Chapter 10 (Revisi✔️)

12.3K 1.1K 45
                                    

Burung-burung gereja berkicau indah pagi ini. Suaranya benar-benar menentramkan detak jantung Lily yang sedang tidak karuan karena Zayn berada di sampingnya sekarang. Suasana taman bunga di kerajaan Ironshire begitu enak untuk dipandang. Ditambah lagi terdapat sebuah air mancur besar di tengah-tengah taman bunga itu.

"Tumben kau datang kemari, Yang Mulia. Apa terjadi sesuatu?"

Zayn memalingkan wajahnya pada Lily. "Tidak. Aku hanya ingin mampir saja."

Sebenarnya Demetria yang menyuruhku—atau memaksaku lebih tepatnya. Batin Zayn.

"Pagi-pagi begini? Memang kau habis dari mana?"

"Hanya berjalan-jalan mencari angin." Dustanya.

Lily tergelak, "Mencari angin sampai kesini?" Putri itu berjalan ke arah taman bunga Buttercup-nya. Ia memetik sebatang bunga kuning itu dan memberikannya pada Zayn.

"Apa ini?" tanya Zayn.

"Buttercup. Setiap tangkainya memiliki jumlah kelopak yang berbeda-beda. Jika kau beruntung, mungkin kau bisa tahu kalau orang yang kau sukai juga menyukaimu." Lily kembali mengembangkan senyumannya. "Apa kau pernah memainkannya saat masih kecil?"

Zayn menggeleng.

"Aku sering sekali melakukannya. Terkadang aku juga menggunakan bunga Marigolds, hanya saja kelopaknya terlalu banyak. Aku jadi lelah sendiri merontokan kelopaknya satu-persatu." Lily terkekeh singkat.

"Oh? Well, sayangnya aku tidak percaya hal semacam itu."

"Begitu kah? Berarti kau sama dengan Liam." Lily mendengus, "Kau jelas-jelas memiliki banyak kesamaan dengannya."

Zayn hanya tersenyum dan memandangi lantai marmer di bawah kakinya selama beberapa saat, "Oh ya, ngomong-ngomong soal kakakmu, di mana ia sekarang? Aku tidak melihatnya sejak tiba di gerbang kastil."

"Ah? Entahlah, aku juga tidak tahu. Akhir-akhir ini Liam sering berpergian keluar tanpa berkata kemana ia akan pergi." Lily kembali mendengus, "Kurasa ia menemui seseorang yang ia tidak ingin seorang pun mengetahuinya."

Kening Zayn berkerut, "Menemui seseorang? Siapa?"

Gadis berambut hitam itu menggidikan bahunya, "Entahlah. Aku tidak tau siapa orang yang ia temui. Tapi yang jelas—yang kuperhatikan selama ini—Liam jadi sering tersenyum seorang sendiri." ia tergelak. "Kurasa ia sedang jatuh cinta dengan seseorang. Tapi ia tidak mau menceritakannya."

Zayn ikut tergelak bersamanya, "Jatuh cinta katamu?"

"Ya." Lily memalingkan wajahhya pada Zayn. "Beberapa hari yang lalu ia mengambil bunga Buttercup-ku di atas meja. Pasti ia juga ingin meramalkan perasaan gadis yang ia sukai." Lily berjalan ke arah air mancur. Disentuhnya air jernih itu dengan buku-buku jarinya.

"Tadi kau bilang ia juga tidak percaya hal seperti itu."

"Orang bisa berubah pikiran, kau tahu?" Lily mengulas senyum. Ia terus berjalan mengelilingi air mancurnya. Sementara itu Zayn terdiam di tempat sebelum ia mulai ikut melangkah mengikuti Lily dengan sangat amat pelan.

"Kira-kira kapan ia kembali?" Zayn kembali memulai pembicaraan.

"Umm, entahlah. Mungkin nanti sore? Tidak pernah pasti kapan ia akan pulang. Ada apa? Sebenarnya kau kemari untuk mengunjungiku atau Liam?" godanya sembari menyembunyikan dirinya di balik air mancur.

Zayn tergelak, "Tentu saja mengunjungimu, sekaligus mengajak Liam untuk pergi berburu bersama."

"Ah? Berburu?" tanya Lily bersemangat. Ia langsung berjalan mendekat ke arah Zayn.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang