Last Love (Chapter 5)

4.1K 452 18
                                    

Rasanya seperti ada yang janggal ketika Irene harus duduk bersebelahan dengan Oh Sehun. Ia tatapi setiap inci wajah milik penerus perusahaan Gaesang Group tersebut. Garis wajah yang tegas, dengan rambut cokelat mengkilap dan mata hazel indah yang begitu tajam sudah pasti membuat seluruh wanita bertekuk lutut dihadapannya.

Tanpa terkecuali Irene. Hati dan jiwanya merasa sangat tidak tenang sekarang. Terlebih ketika tadi –secara tiba-tiba- Sehun mengajaknya untuk berjalan-jalan ke taman belakang. Mereka duduk berdua diatas bangku panjang yang ada disamping pohon akasia. Sehun terlihat sibuk membaca sebuah buku tebal dengan sebuah kacamata yang bertengger dihidungnya.

"Jangan melihat aku seperti itu, BaeIrene." Sehun menutup buku bacaanya. Ia berhasil menangkap basah Irene yang sedang memperhatikannya.

Irene mengalihkan pandangannya menuju hamparan rumput hijau. Ia berpura-pura tidak melihat apapun.

"Siapa juga yang melihatmu. Kau terlalu percaya diri, Oh Sehun."

Sehun terkekeh geli. Ia acak pelan rambut panjang milik Irene. Menyebabkan sang empunya rambut menatap sebal pada Sehun. Gadis ini terasa begitu menggemaskan ketika sedang marah. Sehun menggelengkan kepalanya. Apa yang baru saja dipikirkan olehnya?

"Kau ingin teh?" Irene berdiri. Namun Sehun menarik tangan milik Irene dan memaksanya untuk tetap duduk disebelahnya.

"Sebentar lagi matahari akan tenggelam.Sayang jika harus dilewatkan sendirian."

Irene menggigit kecil bibir bagian bawahnya. Perlakuan lelaki disebelahnya ini terasa manis.

"bantu aku melupakan Soojung."

Irene terdiam sejenak.

 "Siapa Soojung?"

"Dia mantan tunanganku." Sehun berucap sedih. "Dia pergi ke Amerika untuk mengikuti impiannya menjadi seorang pianis."

"Apa dia cantik?"

"Sangat."

"Apa dia baik?"

"Sangat."

"Apa dia pintar?"

"Sangat."

Irene mengetukan pipinya dengan jari telunjuk. "Dia sangat berbeda jauh denganku."

"Memang."

Irene merasa sangat dongkol.

"Daripada perjodohan ini dibatalkan, lebih baik aku terima saja. Toh tidak ada salahnya mencoba."

"Tapi pernikahan itu hal suci, Oh Sehun."

"Aku tahu. Dan entah kenapa aku yakin padamu."

Sehun memeluk erat tubuh Irene. Ia merasa hangat dan nyaman jika berada dengan Irene. Bertepatan dengan itu,matahari semakin condong kearah barat. Meninggalkan segurat cahaya kuning kemerahan dilangit.

"Senja pertamaku, dengan gadis menyebalkan bernama Bae Irene." bisik Sehun pelan.

Sebuah getaran kecil terasa menghangatkan dada. Sukses menyebabkan pipi Irene memerah seketika.

***

Irene menatap langit-langit kamarnya dengan penuh rasa bimbang. Tangan kanannya terangkat seolah ingin meraih sesuatu. 48 jam tersisa menuju hari pernikahannya dengan lelaki menyebalkanyang dikirim oleh Tuhan. Ia tersenyum kecil. Desiran itu tidak bisa ditampik lagi olehnya.

Entah mengapa jantungnya selalu berdegup kencang ketika Oh Sehun ada didekatnya. Bibir indah menawan berwarna merah muda itu seolah menjadi candu. Irene benci disentuh oleh siapapun. Namun semuanya berbeda ketika Sehun yang memulai.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang