Suara kokok ayam jantan susul menyusul. Mereka berlari ke sana ke mari mencari sesuatu yang bisa dimakan. Di samping mereka, anak-anak ayam sebesar kepalan tangan mengikuti. Asal mematuk batu di jalan, tanpa tahu itu makanan atau bukan. Sekadar mengikuti perlakuan sang induk.
Seorang wanita berumur kepala tiga sudah duduk di atas jok motor, depan pagar kecil sebuah rumah. Wajahnya tampak sudah jengkel. Hawa lingkungan sekitar memang masih sejuk, matahari pun malu-malu menampakkan diri, tetapi jarum pendek pada pergelangan tangannya sudah hampir menunjuk angka enam. Beliau berteriak, ditujukan kepada seseorang di dalam rumah, “AYO DONG, KAK! GERAK CEPET! UDAH JAM 6 LEWAT, NIH!” Tangan kanannya bergerak memutar starter ke bawah hingga deru motor terdengar.
Perjalanan dari rumah hingga tempat tujuan terpaut lumayan jauh. Tambah lagi, waktu toleran agar bisa masuk adalah pukul tujuh lewat lima belas. Jika dihitung, waktu yang diperlukan biasanya empat puluh menit. Sudah dipastikan nanti akan macet, jadi....
Tidak heran wanita itu berteriak seperti tadi.
Ini bukan hari pertama masuk sekolah setelah libur semester. Hanya hari pertama setelah dua hari melewati masa menyenangkan seorang siswa sekolahan. Itupun anak si pengendara motor tadi, hanya mendekam di rumah. Membantu berbagai macam keperluan ibunya. Dan tentu saja, membantu Mama memasak.
Cewek itu masih mematut dirinya di depan cermin, namanya Ines. Poni miringnya dia singkap berkali-kali agar terlihat rapi. Padahal dia berangkat menggunakan motor, berarti akan merusak tatanan poni yang sudah dibuat sedemikian rupa. Rambut kucir kuda, seragam lengkap dengan atribut, warna iris mata hazel, serta kotak pensil yang tak pernah kehilangan penghuninya. Tipikal siswa yang tidak ingin kena masalah sepanjang bersekolah. Namun, tidak termasuk yang terlalu pintar hingga punya masalah pada mata.
Setelah itu Ines meraih ranselnya dari atas ranjang, berlari menuju teras, mengunci pintu rumah, dan menghampiri sang ibu. Mama menggerutu begitu mendapati dia baru keluar rumah tepat pukul enam. Ines hanya prangas-pringis, lalu ikut melambaikan tangan pada adiknya. Bocah lelaki itu dititipkan di rumah saudara, selagi Mama mengantar sang kakak ke neraka.
Nngg ..., maksudku, sekolah.
•∞•
Jam masih menunjukan pukul enam lewat lima puluh lima menit, masih ada waktu 5 menit lagi sampai bel berbunyi. Kendati begitu, Ines sudah mendarat dengan selamat sampai gerbang sekolah. Ia menormalkan napas sepanjang berjalan di koridor. Kelasnya terletak di lantai paling atas, di salah satu sudut gedung berbentuk huruf U.
Suara teman sebangku Ines menyambut dengan pertanyaan seputar pekerjaan rumah. Bukan, bukannya mereka mau membahas soal tugas. Hanya saja, teman Ines itu ingin meminjam guna disalin. Setelah menarik kursi dari sandaran meja dan menaruh tasnya di atas kursi, Ines mengeluarkan buku latihan Matematika miliknya.
Tidak hanya teman sebangkunya, Delia. Sebagian besar murid kelas VIII-4 juga sedang mencatat dari satu buku. Seakan dari tiga puluh manusia di sini, hanya dua yang mau repot-repot mengerjakan. Mungkin buku itu milik laki-laki di pojok ruangan, tengah sibuk dengan ponsel sendiri. Rambut dia cepak, terdapat jambul di ujungnya, tetapi tidak membuat seluruh cewek di sekolah tergila-gila. Dia biasa saja, bernama Iwan.
Bahkan ketua kelas saja ikut mengopi jawaban dari tugas Iwan. Tidak bisa mencontoh kawan lain dengan benar. Wajar saja, cewek berhijab itu menjadi ketua kelas karena banyak teman. Seluruh kenalannya di kelas ini mendukung dia sebagai ketua kelas. Dia, dipanggil Cindy.
Lebih-lebih lagi, cowok banyak omong yang dinamai Bagas oleh orang tuanya ini. Boro-boro mengerjakan PR di rumah. Hampir setiap pagi, dia sudah berkutat dengan buku orang di mejanya. Mm ..., ralat. Bukan hampir. Namun, ya, memang setiap pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Biru
Fiksi RemajaKehidupan gadis SMP ini nggak senormal yang kalian pikir. Baru kali ini, Ines merasakan bagaimana rasanya ditinggal seorang ibu. Walaupun dia sudah terbiasa tanpa ayah, rasanya beda jika orang tersebut adalah ibu, wanita yang rela membesarkannya dar...