Hari ini aku janjian dengan temanku ke salah satu toko buku. Ah~ surga di bumi itu menurutku adalah toko buku.
Banyak orang berkata style yang aku punya sangatlah tidak enak dipandang. Aku hanya nyaman memakai style-ku, itu saja.
Dengan kacamata bulat berwarna merah, rok panjang berwarna hitam, kemeja putih polkadot(?), dan rambut dikepang inilah style yang kata orang tak enak dipandang.
Aku menunggu temanku di salah satu restoran Jepang di depan toko buku. Lama sekali ia datangnya. Bahkan makananku sudah kuhabiskan sedari tadi.
"(Y/n)! Maaf membuatmu menunggu lama, ahahah.. aku terjebak macet. Itu semua karena taxi sialan yang--"
"Bisakah kita langsung ke toko buku? Aku ingin membeli novel terbaru!" Aku langsung menariknya menuju pintu keluar.
"(Y/n)? Aku kira kau akan marah."
Tidak mungkin aku marah kalau kau ingin membayar semua buku yang aku beli nanti, hahahah..
"Tidak. Aku kan bukan pemarah. Lagipula kau ingat dengan janjimu membelikan novel kan?"
"Iya. Tapi aku hanya janji membelikanmu 2 novel. Lebih dari itu, aku akan menjadi gelandangan nantinya."
"Baiklah."
Temanku ini cantik. Dia beda jauh denganku, tapi kami saling melengkapi! Aku tidak mau persahabatanku ini menjadi putus nantinya.
×××
Aku berjalan ke rak novel dan mengambil 1 novel fantasi yang bukan romance. Aku suka tentang peri, ataupun monster di bawah tempat tidur.
Anggap saja aku anak kecil yang suka berkhayal, tapi aku ini sebenarnya berumur 18 tahun.
Ah.. terserahlah
"The Smiling Man." Aku membaca judul bukunya sambil memegang gagang kacamataku dan mendekatkan kepalaku agar terlihat jelas. "Sepertinya menarik." Aku mengambil bukunya dan--
Seseorang juga memegang buku itu.
Aku menoleh dan mendapatkan seorang pria seumuranku sepertinya, tapi dia memakai masker di wajahnya. Aneh sekali.
Oh, (y/n), ingatlah, kau juga aneh.
"Oh maaf. Ambilah. Aku akan mencari yang lain." Katanya.
"Tidak, tidak. Aku hanya ingin melihatnya saja, tidak membelinya."
"Baiklah. Kau duluan yang melihat."
Aku tersenyum, dan mengambil novel itu.
Setelah kuteliti novel itu... Sialan! Novel ini ciri-ciri novel yang kucari selama ini. Tapi pasti pria-aneh-memakai-masker ini juga ingin membelinya. Kalau begitu...
"Permisi, ehm..." aku tak tahu bagaimana memanggil namja itu. Aku menepuk pundaknya.
Dia menoleh. "Ya?"
"Ini novelnya.."
Dia mengambilnya dan mulai membolak-balikkan buku itu.
Dan bodohnya aku memperhatikan tingkahnya sedari tadi.
"Ehm maaf.. apa kau ingin membeli buku ini?"
Aku mengangguk. "Tapi kalau kau ingin membeli buku itu, kau bisa membelinya. Aku akan cari buku lain." Agak sedih sih kalau tahu dia ingin membeli buku itu juga.
"Ini, aku tidak membelinya." Kata dia. "Ehm.. maaf. Nona! Siapa namamu?"
Aku melihat ke belakangku. Siapa tahu dia memanggil orang lain yang berada di belakangku. Seketika, aku tahu siapa yang dipanggil.
Aku menunjuk hidungku.
Dia mengangguk.
"(Y/n)."
"Semoga kita bertemu lagi ya!" Dia sepertinya tersenyum dibalik masker-nya karena terlihat matanya sudah berbentuk lengkungan.
Lalu namja aneh itu pergi dari hadapanku. Hey... tapi buku The Smiling Man itu dimana jika ia tidak membelinya?
Aku pergi ke rak komik. Siapa tahu komik yang kutunggu sudah ada di toko buku ini.