*Flashback*
Matahari sudah mulai terbit di ufuk timur. Regu yang dipimpin oleh Harry dan Louis sudah menunggu dari jarak setengah mil. Harry berharap-harap cemas memikirkan Zayn yang sudah hampir tiga puluh menit belum memberikan tanda untuk bisa memasuki gerbang utama.
Ia khawatir jika sesuatu terjadi pada Zayn seperti ia tertangkap atau bahkan langsung terbunuh di tempat. Namun rasanya itu mustahil. Jika memang Zayn gagal, pasti pasukan dari Eastfield itu sudah keluar dari gerbang dan menyerbu mereka.
Kini Harry hanya bisa menunggu dan menunggu. Para pasukannya sudah membujuknya untuk menyerbu namun Harry meminta mereka untuk tetap bersabar. Dan nyatanya tak lama setelah itu gerbang utama pun terbuka. Terlihat salah seorang pasukan mereka mengibar-ngibarkan obor—pertanda bahwa gerbang luar dan dalam telah dibuka.
Detik itu juga Harry menyerukan suaranya untuk menyerang. Serdadu kudanya langsung berlari dan menyerbu wilayah itu, dilanjut oleh Louis yang memimpin pasukannya di belakang.
Musuh mereka pun tidak tinggal diam. Para pengawal dari Eastfield langsung bersiap menghadang pasukan yang dibawa oleh Harry dan Sir Louis. Dan akhirnya baku hantam mulai terjadi.
Pasukan Harry langsung dihujani dengan ribuan anak panah. Satu persatu para pasukan tewas di tempat. Ditambah lagi saat mereka dihujani bola api, puluhan pasukannya langsung gugur seketika.
Akan tetapi Harry terus maju hingga ia berhasil melewati semua halang rintang yang ia terima. Kini barakuda yang dipimpin olehnya berhasil masuk ke dalam benteng kerajaan. Zayn yang sudah tiba disana terlebih dahulu terlihat sedang menghabisi para pasukan musuh yang mengerubunginya bersama para anak buah Harry yang masih bertahan.
Namun Harry harus tetap maju untuk memasuki kastil. Pangeran itu tidak ragu-ragu menebaskan pedangnya pada setiap musuh yang datang menghampirnya. Pertumpahan darah pun terjadi di dalam benteng kerajaan.
Sir Louis yang kini baru memasuki daerah tersebut langsung datang menghampiri tuannya. "Kita sudah kehilangan lebih dari setengah pasukan. Kita tidak bisa memaksakannya."
"Tentu bisa. Kita akan terus masuk dan—" ucapannya terhenti beberapa detik ketika ia harus menghindari anak panah yang datang ke arahnya. "Dan memaksa mereka keluar."
"Tapi—"
"Lakukan saja perintahku. Kau berjaga di pintu timur dan habisi mereka semua—" lagi-lagi sebuah anak panah datang ke arahnya. "Aku akan membawa Zayn bersamaku."
Ksatria Emperall itu langsung mengangguk. Tapi jauh di lubuk hatinya ia merasa khawatir pada Harry karena kini seluruh pasukan musuh mengincarnya untuk mati.
"Zayn!" sahut Harry seraya menolehkan kepalanya ke arah kastil. Seketika itu pula Zayn berlari ke dalam dan menyelesaikan misinya dengan sempurna yang dibantu oleh Harry.
*End of flashback*
Sir Louis baru saja menceritakan setiap kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Namun ada beberapa bagian yang tidak ia ceritakan karena ia sendiri kalap melihat kondisi Kendall yang masih meringkuk di lantai.
"Lalu apa yang terjadi? Bukankah itu tandanya kalian berhasil?" tanya Eleanor.
"Memang kami memenangkan peperangan. Bahkan kami berhasil bernegosiasi dengan mereka. Namun ternyata kami salah. Mereka tidak semudah itu menyerah."
*Flashback*
Harry dan Zayn berhasil membuat kesepakatan dengan Raja tersebut. Mereka sepakat jika Eastfield tidak akan menyerang Westfield selama kerajaan mereka tidak dihabisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)
FanficCerita ini berkisah tentang perjuangan cinta, pengorbanan, serta untuk mencari tahu apa itu arti ketulusan. Semua berawal dari tiga kerajaan terbesar yang memiliki hubungan erat dan telah terjalin cukup lama. Namun, ketika sesuatu yang tak pernah di...