuh dengan kesedihan dan kejahatan."

The Beginning of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang