Last Love (Chapter 6)

3.5K 453 23
                                    


"Bae Irene...maafkan Appa. Appa tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik untuk keluarga kecil kita."

"Kau tetap Appa terbaikku."

Perlahan sosok itupun berjalan menjauhinya. Meninggalkan Irene sendirian ditempat yang sunyi dan gelap. Genggagaman Irene terlepas.

"Jaga Eomma dan Seulgi dengan baik, Irene-ah. Appa menyayangi kalian semua."

***

"Appa!!!"

Dengan nafas tersenggal, Irene terbangun dari tidurnya. Wajahnya penuh dengan keringat. Batinnya bergetarhebat. Ada sesuatu yang tidak beres. Ia dapat merasakan sesuatu yang buruk terjadi pada Ayahnya. Tiba-tiba telepon genggam milik Irene bergetar. Ia segera meraihnya dan terkejut bukan main saat melihat pesan dari nomor yang tidak dikenal olehnya.

"Ayahmu sudah mati ditanganku."

Sebuah foto kemudian muncul. Itu adalah foto orang yang sangat dikenal olehnya.

"Appa..."Irene menangis terisak.

Begitu miris hatinya ketika melihat foto Ayahnya yang tergeletak dijalan dengan mata terpejam erat dan lumuran darah yang ada disekujur tubuh. Meskipun Ayahnya sering melukainya dan tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik, Irene tetap menyayangi lelaki tersebut. 

Irene berjalan keluar dari kamarnya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Oh Sehun. Untung saja jarak antara kamar mereka tidak terlalu jauh. Irene terus menerus mengetuk pintu kamar milik Oh Sehun.

"Irene, kau berisik seka..."

Kepala gadis tersebut kemudian menubruk pelan dada bidang milik Sehun. Sedetik kemudian tangisnya pecah.

"Kau kenapa?"

Jemari Sehun mengangkat pelan dagu milik Bae Irene. Ia tatap lekat-lekat gadis yang ada didepannya.

"Appa..."Irene berbicara dengan sesenggukan. "Appa sudah tidak ada didunia ini. Appa meninggal. Dia sudah tidak hidup, Oh Sehun."

Sehun menarik tubuh milik Irene kedalam pelukannya. Ia juga nampak terkejut dengan apa yang dikatakan Irene.

"Appa ingin sekali melihatku menikah." Irene menggelengkan kepalanya. "tapi sekarang ia..."

"Sudahlah, Irene." Sehun menepuk kecil kepala milik Irene.

"Dia dibunuh."

"Apa kau bilang?"

Irene menyerahkan ponselnya pada Sehun.

"Aku tahu tempat ini. Sebaiknya kau segera ganti baju dan kita pergi kesana."

Irene menggangguk setuju. Untuk saat ini ia menuruti perkataan Sehun. Karena sekarang hanya ada Sehun, lelaki satu-satunya yang bisa diandalkan.

***

Hampir 2 jam Sehun menyusuri jalananyang sepi. Dikanan kiri mereka hanya ada pepohonan. Tidak ada satupun kendaraan yang lewat.

"Apa kau yakin disini tempatnya?" tanya Irene. Sehun menganggukkan kepalanya yakin. 

"Tempat itu persis dibelokan tempat villa keluargaku."

Mesin mobil berhenti. Sehun segeraturun dari dalam mobil. Disusul oleh Irene yang mengikutinya dari belakang. Rasa cemas mulai menghantui keduanya.

"Kau diam disini." perintah Sehun. Irene menggelengkan kepalanya.

"Aku ingin bertemu dengan Appa."

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang