Feel free? (yay or Nay)

6.6K 139 0
                                    

Kubulak balik kartu nama ini, namanya terpampang jelas di kartu ini kontras sekali dengan warna dasarnya
Dave Enderson
begitulah nama itu terpampang di cetak besar dan tebal .

Kalau ku lihat dari kepribadian sehari hari jelas tak akan ada yang menyangka bahwa laki laki berotak mesum ini adalah penerus perusahaan E.EHunt corp

Aku sudah resmi bekerja di perusahaannya walaupun baru satu hari.
Aku sempat takjub dengan perilaku lelaki itu yang jelas jelas seperti memiliki kepribadian ganda.

Pagi ini dia memakai setelan jas hitam dengan kemeja berwarna biru dan dasi polos berwarna hitam,tatanan rambutnya sangat rapih ummmhh mungkin dia memakai semacam gell, namun secara keseluruhan dia sangat Tampan

Awalnya aku tak yakin dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaan kantoran tapi kesan hari pertama di kantor sangat menyenangkan banyak dari mereka yang ramah,bahkan baru satu hari aku bekerja sudah ada 3 lelaki yang ingin mengantarku pulang.

Aku senang.
Itulah yang kurasakan saat ini

Good luck my lady
Aku kembali membaca pesan terakhir darinya pagi ini, rasanya hatiku seketika menghangat.

-Terima kasih atas semuanya
Send to crazyman

-Gue gak ngelakuin apa apa. Lu harusnya berterimakasih sama Dave bukan sama gue

See? Keanaehannya mulai lagi,Bukankah dave dan enderson adalah dia? Menurutku Dia sangat profesional, saat di kantor dia tak berbuat macam macam atau pun menggangguku bicaranya sopan dan teratur.

-oh begitu. Punya saran gak? Apa yang harus gue lakuin ke Pak Dave Enderson buat bikin dia seneng sebagai ucapan terima kasih
Sepertinya aku telah gila karna semakin sering bersamanya

- Apakah jika saya meminta sesuatu kau akan mengabulkannya Miss Rosen?
(Dave Enderson)
Aku terkekeh saat membaca pesan darinya, kegilaannya memang seakan tak pernah hilang

-YES

Belum sampai satu menit dia sudah membalas pesannku

-temui aku Jam 10 diruanganku!

-yes sir

-see you soon
Aku tersenyum seperti orang bodoh,atau memang sudah bodoh

*

Kurang dari jam 8 aku sudah tiba di kantor

"Mau minum apa mbak lady?" tanya pak Didy salah satu Ob di ruangan ku

"Kopi luwak aja deh pak Didy" jawabku sambil tersenyum

Kopi luwak memang salah satu minuman kesukaanku, sekaligus bisa menjadi teman dan obat paling mujarab disaat saat sedang krisis seperti ini. Dikejar Deadline

Pak Didy tersenyum lalu melenggang meninggalkanku.

Sebisa mungkin aku mengerjakan tugas dengan fokus dan serius karna hari ini aku malas jika harus lembur

Aku melirik ke handphoneku ku sekilas dan fokus kembali ke layar monitor Laptop

Astaga!!
10:03
aku baru ingat janjiku pada si aneh Enderson.
aku beranjak dari kursiku dan bergegas ke ruangannya

Aku terkejut saat salah seorang memanggilku
"Dy mau kemana?" tanya miss Diva kepala bagianku
"Mau ke ruangannya Pak Dave mbak" jawabku ragu ragu
"Ada urusan apa? Emang tugas kamu udah selesai" dia kembali bertanya

Kepo banget si lu mbak
Kalau bukan memandang dia adalah atasanku mungkin langsung ku ceploskan kata kata itu

"Emmh tadi sapu tangannya pak Dave jatuh mau saya balikin" jawabku asal bodoah boong boong deh gue

"Yaudah gih sono, jangan lama lama tugas kamu masih numpuk tuh"

"Iya mbak" aku mengangguk pelan seperti babu

Nasib nasib

Tok tok tok! Kunketuk pintu ruangan Pak Dave
"Masuk" seru manusia yang ada didalam sana

Lelaki itu berdiri membelakangiku memasukan kedua tangannya ke saku celana
"Kamu terlambat" suara seksinya terdengar dingin . seksi? Upss kuralat ucapanku maksudku suara beceknya
"Eh?"Dia membalikan badannya, mata kami menyatu, aku tersenyum kecut mungkin sedikit menyengir layaknya kuda
"Jadi apa?"ucapku
" emmh entahlah"dia mengangkat kedua bahunya "mungkin mendongeng?"
"Whatt" aku terkejut! bukan bukan tapi sangat terkejut.

Mendongeng

"Are you serious? Mendongeng?" ucapku menegaskan kata katanya barusan

"Yaa" jawabnya sambil mendelikan kedua matanya

Dia pikir aku ini Sherazat yang membacakan kisah 1001 malam untuk si pangeran? Ehh ?

"Jangan bercanda En aku serius, tanyain maunya pak Dave itu apa?" ucapku

Apa aku sudah bilang sejak aku bekerja di kantornya ehh bukan sejak kemarin malam, aku tidak lagi berbicara dengan bahasa Gue elo, cukup sadar diri sebagai bawahan walau bukan di jam jam kantor sekalipun, walaupun kadang masih sering keceplosan.

"Saya menginginkannya miss Rosen, ingin mendengar beribu dongeng dari mulutmu" lagi lagi di terus tersenyum

Dongeng? Yang benar saja masa aku harus mengoleksi buku buku fiksi untuk mendongengkan pria ini. Dia bukan anak kecil lagi kan? Sudah dewasa bahkan bisa di bilang sudah bangkotan. Mendengarkan dongeng bukan hal yang wajar untuk pria sekeren dia kan? Ini aku benar mengakui bahwa dia itu keren.

()

Votenya gess, yang mau komen juga boleh yukk marihhhh .


The Peak of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang