Chapter 29 (Revisi✔️)

11.2K 1K 69
                                    

***
Aku tahu, aku bukan seorang gadis suci. Aku tahu, Kau membenciku karena aku selalu meragukan-Mu. Aku juga tahu, bahwa aku tidak layak untuk meminta kepada-Mu. Namun aku mohon sekali ini saja... Tuhan, aku sangat mencintainya. Aku hanya ingin melihatnya sekali lagi. Entah hanya dalam halusinasi atau hanya dalam mimpi... Aku ingin mendengar suaranya yang menyerukan namaku. Aku ingin merasakan sentuhan hangatnya di kulitku. Aku hanya ingin bisa meraih sosoknya yang berada di dekatku. Aku tahu ia tidak pernah pergi jauh dariku. Aku tahu saat ia berkata ia akan kembali, ia pasti akan datang padaku...

Kendall terus berdoa di dalam hatinya. Ia menggenggam erat-erat kalung salib pemberian Harry yang tidak pernah ia lepaskan dari lehernya. Gadis itu tidak pernah menyerah. Meskipun ia tahu permintaannya adalah hal yang mustahil, tetapi ia tidak pernah berhenti meminta dan berharap. Kekuatan cintanya membuat dirinya yakin bahwa Harry akan selalu ada untuknya.

Namun, bagaimana mungkin Tuhan mengembalikan seseorang yang sudah tiada? Sudah dua minggu lebih sejak Louis memberitahunya bahwa Harry sudah tewas walaupun jasadnya tidak temukan. Apakah mungkin jika Harry bisa kembali? Jikalau ia masih hidup mengapa ia tidak kunjung datang padanya? Mungkin ini saatnya untuk Kendall agar menyerah. Mungkin ini saatnya untuk Kendall merelakan bahwa Harry memang sudah pergi untuk selamanya.

Kendall terus merintih dan membungkuk hingga tulang-tulang punggungnya dapat terlihat dengan jelas. Aku jamin siapa pun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Gadis itu sudah terlalu menderita mengetahui kepergian Harry.

Bisa-bisa Kendall malah menyusul Harry ke surga jika kondisinya terus memburuk.

Tapi apakah Tuhan memang setega itu padanya?

Bukankah Tuhan tidak akan menghukum hamba-Nya melebih batas kemampuannya?

Tuhan, kumohon kembalikan Harry padaku...

"Kendall...."

Tiba-tiba saja air mata Kendall berhenti mengalir dalam seketika. Begitu ia mendengar namanya dipanggil, ia langsung menegapkan tubuhnya secara perlahan. Kendall melenguh mendengar suara yang memanggil namanya itu. Mulutnya sedikit terbuka sembari tidak mempercayai suara familiar yang ia dengar. Ketika ia menoleh, ia pun sadar bahwa Tuhan mungkin lebih dari sekedar mendengar doanya.

"Kendall..."

Dilihatnya Harry yang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu terlihat begitu nyata tidak jauh dari hadapannya. Kontan Kendall langsung berusaha berdiri dengan seluruh sisa tenaganya. Ia berjalan gontai sebelum mempercepat langkah kakinya dan berlari menuju pelukan pria yang telah ia tunggu kehadirannya.

"Harry." desahnya tepat disaat sang kekasih memeluk tubuhnya erat-erat.

Harry seakan tahu bahwa gadis itu akan terjatuh jika ia tidak mendekapnya. Tubuh Harry yang penuh dengan keringat serta lumpur tidak membuat Kendall enggan untuk membalas pelukannya itu.

Keajaiban seolah datang pada Kendall. Ia tidak hanya mendapati Harry memanggil namanya tetapi ia benar-benar dapat merasakan sosoknya yang begitu nyata. Harry masih hidup.

"Kendall, aku merindukanmu. Aku sangat sangat teramat merindukanmu." Ujar Harry lirih seraya mencium puncak kepala Kendall berkali-kali. Air matanya membasahi wajahnya yang merah. Bibirnya bergetar menahan suara tangisnya yang semakin menjadi-jadi.

"Harry, kau kembali..." desah Kendall. "Aku tahu kau pasti kembali." Isaknya.

Kini pria itu melepaskan pelukannya dan memegang wajah Kendall dengan kedua tangannya. Ia memandangi wajah Kendall yang jelas-jelas berbeda dari terakhir kali ia melihatnya. Kurus dan mengerikan.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang