Chapter 15 (Revisi✔️)

10.2K 1K 98
                                    

"Liam selalu melarangku untuk ikut berperang. Jika aku pergi berburu di hutan saja ia selalu marah terhadapku. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berlebihan seperti itu."

"Itu tandanya ia sayang padamu. Ia tidak mau kau terluka sedikitpun."

"Tapi, Zayn, aku sudah dewasa. Aku bahkan tahu bagaimana caranya mengayunkan pedang atau membidik lawan dengan benar."

Zayn tersenyum miring, "Kadang hanya sekedar tahu caranya saja tidak cukup. Kau harus menggunakan instingmu. Atau kau bisa jatuh dan kalah dari lawanmu."

Lily memiringkan kepalanya. Setidaknya kali ini ia dan Zayn memiliki pembicaraan yang panjang lebar. Dan Zayn juga mendengarkan seluruh ceritanya dari awal sampai akhir. Lily pikir ini mungkin sebuah kemajuan.

"Zayn... kau disini?"

Yang disahut menoleh. Dilihatnya Liam baru kembali ke kastil padahal hari sudah cukup larut.

"Ya, menemui Lily. Kau sendiri baru pulang? Dari mana saja? Lama tidak melihatmu." Zayn bangkit dari kursinya dan berjalan menuju Liam untuk menjabat tangannya.

"Uh... aku habis dari kota. Banyak yang harus kuurusi."

"Ya, aku tahu. Akhir-akhir ini kau terlihat begitu sibuk. Well, kalau begitu aku pulang dulu."

"Biar kuantar." Ujar Lily menghampiri Zayn.

Pangeran Scandinova itu mengangguk pelan padanya, "Tentu." Tapi tepat di saat Liam hendak menuju anak tangga, Zayn kembali memanggilnya. "Uh... Liam...?"

Yang dipanggil menoleh ke belakang, "Ya?"

"Apa kita jadi pergi berburu bersama?" tanya Zayn.

Liam tersenyum miring, "Tentu. Apa besok kau ada waktu?"

Zayn mengangguk, "Besok aku ada waktu. Sampai bertemu besok."

"Sampai bertemu besok."

***

Malam ini Eleanor meminta Kendall untuk menemaninya di kamarnya. Jadi, jika sewaktu-waktu Sir Louis datang ia tidak perlu hanya berduaan dengannya. Ia masih tidak percaya akan kata-kata Kendall sore tadi.

"Kau dengar itu??" tanya Eleanor begitu mendengar suara batu kerikil yang di lempar ke pintu kaca balkonnya.

"Ia datang?"

Eleanor mengangguk cepat dan langsung berjalan ke arah balkonnya.

"Ele." Ditariknya lengan Ele oleh Kendall.

"Apa?"

"Kurasa kau tidak perlu meladeninya lagi."

Kening Ele mengerut, "Mengapa?"

"Kau bilang kau tidak menyukainya. Lagipula kau hanya ingin menikahi seorang Pangeran, bukan?"

Eleanor mengangguk pelan.

"Kalau begitu mengapa kau masih saja meladeninya? Ini waktu yang tepat sebelum semuanya terlambat."

"Terlambat bagaimana?"

"Tentu saja terlambat untuk mendapatkan Pangeranmu karena kau jatuh cinta padanya."

Eleanor bergeming. Sesungguhnya ia setuju akan kata-kata Kendall barusan. Tetapi hatinya ragu untuk tidak lagi meladeni Sir Louis. Ksatria itu selalu berhasil membuatnya tertawa bahkan sampai ia pergi tidur pun Eleanor masih saja terkekeh akibat lelucon yang dilontarkannya.

Tapi, jika Eleanor terus meladeni Sir Louis, ia takut jika kata-kata Kendall benar-benar terjadi. Walau tanpa disadari Eleanor memang telah jatuh cinta padanya.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang