Tears

1K 85 2
                                    

Edisi sekolahan nih. Ngahah.

×××

"(Y/n)! (Y/n)! Cepat berikan tugasmu."

Aku melemparkan tugas matematikaku.

"Terima kasih!"

Aku tersenyum. Susah ya jadi anak pintar di kelas. Selalu mendapat panggilan setiap paginya oleh teman sekelasku. Tentu saja kukasih, kalau tidak aku akan dijauhi.

Benar-benar.

"Hoseok!" Teriakku sambil melambai saat melihatnya datang.

Tiba-tiba saja dia melempar tasnya ke arahku. Untungnya tas itu mendarat di mejaku.

"Kau melakukannya lagi?! Apa kau memberikan tugas yang kau kerjakan dengan susah payah ke mereka?!" terlihat jelas Hoseok marah dan menahannya. Urat lehernya menunjukan kalau ia menahan amarah.

Aku menunduk dan mengigit bibir bawahku. "Iya."

"Kembalikan! Berikan padaku!" Temanku yang tadi meminjam buku tugasku langsung memberikannya pada Hoseok.

"Ini. Ambillah." Hoseok melempar lagi buku matematikaku dan mengambil tasnya. Lalu ia duduk di tempatnya. "Jangan berikan tugasmu lagi ke orang lain."

Aku mengangguk dan membenarkan kacamataku yang hampir terjatuh karena kaget.

Hoseok memasang ear phonenya dan sepertinya ia sudah tenggelam dengan suara di telinganya. Aku menyenderkan punggungku dan mengedarkan pandangan ke arah teman-temanku.

"Gawat." Aku menggigit bibir bawahku.

×××

"Hey! Jangan mentang-mentang kau temannya Hoseok, seenaknya tidak memberikan kami contekan!"

Ga tau diri amat.

Aku mengabaikan mereka dan melanjutkan jalanku ini ke arah kantin. Niatnya sih hanya ingin melihat Hoseok bermain basket di sana. Kantin dan lapangan itu bersebelahan, dan hanya dibatasi pagar tinggi.

Aku mengambil tempat di dekat pagar, agar dengan jelas melihat Hoseok.

Brak!

"Kau tidak mempedulikan aku tadi?! Beraninya!" Dia mengambil kacamataku dan...

Krek!

Jangan... apa itu suara kacamataku yang pecah?

"Tidak!! Tidak!!" Pandanganku buram. Seperti kamera yang tidak fokus.

"Mungkin dengan begini, kau tidak akan mendapatkan nilai bagus lagi kan?" Bajingan itu tertawa dengan jalang-jalang lain.

Wajahku memanas. Aku berusaha menahan amarah yang meluap. Jantungku berpacu dengan cepat seakan ingin keluar dari tulang rusukku. Aku mengepalkan tanganku yang sudah gemetar ini. Napasku tak karuan.

Aku melempar benda yang kurasa itu adalah bangku ke sembarang arah. Kuharap bangku itu mengenai bajingan kecil itu.

"Aw... sakit. Hahahaha! Tidak kena. Makanya pakai mata."

Hoseok... tolong aku.

Aku menitihkan air mata.

Kurasakan air dingin membanjiriku sekarang. Lengket.

Aku terduduk di lantai dengan perasaan rapuh. Hoseok! Harusnya kau melihatku sekarang!

Dimana kau...

"Hey jalang! Jangan dekat-dekat dengan (y/n)! Sialan!"

Hoseok? Itukah Hoseok?

Ia membantuku berdiri.

"Apa kau terluka, kak?"

Kak? Sejak kapan Hoseok memanggilku 'kak'? Kan kita sekelas.

"Kau pasti bingung ya? Aku Jungkook, dari kelas 2-A." Dia memperkenalkan dirinya. Lalu dimana Hoseok? Yang kubutuhkan hanyalah Hoseok!

"Dimana Hoseok?"

"Dia...yang mematahkan kacamatamu."

×××

Plis ini cuma fanfic gaje. Ini juga terinspirasi dari lagu School of Tears :* saya suka banget sama lagunya ampe sekarang :*

Fan - JHope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang