Lost

2.8K 121 8
                                    

I miss you
Sent

Entah sudah berapa pesan singkat yang aku kirimkan ke Enderson, sejak dari rumah sakit waktu itu aku belum bertemu lagi dengannya, hari inipun dia tidak masuk kerja.
Aku meletakan HPku kembali ke saku celana, tugas hari juga tidak terlalu banyak, banyak waktu senggang yang aku lewati dengan melamun di Pantry

"katanya dia mau pindah ke Jepang" suara bisik bisik itu terdengar dari kerumunan teman wanita di ujung Pantry

"Semoga aja gak jadi" sindy menimpali

Aku mulai tertarik dengan percakapan mereka, mendekat kearah kerumunan itu

"Padahal Big Bos orang yang baik dan paling pengertian"

Big Bos,?

Rasa ingin tahuku menuntunku untuk ikut bergabung

"Hallo semua!" Sapaku basa basi
"Hay lady!"
"Apa ada topik yang hangat hari ini?" Aku langsung mengambil posisi di samping sindy
"Iya. Kamu harus tau, Sir Enderson mau pindah ke Jepang" bisik Sean

Enderson...
Jepang

Deg. Aku seperti tersambar petir mendengarnya, En selalu bercerita apapun padaku tapi untuk hal sebesar ini dia menutupinya dariku...

"Kalian yakin?"  Aku ingin memastikannya sekali lagi.

Meraka serempak mengangguk

Apa maksudnya? Aku harus bertanya langsung pada Enderson, dia tidak bisa begitu saja pergi, setelah apa yang sudah dia lakukan padaku.

Aku ingin bertemu, setelah pulang kantor!
Sent

Ada apa denganmu En?

Sudah waktunya jam pulang, tapi aku belum juga mendapatkan balasan darinya, aku juga sudah berusaha untuk meneleponnya tapi tidak diangkat. Aku ingin bertemu dengannya tapi tidak tau harus menemuinya dimana,

Hanya ada satu cara...

Enderson ada Dimana saat ini?
Sent

Disaat saat seperti ini aku paling benci menunggu.

Akhirnya balasan itu tiba juga.

Nick: kami tidak bertemu sejak 3 hari yang lalu, aku tidak tau dia dimana...

Shitt!!!

Aku memasukkan HPku ke saku, meraih jaket dan tas kerjaku dan segera pergi dari kantor. Mungkin memang Enderson sedang tidak ingin menemuiku. Tapi biar bagaimanapun aku berharap dia Baik-baik saja.

---

Mataku mengamati jalan jalan yang dilalui Taksi yang sedang ku tumpangi ini. Asing. Jalanan ini memang asing dan sangat jauh dari kantor maupun Apartemenku. Supir taksinya bilang ongkosnya akan sangat mahal untuk menuju alamat yang aku beri.

Tadi Aku bertemu Miss Diva di Lobby, kami sempat berbincang sejenak, dia memberiku secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat, Miss Diva bilang itu titipan dari Lewis.

Karena itulah aku sekarang disini, setidaknya alamat itu pasti ada hubungannya dengan Enderson.

Taksi ini berhenti disebuah gedung apartemen yang sudah tua namun terlihat sangat antik. Aku mengamati alamat yang tertera pada gedung itu dan memang benar ini alamatnya, sama dengan yang Lewis berikan
Setelah membayar Taksi dengan Argo yang gila gilaan, aku memasuki gedung apartemen itu.

"Selamat malam" sapaku pada seorang satpam yang sedang berjaga

"Malam, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya

Aku mengangguk "Bapak kenal Enderson?" Tanyaku langsung pada intinya

"Tuan Enderson? Oh saya kenal" ujarnya semangat

Oh ya Tuhan aku sangat senang mendengarnya...
"Kalau boleh saya tahu Nona ini siapanya?"

Tidak mungkin aku bilang, aku ini pegawainya dia pasti tidak percaya,dan akan menutup informasi tentang Enderson

"Saya kekasihnya" akuku

Bapak satpam itu mengangguk angguk,
"Tuan Enderson ada dilantai 3, masuk aja dia baru aja pulang"

"Makasih ya Pak"

Aku masuki apartemen antik ini, Lobby nya sangat sepi, padahal sekarang baru jam 7. Dilantai 3 ada 6 unit apartemen, satpam itu bilang unit Enderson ada di paling ujung, dia tau betul karna suka mengantarkan barang untuknya

Aku menekan bel beberapa kali, tapi tak ada tanda tanda orang yang akan membukakan pintu

Mungkin Enderson sedang ada di kamar mandi, aku menunggu beberapa menit lagi, sambil terus menekan bel

Akhirnya pintu itupun di buka oleh seorang wanita ...
Wanita yang keluar hanya menggunakan baju handuk mandinya, tampilannya sungguh berantakan, rambutnya tak beraturan, wajahnya dipenuhi keringat

"Siapa..?" Tanyanya

"Mmh Enderson ada disini?"

Dia mengangguk cepat, aku pikir dia sedang tidak dalam keadaan sadar sepenuhnya, mulutnya bau alkohol yang sangat menyengat

Aku mendelik menatapnya
"Apa kalian sedang melakukan Sex?" Tanyaku langsung

Wajahnya berubah menjadi merah karena malu, kemudian dia tertawa
"Ah-iya... kuharap kamu tidak masuk kedalam,karna keadaanya sedang sangat kacau"

Aku mengangguk setuju.

"Ada yang ingin kamu sampaikan?" Tanyanya,

Mataku terpaku pada sosok yang sedang berjalan kearah pintu, Enderson menatapku, dia seperti orang linglung, tubuhnya hanya dibalut boxer

"Ah itu dia" seru wanita yang ada dihadapan ku "En, bolehkah tamu mu, ini masuk?" Tanyanya pada Enderson

Ya Tuhan apa yang aku saksikan ini??? Rasanya tubuhku dibakar rasa amarah.

"Shei kamu masuk kedalam, aku mau bicara berdua"
Wanita yang di panggil shei oleh Enderson langsung meninggalkan kami berdua

Aku tertawa histeris
"Menjijikan!!! Aku ini benar-benar tolol! Dungu! Idiot..." Setelahnya hanya umpatan umpatan kasar yang terlontar dari mulutku.

Enderson masih tetap diam, mendengar semua perkataan kasarku walau sesekali dia menghela nafas berat

"Aku gak bisa nahan rasa sakit itu, aku gak bisa!!!" Ucapnya pelan

"Bukan rasa sakit itu yang kamu gak bisa hilangin, En, tapi nafsu binatang kamu" tandas ku "satu hubungan gak akan pernah cukup buat kamu, harus ada berpuluh-puluh wanita buat menuhi kebutuhan sexual kamu"

"Terus bagaimana sama kamu?" Ketusnya

"Aku?" Aku menunjuk diriku

"Iya-kamu. Satu laki laki juga gak akan cukup buat kamu, kan?"

"Aku keluar En, keluar dari segalanya yang berhubungan sama kamu!"
Dia marah aku tau itu, tapi marah karna apa itu yang belum aku tau. Bicara dengannya sekarang hanya akan membuat emosi, jadi aku putuskan untuk pergi.

Angin malam yang hanya menemani perjalanan ku pulang, jangan menangis Lady! Jangan!!

"Wanita tegar tidak akan pernah menangis karena laki-laki" batinku menyemangati

Tapi secara sadar rasa sakitnya sungguh menusuk batinku, harus aku akui aku mempercayainya. Aku sudah mempercayai Enderson, karna itulah rasanya seperih ini, perih karena di khianati...

No coment no next

Sorry for typo

I love you

The Peak of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang