Bab 32 | Cemburu

6.3K 332 6
                                    

Aira menilik dirinya di cermin. Baju blouse labuh rona biru embut, tudung shawl hitam yang terlilit kemas dan siap! Sedia untuk keluar!

Kaki menuruni tangga dengan laju. Kelihatan Puan Nasuha , Zahra bersama Kyra duduk di ruang tamu.

" Dah siap dah Aira ? Jom kita. " Zahra bangun dan mendukung Kyra.

" Zariq mana kak ? " Tanya Aira sambil mendekati pintu utama.

" Zariq ada kat atas lagi kut. Takpe kita masuk kereta dulu. "

" Masuklah dulu. Aira tutup lampu semua kejap. " Aira terus naik ke tingkat 2 untuk memeriksa lampu.

Selesai menutup lampu,kelibat Zariq kelihatan terhenti di tangga tingkat 2. Suara Zariq yang sedang bercakap menarik perhatian Aira

" Ya ya. I know that Katty. But as I said, I will not marry with you. So please... "

Percakapannya terhenti sebentar.

" Ya aku tahu. Tapi tak semestinya sebab Kyra je kita kena kahwin. "

Aira yang sedang berdiri di belakang dinding yang memisahkan antara ruang tamu dan tangga tersentak.

' Apa maksud Zariq ? '

" Kau jangan jadikan Kyra sebagai alasan. Aku mampu jaga dia. Dah. Bye. " Suara Zariq menghilang serentak dengan tapak kakinya menuruni tangga.

Aira memegang dadanya.

' Takkan cerita pasal Kyra tu semuanya tipu je ? Zariq sorok perkara sebenar ? Mungkin Kyra betul anak Zariq ? Tapi dengan siapa pulak ? '

Tiba-tiba hati Aira sakit. Sakit jika kenyataan itu betul.

********

" Mama, why you're looking so sad ? " Kyra memegang pipi Aira. Telefon yang dibeli khas untuknya diletak pada ribanya.

Zariq yang sedang memandu kereta melihat ke sebelah pemandu, tempat Aira dan Kyra duduk.

Memang betul wajah Aira kelihatan sugul dan monyok sahaja dari tadi. Sebab apa ? Zariq sendiri pun tak tahu.

Tersenyum Aira jadinya.

" Nothing. " Aira membetulkan duduk Kyra yang berada di atas pehanya. Lalu pipi Kyra dicium.

Kyra tersengih dan mengambil telefonnya kembali lalu bermain game.

Aira kembali memandang ke luar tingkap. Suara Zariq tadi terngiang-ngiang lagi di telinganya.

Aira terpaku. Gelang yang dihulur tidak disambut.

" Aira ? " Zariq memanggil.

" Err.. "

" Aku tak kira. Kau kena terima jugak. " Zariq sudah duduk di sebelah Aira. Tangan Aira diambil dan gelang itu dipakaikan.

Aira hanya mencebik.

' Baik tak payah tanya. ' kutuk Aira dalam hati.

Hati Si Dingin.Where stories live. Discover now