Chapter 26 (Revisi✔️)

8.7K 1K 65
                                    

-Amanda's POV-

Pada dasarnya manusia memang diciptakan berpasang-pasangan. Namun tidak semuanya dapat bersatu di dunia, melainkan mereka akan bertemu di dunia yang selanjutnya. Dan aku percaya akan hal itu.

Saat ini aku berdiri di atas rerumputan hijau dan dikelilingi oleh pepohonan besar yang terasa begitu familiar di ingatanku. Aku berjalan dan menemukan sebuah pohon arbei yang biasa aku jumpai. Namun saat aku menyentuhnya, buah kemerahan itu malah menghitam dan perlahan mengering.

Aku tahu jelas bahwa saat ini aku sedang bermimpi—atau mungkin berada di dunia yang selanjutnya. Hanya saja aku tidak menemukan siapa pun di tempat ini. Aku berjalan seorang diri menyusuri hutan perbatasan yang kini suasananya menjadi begitu dingin dan berkabut.

Tidak ada satupun suara burung yang terdengar di telingaku. Tidak ada satupun kupu-kupu yang berterbangan di sekitarku. Aku benar-benar sendiri di tempat ini. Sepi dan sunyi.

Kulangkahkan kakiku menuju jalan setapak. Seharusnya aku sudah bisa melihat sebuah gubuk kecil di kejauhan, namun kali ini yang kulihat hanyalah sebuah lahan kosong. Sontak aku langsung berjalan cepat menuju lahan itu. Akan tetapi tiba-tiba saja seorang gadis kecil muncul di balik pepohonan. Mata hijaunya menatapku lekat-lekat.

"Hey..." sahutku seraya berjalan ke arahnya. "Kau baik-baik saja? Mana orang tuamu?"

"Aku tersesat." Tuturnya.

"Kau tersesat?"

Gadis kecil berambut pirang itu mengangguk.

"Di mana terakhir kali kau melihat orang tuamu?"

Detik itu pula ia menunjuk ke arah lahan kosong yang tiba-tiba saja sudah terdapat sebuah gubuk kecil berdiri kokoh. Padahal seingatku gubuk itu tidak ada disana barusan.

Sontak aku langsung memandangi gadis kecil itu lagi, "Kau yakin orang tuamu ada disana?"

Ia mengangguk lalu menarik tanganku untuk mengantarnya ke gubuk itu. Selama perjalanan gadis itu hanya diam dan tidak bersuara.

"Mengapa kau bisa tersesat?" tanyaku.

"Aku mencari kakakku. Pagi tadi kami sedang bermain petak umpet, tetapi saat aku mencarinya aku tidak bisa menemukannya. Lalu aku tersesat. Sekarang kedua orang tuaku pasti sangat khawatir."

"Well, kau tidak perlu takut. Aku akan mengantarmu ke rumah."

Gadis pirang itu mendongak dan tersenyum padaku, "Terimakasih."

Aku membalas senyumannya dan mengangguk. Semakin lama ia semakin menggenggam tanganku dengan erat. Kulitnya juga begitu dingin dan pucat. Tetapi saat melihatnya aku merasa ada memori-memoriku yang terlintas. Rasanya aku pernah melihat gadis kecil ini.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tuturku.

Kini ia mendongak lagi, "Namaku—"

"AMANDA!" teriak seseorang.

Kontan aku langsung menoleh, akan tetapi gadis kecil itu malah berlari ke arah wanita yang memanggil namaku dari kejauhan. Gadis kecil itu memeluk wanita itu dan menggenggam tangannya.

Dan tak lama kemudian seorang pria berperawakan besar muncul di sampingnya bersama dengan seorang bocah lelaki yang seumuran dengan gadis kecil itu. Wajahnya memang terlihat samar, namun aku langsung teringat pada Niall.

Sontak aku langsung berjalan cepat ke arah mereka. Aku yakin aku mengenal keempat orang itu. Aku tahu siapa mereka. Aku juga tahu siapa gadis kecil dan bocah lelaki yang wajahnya sangat mirip dengannya.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang