Rada mirip Jungkook ya.
Au ah.×××
Uuuuuh.. musim gugur ini mendinginkan tubuhku dengan cepat. Angin yang sedari tadi bolak-balik mencoba menggoyahkan keinginanku membeli album itu. Ah... hentikan angin!
Dingin sekali!
"A.R.M.Y" aku membaca nama toko itu. Ini yang kucari. Semoga di dalam suhunya hangat.
.
"Permisi, album the most beautiful moment in life, young forever masih ada?"
"Ah.. maaf. Itu sangat laku terjual. Sudah habis."
Hampir jantungku mencelos keluar. Ap--apa?
"Tapi aku tahu dimana yang menjual album. Siapa tahu ada album itu. Ini tempatnya." Orang yang sepertinya seumuran denganku itu, yeoja cantik ini memberiku secarik kertas berisikan alamat.
Aku menunduk. "Terima kasih." Aku keluar dari toko hangat itu dan menuju dunia luar yang dingin. Cerobohnya aku tidak memakai pakaian hangat.
Cepat. Harus cepat.
Hah... jalan cepat-cepat ini sangat melelahkan. Sekarang aku sedikit merasa hangat. Olahraga juga sih ini namanya.
Bruk!
Tasku! TASKU! ASTAGA TUHAN, TASKU DIAMBIL ORANG!
"HEY! SIAPAPUN HENTIKAN ORANG ITU!" Aku berlari sambil berteriak menunjuk orang brengsek yang mencuri tasku. Astaga, nekat sekali dia! Kiamat sudah dekat, apa dia tidak ingat panasnya neraka? (Edisi ceramah nih author :*)
Percuma. Semua pejalan kaki ini berpura-pura tidak mendengar dan sibuk dengan gadget mereka sialan! Di tasku itu ada handphone dan yang terpenting dalam kehidupan, uang! Disitu semua uang kusimpan.
Rasanya mau menangis.
Bagaimana ini?
"Tolong hentikan dia!" Aku masih berteriak sambil mengejar orang yang mencuri tasku.
Aku berhenti dan mengatur napas. Dia sangat cepat larinya.
Duk.
Orang di belakangku menabrakku yang sedang diam.
"Heeei! Kau tidak lihat aku--" omonganku terhenti. Makianku terhenti. Gerakanku terhenti. Jantungku terhenti.
"OPPA!" Aku memekik kencang. Itu Hoseok! Hoseok memakai masker-nya yang berwarna hitam.
Hoseok menarik tangannya dan menutup mulutku dengan cepat. "Sshhttt.."
WAWAWAWAWAAAA!! AKU DISENTUH HOSEOK!
Untuk sesaat aku lupa bahwa aku dicopet. Bodoh! Pasti dia sekarang sudah jauh!
Aku langsung meninggalkan Hoseok. Bagaimanapun kan aku ingin membeli album miliknya!
Dimana dia sekarang? Pasti sudah sangat jauh...
"Hei kau!" Aku menoleh ke belakang.
Lho! HOSEOK MENGEJARKU!
Aku memutar tubuhku.
"Oppa! Ada apa?!" Aku terlalu senang! Bagaimana ini! Apa aku harus meminta tanda tangan terlebih dahulu atau meminta selfie? Oh! Aku akan bertanya dimana tempat tinggalnya saja!
"Oppa--"
"Ini barangmu." Ia memberikan tasku yang ada padanya.
"Lho?"
"Pencuri sialan itu sudah kulaporkan tadi. Dia juga sudah mencuri tas milik noona-ku tadi pagi. Makanya aku menyelidiki pencuri itu."
WAH! Pencuri ini membawa keberuntungan untukku.
"Kau tahu aku?"
Aku mengangguk dengan cepat, kencang, dan lantang.
"Siapa aku?" Dia bertanya sambil membuka masker-nya. Alarm dalam otakku langsung bekerja dengan cepat.
"Oppa! Bagaimana kalau kau dilihat army lain?! Bisa-bisa kau dicakar, atau bahkan dicabik-cabik dan dijadikan poster di kamar mereka." Aku menutup kembali masker miliknya yang ingin sekali sebenarnya kubawa pulang.
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Siapa aku?"
"Ehm.. baiklah. Kau Jung Ho Seok. Memiliki nama panggung J-Hope, member BTS, berulang tahun 18 Februari tahun 1994, rapper yang kukagumi, dari daerah Gwangju, dancer yang keren, pernah menang main tenis dan masih sombong sampai sekarang, kau ju--"
"Apa aku seterkenal itu?"
Aku mengangguk, dengan cepat sambil sumringah. Astaga... padahal tadi malam aku mimpi Jungkook (gua mimpi si Kookie dorong gua sumpah omaygat #author)
"Memangnya kau mau kemana?"
Aku tersentak. Untuk apa seorang idol bertanya pada penggemarnya? Bukannya itu hanya memakan waktu saja?
"Ha? A--aku.." aku mendadak kaku. "Sejujurnya aku ingin membeli album yang young forever."
"Oh! Ini." Dia memberikanku album yang kucari. ALBUM YANG KUCARI, YANG BUTUH PERJUANGAN! Aku memekik sekali lagi, dan tanpa sengaja aku juga melompat.
Katakan saja aku kekanakan, tapi aku tidak bisa mengkontrol diriku sendiri. Astaga... jaim dekat idol sendiri rasanya mustahil sekarang.
"Terima kasih!" Rasanya mau menangis (':
Aku melihat-lihat album itu. Dia juga memberiku photobook. Ya Tuhan, diberkatilah pencopet tadi.
"Dan ini... kau pasti ingin bertanya dimana alamatku kan?" Dia membuat senyuman dibalik maskernya. Aku yakin itu. Dan... kenapa bisa ia tahu?
"Ten--tentu saja.." gagap seketika.
"Hm." Dia menyodorkanku selembar kertas kecil berwarna kuning.
"Hobi! Cepat masuk ke dalam mobil!" Hoseok-oppa menoleh ke arah mobil yang diam di pinggir jalan.
"Ehm... kau juga bisa datang ke dorm kami kapanpun, tapi hubungi aku ya." Dia mengelus kepalaku dengan lambat.
Aku meleleh.