Chapter 7 (Revisi✔️)

11.9K 1.1K 28
                                    

"Aku menyerahkan semuanya padamu. Namun, jika boleh aku menyarankan lebih cepat lebih baik." Ujar Ratu Maleek.

"Aku berpikir bulan depan adalah waktu yang bagus dan tepat. Kita bisa merencanakan sebuah pernikahan yang megah, bukan begitu, Lily?" ibunya bertanya.

Yang ditanya hanya mengangguk dan mengulum senyum. Duduk di samping Zayn membuatnya gugup bukan main hingga ia tidak banyak bicara seperti biasanya.

"Aku setuju denganmu. Zayn, kau tidak keberatan bukan jika pernikahanmu dilangsungkan empat pekan lagi?"

"Ya, tentu saja aku tidak keberatan." Ujarnya.

"Baguslah." Sang Ratu tersenyum lebar. Ia senang anaknya akan segera menikah dan yang pasti ia tidak sabar untuk menimang cucu.

"Jadi kalian berencana akan memiliki berapa orang anak?" tanya Liam tiba-tiba.

Lily langsung tersedak ketika ia menelan makanannya sementara Zayn hanya tersenyum miring menanggapi pertanyaan yang dianggapnya lucu itu.

"Liam..." desis sang adik. Wajahnya merah padam sembari melirik ke arah Zayn.

"Ada apa? Aku kan hanya bertanya."

"Tapi itu masih terlalu jauh."

"Terlalu jauh bagaimana? Ketika sepasang manusia sudah menikah tentunya mereka akan berencana untuk memiliki keturunan bukan?" tangkas Ratu Elizabeth.

"Sudahlah, malam ini kita sudah terlalu banyak membicarakan soal pernikahan dan menghujani mereka berdua dengan banyak pertanyaan. Well, Zayn, kudengar kau berhasil mengusir para perompak Duram, apa itu benar?" ujar Raja Ironshire.

Zayn mengambil sebuah serbet dan mengelap bibirnya sebelum mulai berbicara, "Ya, aku dan prajuritku menyerang markas mereka dan membakarnya. Pada awalnya kami memang sedikit kesulitan karena daerah mereka dijaga dengan begitu ketat. Tapi berkat bantuan dari kerajaan Emperall, kami berhasil. Strategi menyerang mereka sangat bagus dan berani."

"Emperall? Ah bukankah salah satu Putri dari kerajaanmu juga akan menikah dengannya?" tanya Ratu Elizabeth.

"Pernikahan lagi, pernikahan lagi. Istriku, kumohon hentikan topik seperti itu. Aku yakin mereka bosan mendengar kata 'pernikahan'."

Kontan seisi ruang makan terkekeh mendengar ucapan Raja Ironshire tersebut terkecuali Zayn. Tapi yang dikatakan Raja memang benar, begitu Lily bergabung di meja makan tadi, mereka langsung membahas pernikahan Zayn dan Lily.

"Oh ya kudengar kau terluka saat memata-matai orang-orang Duram itu, Pangeran Liam. Apa kabar itu benar?"

Liam langsung meneguk air di gelasnya, "Ah ya itu benar. Aku terkena anak panah mereka dan tak sadarkan diri di dalam hutan."

"Lalu bagaimana kau bisa selamat?"

Liam tersenyum dan tiba-tiba saja wajahnya memerah secara perlahan, "Salah seorang penduduk yang tinggal di dekat sana menolongku. Ia merawatku hingga sembuh."

"Wow, kau sungguh beruntung kalau begitu."

Senyuman Liam semakin melebar, ia bahkan menundukkan kepalanya untuk menutupi senyuman di wajahnya itu. Dan tentu saja wajah Amanda kembali muncul di kepalanya. "Ya, aku memang beruntung. Aku berhutang nyawa padanya."

"Aku yakin sampai kapanpun kau tidak akan melupakan jasanya."

Liam mengangguk membenarkan. Jangankan jasanya, wajahnya saja tidak pernah terlupakan oleh Liam sedikit pun hingga saat ini.

"Kau benar. Well, apa kau pernah memimpin sebuah peperangan sebelumnya, Zayn?"

"Ya, sebelum memberantas orang-orang Duram itu aku pernah memimpin sebuah peperangan di blok Barat."

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang