Chapter 8 (Revisi✔️)

12.3K 1.2K 126
                                    

"Dulu kita saling mencintai. Aku ingin memenangkan hatimu kembali."

Sang Putri tertegun.

Memenangkan hatiku kembali? Pikirnya. Rasanya itu mustahil.

"Aku tidak menginginkan sebuah pernikahan yang hanya berdasarkan untuk mencari keuntungan kerajaan semata, Kendall."

"Jangan berharap aku akan kembali padamu, Harry."

"Kalau begitu jangan harap aku akan menyerah. Aku tahu perbuatanku itu tidak dapat dimaafkan, tapi maukah kau memberiku kesempatan untuk memperbaikinya?"

Kendall tergelak, "Memperbaikinya katamu? Tidak ada yang bisa memperbaikinya, Harry. Semuanya sudah terlambat."

"Setidaknya aku ingin memperbaiki keadaan di antara kita sekarang."

"Terserah apa katamu. Tapi aku masih belum bisa memaafkanmu untuk hal itu."

"Waktu yang akan menjawabnya."

Kendall menyipitkan matanya, "Aku muak dengan kata-katamu. Pergilah."


***

"Bagaimana dengan yang ini? Kau suka, Yang Mulia?" Anna menunjukan sebuah kalung berlian yang begitu indah dan memakaikannya di leher Ele.

"Ini bagus. Aku suka." Eleanor tersenyum sembari melihat pantulan dirinya di cermin.

"Berlian dan mutiara selalu cocok untukmu, tuan putri."

Senyum Eleanor semaking mengembang. Memang pada dasarnya Eleanor adalah seorang putri yang cantik dan mempesona. Apapun yang ia kenakan pasti akan terlihat bagus.

Saat ini Eleanor sedang mencoba beberapa perhiasan yang baru tiba di kerajaan. Ia sangat menyukai benda-benda yang mengkilat dan bersinar itu. Sudah beberapa buah kalung dan gelang ia coba, tapi ia paling menyukai berlian. Ia merasa berlian menunjukan pribadi dirinya yang royal.

"Apa itu??" Anna terkesiap ketika mendengar sebuah bunyi ketukan dari arah jendela balkon kamar Eleanor.

Sang Putri langsung menengok ke sumber suara. Ia berdiri dari kursinya dan berjalan mendekat. Ia nyaris meloncat ketika ada batu kerikil yang menghantam jendela kamarnya.

"Yang Mulia, apa perlu saya panggilkan pengawal?"

Kening Ele mengerut ketika ia melihat sosok yang familiar di ingatannya. Dilihatnya Sir Louis sedang berdiri di samping kudanya sembari melempari kerikil dari bawah balkon kamar Eleanor.

"Tidak, Anna. Tidak perlu. Pergilah." Ujarnya tanpa menoleh ke arah pelayannya itu.

Anna pun meninggalkan Eleanor di kamarnya sendirian. Ia memang merasa heran dan bingung tapi mau bagaimana pun itu adalah perintah.

"Apa yang kau lakukan di sini??" tanya Eleanor setelah ia membuka pintu balkonnya dan menengok ke bawah.

"Aku ingin melihatmu." Ujar Sir Louis.

Alis Ele saling bertautan kali ini, "Untuk?"

Sir Louis menggidikkan bahu, "Entahlah aku hanya ingin melihatmu."

Eleanor memutar bola matanya, "Mengapa kau bisa ada di sini?"

"Aku menemani tuanku menemui Putri Kendall. Oh ya, bagaimana kabarmu? Apa kau sudah menemukan Pangeran idamanmu itu?"

"Apa?" Eleanor terkejut sekaligus merasa tersindir oleh pertanyaan Louis. Seakan-akan Eleanor gadis yang sulit mendapatkan jodoh. Padahal itu karena sifatnya yang terlalu pemilih. "Apa maksudmu bertanya seperti itu?"

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang