Chapter 2 (Revisi✔️)

21.4K 2.1K 127
                                    

"Siapa kau?!" teriak Niall.

Liam hanya tertegun di tempatnya, tidak kalah kaget.

"Kau pencuri?! Apa yang kau lakukan di rumahku? Dimana adikku?!" Niall semakin histeris. Terang saja, ada pria asing yang kini setengah berbaring di tempat tidurnya. Di kepalanya saat ini hanya ada berbagai macam skenario mengerikan yang bisa saja menimpa adiknya selama dia pergi. Bagaimana jika Amanda disakiti? Atau diperkosa? Atau lebih buruk lagi, dia dibunuh? "Hey, jawab aku!"

Bibir Liam bergerak tetapi tak ada satu kata pun yang terlontar—lebih tepatnya ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Ia bahkan tidak tahu siapa yang pria pirang itu bicarakan.

"Niall!" Amanda muncul dari dalam dapur, menghampiri keduanya.

"Amanda? Kau baik-baik saja? Siapa dia?"

"Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Aku menemukannya di hutan kemarin pagi. Ia terluka parah jadi aku—"

"Apa?! Am, kau tidak bisa seenaknya membawa orang asing ke dalam rumah kita!"

Amanda tersentak. Ditariknya lengan Niall menuju ke luar gubuk agar lebih leluasa berbicara. "Ikut aku."

"Amanda..."

"Niall, dengarkan aku, aku tahu kau takut tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku tidak tega melihatnya, ia hampir mati di tengah hutan."

"Siapa yang peduli. Dengar Amanda, kita tidak tahu apakah dia orang baik-baik atau bukan. Bagaimana jika ia seorang buronan?"

"Jika ia buronan apakah itu berarti ia tidak pantas untuk hidup?"

"Astaga! Kau tahu bukan itu maksudku, tapi jika dia orang yang berbahaya dan pihak kerajaan sedang mencarinya, bukankah menolongnya akan menaruh kita pada masalah?"

"Dengar, aku tahu ini mungkin tidak masuk akal tapi instingku mengatakan dia bukan orang jahat. Kumohon sekali ini saja, Ni. Biarkan ia tinggal sampai kira-kira ia mampu untuk kembali beraktivitas dan kembali ke rumahnya." Amanda merendahkan suaranya kali ini, masih dengan nada yang mendesak. "Kumohon."

Sang kakak hanya memutar bola matanya, memandangi tanah basah di bawah kakinya. Seluruh kekhawatirannya itu muncul karena ia mendengar dari desa sebelah bahwa Perompak Duram telah mendatangi wilayah mereka. Ia benar-benar tidak mau terkena masalah. "Baiklah. Tapi pastikan kau tanya siapa namanya dan berasal darimana. Aku khawatir jika ia adalah seorang buronan. Kudengar keluarga kerajaan sedang mencari seseorang."

Amanda mengangguk pelan. "Terima kasih."

***

"Kau jadi pergi berburu hari ini?" Siang itu putri Demetria menghampiri sang adik yang tengah bersiap menaiki kudanya di depan istana Svalgar.

Zayn menoleh sembari mengenakan jubahnya yang dibantu oleh pengawal, "Tidak. Aku memiliki urusan di Eastfall."

"Urusan apa?"

"Ratu menyuruhku mendiskusikan beberapa hal mengenai perompak Duram yang akhir-akhir ini meresahkan warga di wilayah barat."

"Perompak Duram?"

"Ya, kudengar pasukan Great Batonylom gagal menghancurkan markas mereka. Jadi kami memutuskan untuk bekerjasama dengan House Styles... sepertinya. Well, aku pergi dulu." ujarnya seraya menaiki kuda hitamnya yang gagah.

Demetria mengangguk, "Hati-hati di jalan!"

Zayn melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang, diikuti oleh para prajurit yang mengawalnya menuju Eastfall, tepatnya menuju kastil Emperall, di mana wilayah tengah itu dikenal memiliki pertahanan terbaik di seantero Westfield.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang