At Classroom

1.1K 98 3
                                    

Balik ke romance ya~

×××

Setelah libur paskah ini, pasti wajahnya terlihat lebih tampan. Tidak. Tidak. Lagipula aku menyukainya bukan hanya karena dia tampan. Tapi... aku menyukainya karena... suka itu tidak mempunyai alasan.

Ah! Itu dia!

Baru saja kubayangi wajahnya dan sekarang dia muncul di depan kelas sambil membawa tasnya dan duduk di sampingku. Aku membeku.

"Pagi, (y/n)." Dia menyapaku!!! Apa dia baru saja menyapaku?!

Aku memberikan senyuman terbaikku kepadanya. Senyuman yang mempunyai milyaran makna. Salah satu maknanya adalah agar ia terpikat. Apa aku baru saja tebar pesona? Betapa genitnya aku!

Aku memukul kepalaku sendiri mengingat betapa genitnya aku.

"Hey. Kau kenapa?" Hoseok mendekatiku dan memasang wajah kaget. "Nanti kau bodoh kalau menepuk keningmu. Nanti aku menyontek siapa lagi?" Dia memajukan bibirnya.

Ya Tuhan, bolehkah aku mencubit pipinya? Sekarang ini dia terlihat,

"Imut sekali."

"Apa?" Ia kaget.

Apa?! Apa aku baru saja bergumam?

"Aaaahahah.. tidak. Case iPhone milikmu itu lucu."

"Darimana kau tahu case-ku? Kan aku tidak mengeluarkan iPhone-ku sedari tadi."

"Kan kemarin aku melihatnya."

Hoseok memajukan wajahnya. "Kau stalker-ku ya?" Tanyanya penuh selidik.

"Tidak! Tidak!" Aku mundur sambil melambaikan kedua tanganku dengan cepat. "Aku pernah melihatnya, kok."

"Ya sudahlah..." dia menyenderkan tubuhnya ke kursi.

Walaupun kelas terasa ramai, aku masih bisa merasakan dengan jelas detak jantungku.

"Hey, (y/n)." Panggil Hoseok yang tetap menyenderkan tubuhnya.

Aku menoleh ke arahnya dan mengangkat alisku.

"Kau tahu? Kemarin sewaktu paskah, aku mendapatkan telur!"

Aku kira dia bakalan bilang 'hari ini kau terlihat cantik, (y/n).' Taunya tentang telur. Terima kasih -_-

"Dan kau tahu apa lagi?"

"Apa?" Tanyaku dengan malas.

"Telur itu dihias sangat lucu. Dan tiba-tiba aku teringat wajahmu."

Deg.

"Apa?"

"Ya.. aku teringat wajahmu yang seperti telur itu. Bulat, lucu, banyak warna." Dia tersenyum sambil memandang ke arah depan kelas dengan tatapan membayangkan sesuatu.

"Persis sekali seperti kau." dia melanjutkan kata-katanya sambil mencolek hidungku.

"Ya! Kau membuatku kaget." Aku menyembunyikan wajahku yang memanas dengan jaket yang bertengger di atas mejaku.

"Hahaha... apa kau tidak mendapatkan telur pada saat paskah? Oh iya, kan kau telurku. Untuk apa telur mendapatkan telur?" Aku tidak tahu apa yang dia lakukan sekarang, tapi aku merasakan kursiku ditarik.

Aku menarik jaketku dari wajahku untuk memarahi orang di sampingku dan...

Hoseok

Menciumku.

Dia memajukan bibirnya, dan rasa bibirnya adalah rasa vanilla kurasa. Aku hanya menikmatinya tetapi tidak membalasnya. Aku takut itu hanya akan mengganggu aktivitas kami sekarang.

Dia memegang pundakku, dan ciumannya terasa panas sekarang.

Kulihat matanya yang juga membalas tatapanku, lalu matanya kembali tertutup.

Ayolah, jantung.. bisakah kau berhenti bernyanyi dengan keras? Apa kau tidak tahu aku sedang apa? Nanti kalau terdengar bagaimana?

Aku melepaskan ciuman yang terlalu panas ini.

Tatapannya sangat sendu.

Begitu dekat jarak kami dan membuatku merasa... entahlah campur aduk. Campuran antara rasa nyaman dan tidak nyaman. Rasa senang dan rasa sakit perut.

Suasana kelas juga sepi. Padahal tadi ramai. tatapan anak sekelas melihat ke arah kami.

"Memangnya aku tidak tahu kalau kau yang menaruh telur itu di depan rumahku?"

Aku tersenyum.

"Tahu darimana kau?"

"Akulah... stalker-mu."

Fan - JHope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang