Last Love (Chapter 12)

3.6K 353 15
                                    

Hembusan angin pada sore hari itu membuat Irene terasa seperti berada di dalam taman firdaus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hembusan angin pada sore hari itu membuat Irene terasa seperti berada di dalam taman firdaus. Ia di temani dengan secangkir teh hijau hangat dan biskuit renyah yang menggugah lidah. Tak lupa pemandangan matahari yang tenggelam di ufuk barat tersaji indah di depan kedua bola matanya.

Dari balkon kamar hotelnya, Irene bisa melihat sosok Sehun yang sedang berkeliaran di atas pasir putih sambil menenteng kamera SLR berwarna hitam. Diam-diam ia terpesona pada lelaki yang kini berstatus menjadi suaminya. Benar apa yang dikatakan orang-orang. Cinta tumbuh karena terbiasa. Dan Irene tidak bisa menampik itu semua. Ia telah jatuh cinta pada Oh Sehun.

"Bae Irene!"

Sehun berteriak tidak karuan sambil melompat-lompat dengan tangan yang terulur keatas. Tanpa rasa malu, lelaki itu membentuk tangannya menyerupai bentuk hati dan menempelkannya tepat di dada kirinya. Irene tersenyum geli. Meskipun banyak sekali turis, tetapi Sehun sama sekali tidak peduli.

"Kau memalukan!" balas Irene. Ia mengepalkan tangannya menyerupai tinjuan.

"Apa? kau mencintaiku juga?" Sehun memasang wajah tidak berdosanya. Pipi Irene langsung memerah. Dan Sehun langsung mengarahkan kameranya untuk memotret wajah Irene.

"Sepertinya dia sedang tidak waras." gumam Irene.

Tanpa mengidahkan perkataan Sehun, Irene langsung memasuki kamar. Sementara Sehun tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Baginya, Irene sangat menggemaskan ketika sedang marah dan juga malu. Tanpa menunggu lama, ia segera berjalan memasuki hotel untuk segera menemui Irene.

***

Sehun mendapati Irene sedang tertidur manis di atas kasur. Tanpa rasa canggung sedikitpun ia segera berbaring disebelahnya. Mata Irene yang semula terpejam kini terbuka lebar. Jarak wajahnya dengan Sehun hanyalah beberapa sentimeter saja.

"Kau sangat cantik." puji Oh Sehun. Tangannya tergerak untuk menyentuh wajah Irene.

Sentuhan Sehun mampu membuat bulu kuduk Irene meremang. Batinnya bertanya bingung. Ada apa dengan Oh Sehun?

"Kau ingin ku buatkan kopi? Atau teh?" Irene buru-buru berdiri. Namun Sehun langsung menariknya.

Tatapan mata Sehun menyerupai elang yang siap menerkam mangsanya. Membuat Irene ketakutan setengah mati.

"Aku mencintaimu." bisik Sehun tepat di telinga milik Irene. Irene begitu terkejut.

"Tapi bukankah kau tidak bisa melupakan Soojung?"

Irene dapat merasakan kegundahan yang dirasa Sehun. Tanpa menunggu lama, Sehun menggenggam kedua tangan Irene dengan sangat erat. Seolah lelaki tersebut tidak ingin kehilangan Irene walau sedetikpun.

"Dia hanyalah masalaluku. Dan kau adalah masa depanku, Bae Irene."

Sehun mengecup lembut kening Irene.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang