Last Love (Chapter 17a)

2.9K 291 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak pernah menyesal memberikan seluruh hatiku kepadanya. Karena bagiku kasih sayang yang tulus tidak pernah meminta sebuah balasan."

***

Terdengar suara gemercik air keran dari balik kamar utama. Terpampang tubuh Irene yang terkulai lemas tidak berdaya diatas bath up berisikan air dingin. Kedua matanya terpejam erat sekarang. Lagi. Untuk yang kesekian ratus kalinya ia menangis tersedu meratapi nasib yang tengah digariskan Tuhan kepadanya.

Tidak ada satupun manusia yang ingin mengalami masa-masa sulit. Tanpa terkecuali Irene. Ia masih belum sanggup untuk melepas Sehun. Demi langit dan bumi ia sudah terlanjur menyayangi Sehun.

"Irene?"

Irene langsung menghapus sisa-sisa air mata yang melintas di pipinya. Ia kenal suara itu. Dengan terseok-seok ia meraih kenop pintu kamar mandi. Irene terdiam sejenak menatap sosok lelaki itu. Terlihat Sehun disana sedang menatapnya lekat. Wajahnya langsung memucat melihat Irene yang nampak kegigilan.

"A..astaga kau kenapa?"

Sehun berlari kecil mengambil handuk dari dalam lemari. Kulit Irene sudah semakin memutih layaknya mayat. Dan Sehun sangat khawatir. Sungguh.

"Sehun." panggil Irene sangat pelan.

Bulu kuduk Sehun langsung meremang merasakan dinginnya sentuhan Irene pada telapak tangannya.

"Aku..."

Tubuh Irene mulai limbung sekarang. Sehun langsung memegang tubuh Irene, menopangnya agar tidak jatuh begitu saja keatas lantai.

"Aku mencintaimu."

Kemudian Irene menjatuhkan kepalanya pada bahu Sehun. Matanya tertutup rapat.

"Irene, bangun Irene!" teriak Sehun keras.

Dengan paniknya ia membawa tubuh Irene keatas kasur. Tidak dipedulikannya bajunya yang ikut basah. Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah membangunkan Irene. Sehun menatap sekilas pada secarik kertas yang dibawanya. Ia sedikit ragu melihat surat perjanjian perceraiannya yang sudah dibuatnya. Hatinya bertanya bingung. Haruskah memberikan surat itu sekarang pada Irene?

***

Krystal tersenyum senang di sepanjang jalan. Kedua tangannya terlihat membawa dua kantung plastik besar berisikan bahan-bahan makanan. Langkahnya terhenti menatap sesosok lelaki yang sedang menyiram tanaman disebuah toko bunga.

"Oh, kau lelaki yang menyelamatkan teman bosku kan?"

Krystal menilik dengan teliti wajah Taehyung. Lelaki itu lalu tersenyum kecil.

"Ah, bingo! Kau lelaki yang kemarin!" Krystal tersenyum senang kemudian menduduki kursi kayu kecil yang ada disamping Taehyung. "Kau penjual bunga?"

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang