Ini cerita asli dari seorang author payah yang buat ff susah payah tapi apa daya memang otak payah ditambah fanfic payah. P A Y A H
Tapi rada diubah sih.
×××
Kring kring
Untuk kesejuta kalinya aku berkata, "Aku benci alarm."
Itu mengganggu. Tapi kalau tidak ada alarm, mungkin aku akan tertidur selama tiga hari dan mungkin juga tak seorang pun yang menyadari kehadiranku. Hah... orang-orang di rumah hanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Termasuk aku.
Untung masih ada alarm yang peduli denganku. Miris? Memang. Tapi siapa peduli? Asal kau memiliki otak cerdas, menjadi terasingkan tidak masalah. Yapp! Aku memang cerdas dengan IQ 148, seperti Namjoon-sunbae.
Aku bangun lalu mengecek kertas kecil yang tertempel dengan manis di meja belajar.
Ada banyak huruf yang tertera dalam kertas itu.
1. Tugas ujian praktek bahasa inggris
2. Tugas prakarya, membuat karya dari plastikAku sengaja bangun jam 3 pagi, untuk mengerjakan itu semua. Demi apa pun, aku bahkan pulang sekolah jam 8 malam. Mana sempat mengerjakan tugas-tugas sialan itu.
Laptop sudah kuambil dari dalam tasnya. Hah... work hard, (y/n). Tugas pertama yang kukerjakan adalah tugas bahasa inggris.
Kring
Sialan. Tugas-tugasku akan tertunda lama, kalau Yoongi menelponku seperti ini. Ah.. kenapa dia bangun sepagi ini?
"Halo?"
"(Y/n)? Wah.. syukurlah kau sudah bangun."
"Bisakah kau langsung ke inti pembicaraan? Apa yang ingin kau katakan?"
"Kau terlalu terburu-buru. Begini, aku... aku malas mengerjakan tugas Inggrisku. Aku ingin meminta bantuan--"
Tut.. tut.. tut..
Suara indah tanda telephone terputus terdengar merdu di telingaku.
Aku langsung memutuskan telephone tadi. Terbukti kan aku anak pintar? Pintar sekaligus bodoh. Bodohnya aku dulu menerima semua permintaan anak-anak seperti mengerjakan tugasnya, atau apalah itu dan aku seperti budak.
Tapi sekarang aku tidak mau. TIDAK MAU. Tidak. Mau.
×××
WAAAH!
Untung sekali aku tepat waktu selesai mengerjakan tugas itu. Benar-benar si jenius (y/n).
Sesampainya di sekolah aku dikagetkan dengan...
Aku melihat...
Apa..
Apa ini?
April fools sudah lewat, kan? Tapi kok...
"Hahahaha!! Lihatlah si idiot ini salah seragam!!"
Apakah aku harus ditertawakan? Dan hey.. aku punya nama! Dan namaku bukan idiot!
Aku menutupi seragamku dengan tanganku. Hah percuma. Tanganku kecil.
"Usaha yang bagus." Dia melemparkan jacket lembutnya ke arahku.
Pipiku merona dengan hebat. Sangat hebat. Mungkin darahku hanya mengalir di pipi saat ini, karena tubuhku berasa mati rasa. Tegang. Tidak bergerak.
"Apa? Sebegitu kagetnya kau, ha? Kelasmu di sana, harusnya kau cepat masuk sebelum dijadikan bahan bully." Hoseok merangkul pundakku.
"Aku belum meminta izin pada guru bersangkutan, a--aku ke ruang guru dulu untuk--"
Hoseok menempelkan jari telunjuknya di bibirnya. "Ssht.. biarkan aku yang ambilkan untukmu. Kau masuk kelas saja."
"Tapi kan aku yang salah sera--"
Belum selesai aku bicara, dia sudah berlari untuk mendapatkan secarik kertas bodoh berisikan surat izin salah seragam.
"Ini." Dia kembali dengan napas terengah-engah dan selembar kertas.
Aku mengambilnya sambil menunduk malu. "Terima kasih."
"Ya. Kenapa? Kau masih malu dengan seragammu?" Hoseok membuka kancing atasnya.
"Aaa! Tidak! Bukan, bukan itu." Aku menggigit bibirku. Ayolah cepat, buka kancing itu untukku sialan. Dasar (y/n) munafik. Aku memukul kepalaku dengan pelan. Ini gila.
"Kau menginginkannya kan?"
Ia membuka kemeja seragamnya.
Fuck.
Me.
Please.
×××
Payah.
Betewe, yang mau tukeran video bts boleh kok. lumayan kan koleksi. Sesama army dilarang keras pelit pelitan(?)
line aja ya: aing_kath