Chapter 6 (Revisi✔️)

13.3K 1.2K 75
                                    

"Siapa tadi yang mengantarmu?" tanya Niall begitu ia keluar dari gubuknya. Seharian ini dia tidur terus karena kelelahan. Sebentar lagi adalah musim panen, otomatis Niall menjadi lebih cekatan dalam bekerja.

"Pangeran dari Scandinova."

"Scandinova? Mengapa mereka mengantarmu sampai ke rumah?",

"Ceritanya panjang."

Niall memainkan bibirnya, "Lalu siapa gadis yang tadi ada di belakangnya?"

"Oh? Kalau tidak salah ia kakaknya. Aku tidak begitu yakin. Ada apa?"

"Tidak. Well, mengapa akhir-akhir ini banyak kerajaan yang datang kemari?"

Amanda menggidikkan bahunya, "Aku juga tidak tahu, tapi tadi aku bertemu mereka di kota."

"Jadi apa yang terjadi di kota?"

"Ah sudahlah Niall, kau banyak sekali bertanya dari tadi." keluh Amanda seraya menaruh keranjang jeruknya di atas meja.

"Habisnya aku lapar, cepat buatkan makan siang."

Sang adik hanya memutar bola matanya, "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupmu jika aku tidak ada, Niall. Bisa-bisa kau tidak makan seharian lalu mati kelaparan. Kau harus segera mencari istri."

Niall terkekeh dan menunjuk ke arah kebunnya, "Kentang-kentang itu adalah istriku."

Amanda menghela nafas, "Kau masih saja bisa bercanda disaat aku sedang serius."

"Lagi pula kau mau pergi kemana? Seperti kau mau pergi jauh saja."

"Tidak ada seorang pun yang mengetahui masa depan."


*** 

"Apa-apan itu tadi??" tanya Demi begitu ia turun dari kudanya menyusul Zayn.

"Apanya yang apa?"

"Kau mengantar pulang gadis itu."

"Ya, lalu?"

Demi mendengus, "Kau tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya."

"Melakukan apa?" Zayn memandangnya heran sembari mengikat kudanya di sebuah tiang rotan.

"Oh ayolah kau pasti mengerti maksudku. Biasanya kau selalu acuh."

"Dia terluka, Demi. Wajar kan jika aku mengantarkannya hingga ke rumah?" ujar Zayn sambil berjalan pelan ke dalam kastil diikuti oleh Demi.

"Terserah katamu." umpat kakaknya. "Hey, ingat kerajaan Ironshire mengundang kita dalam jamuan makan malamnya hari ini."

"Iya, iya."

"Kau tahu kan harus bersikap seperti apa di hadapan Lily nanti?"

"Iya, Demetria, aku tahu. Ck, demi Tuhan kau cerewet sekali."

"Hey, jaga ucapanmu!"

"Demi Dewa." gumam Zayn. "Maafkan aku, tuan Putri."


*** 

"Bagaimana perasaanmu? Apa kau senang?"

"Pertanyaan bodoh, Louis. Tentu saja aku senang."

"Lalu mengapa kau masih terlihat resah?"

Harry menghela napas panjang, "Aku masih bisa melihat sarat kebencian dari matanya, Louis."

Sir Louis tergelak.

Kontan Harry langsung memalingkan wajahnya, "Apa ada yang lucu?" tanyanya heran.

"Kau yakin itu sarat kebencian? Tidak mungkin ia membencimu."

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang