"Tempat apa ini?" tanya Kendall begitu Harry membawanya masuk ke sebuah tempat yang dipenuhi oleh laki-laki dan minuman keras. Sekelompok orang duduk melingkar di sebuah meja bundar dengan memegang kartu dan segelas rum.
Dan jika ditanya mengapa Kendall bisa mau pergi kencan bersama Harry hari ini, jawabannya adalah Harry menculiknya. Begitu Kendall selesai sarapan pagi ia kembali ke kamarnya dan Harry sudah berada disana menunggunya. Ia berkata jika Kendall menolak untuk dibawa pergi, Harry mengancam akan terjun dari balkon kamarnya.
Sederhana tapi efektif.
"Edward!" seru seseorang yang akrab di sapa Jammie. Ia melambaikan tangannya pada Harry begitu ia melihat pria keriting itu di ambang pintu bar.
"Hai, Jammie." Harry berjalan ke arahnya diikuti oleh Kendall. Wajah putri itu sedari tadi menggambarkan kecemasan. Ia tidak suka suasana ruangan yang hanya dipenuhi oleh laki-laki.
"Kau membawa siapa?" tanya Jammie sembari mendongakkan wajahnya.
"Tebak siapa?"
"Kekasih barumu?"
Harry tergelak dan duduk di sampingnya, "Dia cantik, bukan?"
Sontak mendengar ucapan Harry barusan membuat wajah Kendall langsung merona merah. Tapi ia masih tidak mengerti mengapa Harry membawanya kemari. Katanya mereka akan kencan, mengapa malah ke tempat bar perjudian?
"Ya, dia cantik. Sangat cantik." Akunya. "Tapi kurasa aku pernah melihatnya." Kening Jammie mengerut dengan cepat seraya memikirkan siapa sosok gadis yang ada di samping Harry itu.
"Jangan berani-berani menyentuhnya."
Jammie tergelak, "Oke. Jadi kau mengajaknya kemari untuk bermain?" Ia memperbaiki posisi duduknya ke arah meja.
Harry hanya tersenyum miring sembari menyuruh Kendall duduk di sampingnya, tapi ia menolak karena ia tidak tahan dengan aroma tubuh pria-pria yang ada di sekeliling meja itu.
"Aku berdiri saja." ujarnya.
"Kau yakin?"
Kendall mengangguk. Harry pun memulai permainan dan menaruh beberapa koin ke tengah-tengah meja, "Ayo berjudi."
Permainan pun dimulai. Harry mendapatkan kartu yang cukup bagus. Mungkin kali ini ia tidak perlu bantuan dari Louis untuk menang.
"Oh ya, ngomong-ngomong dimana William?"
"Dia sedang tidur di kamarnya. Semalaman ia habis berburu gadis."
Jammie membuka mulutnya lebar-lebar, "Memburu gadis dimana?"
Harry tergelak, "Kapan-kapan kuberi tahu." Tuturnya, "Oh ya, Kendall. Apa kau mau memesan minuman?" tanyanya tanpa memalingkan wajahnya ke belakang. Tapi gadis itu tidak menjawab. "Kendall??" sahutnya lagi.
Detik itu juga Harry menatap pria yang duduk di hadapannya selama beberapa saat sebelum menoleh ke belakang.
Dan ya, ternyata Kendall sudah tidak ada di tempatnya. Sontak Harry langsung menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan, tapi Kendall tetap tidak ada. Pangeran Harry pun bangkit dari kursinya dan berlari ke luar bar. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri tapi Kendall sudah tidak ada di jangkauannya.
"Nyonya apa kau melihat gadis cantik bertudung putih keluar dari bar ini?" tanyanya terburu-buru pada seorang wanita paruh baya yang lewat di hadapannya.
"Gadis cantik bertudung putih? Ya, tadi ia pergi ke sana." Ia menunjuk ke sebuah tikungan sempit yang ada di sebelah kiri Harry.
"Terimakasih." Harry langsung berlari secepat mungkin ke arah tikungan itu. Tapi ia masih belum menemukan gadis yang ia cari. Ia pun terus berlari hingga nyaris terpeleset oleh jalanan yang licin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)
FanfictionCerita ini berkisah tentang perjuangan cinta, pengorbanan, serta untuk mencari tahu apa itu arti ketulusan. Semua berawal dari tiga kerajaan terbesar yang memiliki hubungan erat dan telah terjalin cukup lama. Namun, ketika sesuatu yang tak pernah di...