Chapter 4 (Revisi✔️)

16.6K 1.4K 57
                                    

Siang itu di dalam hutan terdapat sebuah gubuk kecil namun terlihat nyaman untuk ditempati. Kebun sayuran yang ada di sampingnya pun terlihat begitu menggugah dan membuatmu ingin sesegera mungkin memanennya.

"Amanda..." sahut Niall. "AMANDA." pemuda itu meninggikan suaranya.

"Eh? Ada apa?"

"Kau kenapa? Mengapa kau melamun seperti itu dari tadi pagi."

"Eh? Tidak. Aku tidak apa-apa."

Niall menancapkan sekopnya, "Kau yakin?"

"Ya." ia mengangguk. "Umm aku beri makan kudanya dulu, ya?" ujarnya sembari membawa beberapa ikat rumput hijau di tangannya.

Gadis itu berjalan dan memberikan makan kuda peninggalan ayahnya itu. Kuda tersebut memang jarang ditunggangi, mengingat keduanya selalu beraktivitas di dekat rumah. Pun jika Amanda atau Niall akan pergi ke kota, keduanya selalu berjalan kaki walaupun jaraknya cukup jauh. Kuda itu hanya ditunggangi jika akan pergi ke desa sebelah yang jaraknya bermil-mil.

Dan jikalau terjadi apa-apa pada mereka, kuda itu bisa digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan uang. Dijual, misalnya.

"Amanda! Amanda!" teriak Niall sembari berjalan mundur dan menginjak tanaman wortelnya yang sebentar lagi akan panen. Ada nada kepanikan dalam suaranya.

"Ada apa?"

"Me-mereka kembali."

"Apa??" tanya gadis itu bingung.

"Me-mereka. Orang-orang kerajaan Ironshire!"

Sontak, yang ada di benak Amanda saat ini adalah wajah Liam yang tampan dan menawan itu.

Dia kembali?? Batinnya girang.

Amanda pun menghentikan pekerjaannya dan berlari ke halaman depan rumah gubuknya. Di dapatinya beberapa pasukan kerajaan Ironshire yang kemarin datang untuk menjemput Liam.

"Amanda! apa yang kau lakukan?! Amanda, kembali! Mereka pasti ingin memenjarakanku!"

Ia tidak menggubrisnya. Amanda terus menyunggingkan senyumnya sembari mencari di mana pangeran tampan itu. Namun, hasilnya nihil. Ia tidak melihatnya sama sekali.

"Nona Horan?" tanya Derek sebelum turun dari kudanya.

"Ya?"

"Ratu mengirim kami untuk memberikan ucapan tanda terimakasih karena kau dan saudaramu telah menolong pangeran Liam tempo hari."

"Apa?" ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ini kali pertamanya kerajaan memberikan hadiah pada mereka.

Detik selanjutnya Derek menoleh ke belakang dan menggerakkan kepalanya memberi isyarat pada para prajurit untuk segera menurunkan beberapa karung gandum serta beberapa kantung bibit-bibit tanaman dan buah-buahan terbaik di Westfield.

"A-anda tidak perlu melakukan ini. Sungguh. Katakan pada Yang Mulia bahwa kami tidak menuntut balasan."

Derek tersenyum, "Maaf, tapi ini perintah sang Ratu dan Pangeran memintaku untuk memastikan bahwa kalian menerimanya."

"Tapi-"

"Kau seharusnya merasa bersyukur, nona. Bahkan disaat kakakmu berbuat lancang pada pangeran, kami masih memberimu hadiah." selanya sembari melirik ke arah Niall yang bersembunyi di dalam gubuknya.

Amanda bergeming mendengar ucapan Derek. Ada sedikit perasaan malu dalam dirinya mengingat apa yang telah di lakukan Niall pada Liam kemarin.

"Terimakasih." tuturnya.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang