Last Love (Chapter 24b)

2.4K 241 42
                                    

Bae Irene. Gadis ramah, murah senyum dan sopan itu akan bertunangan dengan Kim Taehyung. Lelaki baik hati yang menjadi idaman seluruh mertua di dunia.

Kini keduanya nampak malu-malu saat berdekatan. Desiran aneh itu menyeruak begitu saja seiring detak jantungnya yang berdebar begitu kencangnya. Tidak ada yang bisa mengelak perasaan yang dirasa oleh dua sejoli ini.

"Lebih baik aku yang memotong tangkainya." tawar Kim Tae hyung gemas.

Irene yang tengah asik memotong tangkai-tangkai bunga itupun tersenyum lebar.

"Tidak usah." jawab Irene. Toh ia bukanlah gadis manja.

"Tapi nanti jika tanganmu terluka karena terkena duri, bagaimana?"

"Jika terluka, ya jariku berdarah. Selesai." Irene terkikik sambil nemeletkan lidahnya. Lagipula luka di hidupnya jauh terasa lebih sakit daripada hanya terkena duri dari mawar.

Taehyung bersyukur memiliki gadis itu sekarang. Dan ia begitu salut pada Irene. Irene begitu gigih, mandiri dan tidak ingin merepotkan orang lain. Bukankah itu semua tipe wanita ideal yang di inginkan dari seluruh lelaki yang ada di muka bumi?

"Oh ya, Taehyung." panggil Irene sedikit kencang. "Apakah keluargamu sudah di beritahu tentang pertunangan kita?"

Taehyung tersenyum kecut.

"Orang tuaku sudah meninggal sejak aku kecil."

Irene terhenyak. Ia menghentikan kegiatannya sekarang.

"Jadi selama ini kau tinggal dengan siapa?"

"Aku tinggal dengan keluarga dari Appa dan Eomma sampai umur 10 tahun. Setelah itu..." Taehyung mencoba mengingat kembali masa-masa sulitnya. "Aku memutuskan untuk tinggal di panti asuhan."

"Lalu? Apakah ada yang mengadopsimu sebagai anak?"

"Tidak. Aku tidak mau di adopsi siapapun."

Taehyung terdiam cukup lama. Sedangkan Irene terus menyimak.

"Aku merasa hanya menjadi beban untuk keluarga. Aku bahkan sempat ingin bunuh diri di usia muda, tapi setelah aku masuk panti asuhan, ternyata ada yg bernasib lebih buruk." mata Taehyung mulai berair, paru-parunya terasa terhimpit menahan sesak. "Rata-rata teman-temanku disana, mereka dibuang. Di acuhkan dengan berbagai macam alasan yang sebenarnya tak masuk akal bagiku."

Taehyung mengusap kasar air matanya.

"Anak adalah anugerah tuhan, tapi kenapa justru di luar sana banyak orang yang membuang begitu saja anugerah dari sang kuasa?"

Irene terhenyak. Tiba-tiba saja ia mengusap pelan perut ratanya, dulu ada sosok yang akan hidup dalam separuh dirinya. Benar apa yang Taehyung katakan, bahkan ketika Irene kehilangan bayinya, ia hampir gila. Tapi kenapa justru di luar sana banyak manusia yang membuang anak mereka layaknya sampah?

"Sejak saat itu aku berjanji akan menjadi lebih mandiri dan mensyukuri segala hal yang aku dapatkan karena masih banyak saudara dari kedua orang tuaku yang peduli."

Irene tersenyum tipis. Kemudian ia mengacak pelan rambut Taehyung dengan gemas.

"Bagaimana jika kita undang pemilik panti asuhan yang sudah mengurusmu?" usul Irene. "Aku yakin mereka pasti senang."

"Ya." Taehyung mencoba tersenyum di depan kekasih hatinya. Ia pikir, ia tidak boleh menangis sendu.

Irene yang gemas kemudian memeluk hangat tubuh Taehyung. Sehingga membuat si empunya badan terasa nyaman.

"Kau harus kuat, kita harus kuat."

Jari jemari Irene nampak menyeka air mata yang turun di wajah Taehyung. Entah dorongan dari mana, Taehyung kemudian menatap Irene begitu erat. Jantung Irene berdetak begitu kencang. Taehyung memiringkan wajahnya, dia kecup lama pipi ranum yang sedikit memerah itu. Irene terhenyak bercampur gelisah.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang