Last Love (Chapter 7)

3.8K 435 13
                                    


Tidak ada hari yang lebih bahagia dibandingkan dengan hari pernikahan. Hari dimana kita bisa merasakan kehidupan yang baru dengan orang yang kita cintai. Namun tidak bagi Irene. Semuanya terasa semu. Terlebih ketika saat ini Eomma, Appa dan Seulgi tidak hadir dihari pernikahannya.

Irene sengaja menyuruh Eomma dan Seulgi untuk mengurusi jenazahAppanya. Sebenarnya ia tidak ingin ada disini. Ia hanya ingin diam didalam kamar. Tetapi dilain sisi ia tidak bisa membatalkan pernikahannya. Ia merasa sangat tidak enak dengan kolega-kolega tuan dan nyonya Oh yang sudah menyempatkan hadir.

"Aku turut berduka cita dengan kepergian Appamu, Irene" Joy memeluk erat tubuh sahabatnya. "Kau harus kuat menerima semua ini."

"Ne.Gomawo, Joy." Irene tersenyum kecil. Ia merasa beruntung karena masih ada yang peduli dengannya.

"Apa Samchon sudah datang?" tanya Joy. Irene mengangguk. Ia sengaja meminta bantuan adik dari Appa untuk menjadi wali dalam pernikahannya nanti.

"Kau tidak boleh menangis. Kau harus bahagia, Irene-ah" Joy memberikan suntikan semangat. "kau adalah wanita yang luar biasa."

Irene langsung memeluk Joy. Keberadaan sahabat dihari pernikahannya dapat membuatnya semakin bersemangat lagi.

"Nona Irene, apa kau sudah siap?"panggil asisten Park dari luar pintu kamarnya.

"Dia sudah siap," Joy kemudian mencubit pipi Irene. "Ayo kita pergi."

Irene segera bangkit dari kursi rias kemudian melangkahkan kakinya untuk segera pergi menuju gereja.

***

Dengan santai, Sehun memasuki ruangan gereja. Seluruh tamu undangan berdiri. Ia sangat gagah memakai tuxedo putih dengan dasi berbentuk kupu-kupu berwarna hitam. Sedangkan Irene berjalan penuh hati-hati kearah altar dengan tangan diapit oleh Samchon nya. Sehun begitu terpana ketika menangkap sosok Irene yang sangat elegan memakai gaun putih off shoulder dengan detail bordirdan lace, serta dilengkapi sebuah veil yang penjangnya melebihi kaki. 

"Jagalah Irene dengan baik." pesan Samchon Bae Jong hyun. Lelaki tua tersebut menyerahkan tangan Irene yang kemudian disambut oleh Oh Sehun.

Sehun dan Irene berdiri saling berdampingan. Seorang pendeta yang ada dihadapan mereka terlihat tersenyum bahagia karena diberikan kesempatan untuk menjadi saksi dari dua orang manusia yang akan segera mengikrarkan janji suci dihadapan Tuhan.

Satu persatu rangkaian acara telahdilewati keduanya. Dari mulai janji pernikahan, pemakaian cincin dan pemberkataan, semua berjalan dengan baik dan lancar.

"Mempelai pria dipersilahkan mencium mempelai wanita." ucap sang pendeta.

Sehun membuka veil yang menutupi wajah milik Irene. Ia begitu terpana ketika melihat Irene dari jarak dekat seperti sekarang. Membuat jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya.  

"Jangan cium aku." perintah Irene.

"Apa?"

"Jangan cium ak..."

Sehun semakin mendekatkan wajahnya pada Irene. Ia mengecup sekilas bibir merah milik Bae Irene.

"Kau bilang apa tadi?"

Irene mendelikan matanya sebal. Baginya, Sehun benar-benar sangat menyebalkan!

"Sepulang dari sini kita pergi kepemakaman Appa." bisik Sehun tepat ditelinga milik Irene.

Irene menganggukkan kepala pertanda setuju. Statusnya kini sudah berubah. Dan ia harus menuruti semua perkataan dari Oh Sehun.

"Oh ya, kau sangat cantik hari ini." Sehun tersenyum kikuk. Lalu pergi kearah tamu-tamu. Irene tertawa kecil melihat tingkah laku konyol dari Oh Sehun.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang