Chapter 17 (Revisi✔️)

10.2K 1K 81
                                    

"Benarkah kau menganggap wortel-wortel itu seperti anakmu sendiri?" tanya Yang Mulia Ratu sembari menahan suara tawanya. Ia sedang berbincang-bincang dengan salah seorang rakyatnya yang ia panggil untuk datang menghadap padanya.

"Benar sekali, Yang Mulia. Bahkan tidak jarang aku menyelimuti mereka dengan terpal saat hujan badai menghadang. Aku seolah bisa mendengar mereka menangis memanggil namaku." Tiba-tiba pemuda itu meniru suara tangisan bayi di hadapan sang Ratu yang sudah tidak bisa lagi menahan tawanya.

"Well, kuperhatikan kau hampir setiap hari mengirimi kami sayur mayur dari kebunmu." Ujar Ratu. "Boleh aku tahu siapa namamu, pemuda?"

"Namaku Niall, Yang Mulia. Niall Horan."

Ratu mengulas senyum, "Hmm... boleh aku tahu dimana kau tinggal?"

"Aku tinggal di perbatasan. Tepatnya di dalam hutan. Well, tidak banyak orang yang mengetahui tempat antah-berantah itu, Yang Mulia." Niall terkekeh.

"Begitu? Kami sungguh menyukai sayur mayur yang kau berikan. Kualitasnya sangat baik dan segar. Kau petani yang hebat."

Niall tergelak dan menunduk, "Terima kasih atas pujiannya, Yang Mulia."

"Yang Mulia." Sahut Putri Demetria yang baru tiba di singgahsana ibunya. Ia terlihat terburu-buru memasuki tempat itu setelah mendapatkan kabar mengenai Lily dan kerajaan Ironshire.

"Ah? Putriku. Kemarilah, ku kenalkan kau pada seseorang." Ratu menjulurkan tangannya pada Demi.

Kontan, Demi langsung menoleh ke arah pemuda pirang yang sedari tadi berlutut di hadapan ibunya itu. "Kau??" matanya terbuka lebar.

Ratu langsung melirik keduanya dengan heran, "Kau mengenalnya?"

"Yyyaa..." ujar Demi ragu-ragu masih memandangi Niall yang tersenyum padanya. "Aku sering melihatnya mengantarkan sayur-sayuran itu. Mengapa Yang Mulia membawanya masuk?" Kini ia menoleh ke arah sang Ratu.

"Aku ingin berterima kasih padanya karena ia sudah sering repot-repot datang kemari hanya untuk memberikan separuh hasil panennya pada kita, Demetria." Jelas sang ibu.

Demi tergelak, "Oh, begitu? Mungkin ibu bisa memberinya sedikit imbalan. Bagaimana?" tuturnya, mengingat beberapa hari yang lalu Niall meminta Demi untuk menikahinya sebagai imbalan. Mungkin jika Ratu memberikan sedikit koin emas padanya, ia akan melupakan niatannya untuk menikahi Demi.

"Kau benar." Tukas sang Ratu. "Tuan Horan, apa kau sedang menginginkan sesuatu untuk saat ini? Mungkin kami bisa membantumu." tawarnya.

Tiba-tiba Niall menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tergelak, "Sebenarnya memang ada, tapi aku tidak yakin apakah Yang Mulia bisa membantuku atau tidak."

"Mengapa begitu? Katakan saja padaku apa maumu. Aku bisa memerintahkan orangku untuk mengurusnya."

Lagi-lagi Niall tergelak, "Sebenarnya aku menginginkan seorang istri."

"Apa?"

"Ya. Umurku kan sudah cukup untuk menikah, Yang Mulia. Jadi aku—"

"Kau ingin menikah?"

Mendengar omongan sang Ratu, otomatis Demi langsung membuang muka. Ia mengumpat dalam hati karena petani itu masih saja berharap terlalu tinggi.

Niall mengangguk pelan, "Ya."

"Apa kau sudah memiliki calonnya, tuan Horan?"

Niall memiringkan kepalanya, "Umm, kira-kira begitu. Tapi sayangnya ia tidak mau menikah denganku."

Detik itu pula Ratu langsung memandangnya prihatin, "Bagaimana mungkin ada wanita yang menolak pemuda baik sepertimu? Hatinya pasti terbuat dari baja."

Sontak Demetria langsung memandangi ibunya dengan pandangan tidak percaya. Ibunya sendiri mengatai dirinya berhati baja?

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang