Last Love (Chapter 2)

4.5K 518 16
                                    

(Irene POV)

Aku hampir gila!

Sudah hampir satu minggu penuh aku terperangkap dalam istana besar milik keluarga Oh. Selama itu pula aku diajarkantentang tatakrama, etika, cara berdansa yang baik dan benar, cara berdandan bahkan untuk mengambil sendok dan garpu pun aku harus berlatih terlebih dahulu. Dan masih banyak lagi les kepribadian yang tidak bisa aku sebutkan. Bahkan waktu tidurku hanya sebatas 5 jam dalam sehari. Ah...aku rindu menjadi Bae Irene yang dulu. Bahkan aku juga merindukan eomma. Apakah ia sudah tahu bahwa sekarang aku menerima perjodohan ini? Mianhe, eomma.

Tok Tok Tok

Ku dengar pintu kamarku diketuk.

"Nuguya?"teriakku dari dalam kamar.

"Ini aku, asisten Park." jawabnya dariluar. "sebentar lagi nona Bae harus ikut denganku menjemput tuan muda."

Aku mendengus sebal. Aku sama sekali tidak bergairah untuk bangkit dari tempat tidur yang empuk ini.  

"10 menit lagi asisten Park." tawarku.

"Nona harus segera keluar. Tuan muda paling tidak suka menunggu."

Cih. Padahal baru 5 menit yang lalu aku mengikuti kelas menjahit. Sampai-sampai punggungku terasa sangat pegal.

"Baiklah."

Dengan malas-malasan aku mencoba untuk bangkit dari tidurku lalu sesegera mungkin berganti pakakaian.

Ah tentang Oh Sehun, aku sangat penasaran dengannya. Bagaimana sebenarnya kepribadian lelaki itu? Dan bagaimana reaksinya nanti ketika tahu bahwa aku adalah orang yang dijodohkan dengannya?

Semoga saja ia dapat menerimanya.

***

Irene begitu senang ketika turun dari mobil. Ia tatapi bangunan kecil yang berada didepannya sambil tersenyum lebar. Asisten Park tiba-tiba saja menghampiri Irene dengan anak buahnya yang berjumlah sekitar 6 orang.

"Mengapa nona turun dari mobil?"  

"Lebih baik kita makan terlebih dahulu." Irene menunjuk restoran tersebut dengan telunjuknya. "Biasanya aku, appa, eomma dan Seulgi sering makan disini."

Wajah Irene seketika mendung. Hatinya terasa ditusuki oleh ratusan jarum kecil. Bahkan sekarang keadaannya sudahberbeda. Tidak ada lagi mereka semua. Hanya ada dirinya sendiri juga kenangan pada saat dulu. Asisten Park yang melihat perubahan pada raut wajah Irene segera memasuki restoran kecil itu.

"Kebetulan perutku keroncongan. Nona Bae pengertian sekali."

"Tapi asisten Park kita harus menjemput tuan muda." ujar salah satu anak buahnya. Asisten Park melotot.

"Kau yakin tidak ingin menikmati hangatnya ramyun, pedasnya tteobokki, dan empuknya bulgogi?" tawar asisten Park dengan nada penuh penekanan pada setiap makanan yang ia sebutkan.

Sementara Irene tertawa geli melihattingkah asisten Park.

"Kajja!"Irene merangkul salah seorang anak buah milik asisten Park. "Kali ini aku yang teraktir kalian."

***

"Eomma cepat kemari."

"Aigo apa kau tak lihat putriku yang cantik? Eomma sedang sibuk membuat kimchi."

Seulgi berlari kecil menuju arah dapur. Sudah ada Nyonya Baek disana yang tengah asik menaburkan bubuk cabai merah pada selembaran sawi putih yang menumpuk didalam sebuah wadah besar.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang