Will you .... me?

2.9K 116 11
                                    

Aku kembali dari rumah Jessi ke apartemen pagi pagi sekali, setelah semalaman penuh dengan drama percintaan kami, akhirnya hari ini aku merasa sudah lebih baik, ralat. Maksudku Sudah sangat baik

Langkah ku terhenti saat security gedung apartemen memanggilku
"Mba Lady!" Aku menoleh kearah nya, dia berjalan menghampiri ku

"Ini mba, ada titipan" dia menyerahkan sebuah kotak besar padaku, seperti kotak sepatu tapi agak sedikit lebih besar

Aku mengambil kotak itu. Kotaknya lumayan bagus
"Kurir yang kirim, atau orang pribadi, pak?"

Security itu diam sejenak, seperti sedang mengingat ingat
"Waduh, saya lupa mba Lady" jawabnya "saya gak terlalu perhatiin"

Ya Ampun..
"Emang bapak gak tanda tangan surat terima?"

Dia menggeleng cepat.

"Oh yaudah Pak, gakpapa" ucapku pasrah, mau bagaimana lagi? security itu tersenyum "Ini pak buat sarapan" aku memberikan roti sobek dan kopi kaleng yang tadi baru kubeli, aku rasa security itu lebih membutuhkannya daripada aku. Dia harus kuat dan tetap waspada. Salah salah dia bisa menerima paket yang berisi Bom, bisa gawat jadinya.

"Wah mba Lady, makasih loh ini" dia mengambilnya, Matanya berbinar seketika

"Saya permisi" pamitku.

Aku langsung merebahkan tubuh di kasur begitu sampai, dan baru kali ini aku merasa Apartemenku sunyi.sepi.senyap, hanya ada sesekali suara dispenser menyala, ternyata Jessi benar, berdiam diri dirumah hanya akan membuat kesepian.

Aku beringsut mengambil kotak yang tadi diberikan oleh security...
Tanpa nama?
Kotak ini tidak di bungkus apapun, tidak diberi lakban atau apa, aku membukanya dengan sangat mudah

Baju?
Berisi sebuah baju, atau lebih spesifiknya lagi adalah sebuah Gaun.
Aku membentangkan gaun itu di kasur, gaunnya selutut, warnanya krem hampir menyerupai warna peach ke coklat-coklatan dan sedikit kemarun-marunan yang lebih condong ke kuning-kuningan dan agak ke dongker-dongkeran . Gaunnya Cantik

Tidak ada nama pengirim, atau catatan apapun.

Pengagum rahasia???

Apakah aku se spesial itu? Kurasa tidak. Pasti ulah Enderson...
Karena hanya dia satu-satunya manusia yang penuh dengan kejutan, baik itu kejutan yang menyenangkan atau yang menyedihkan, semuanya ada dalam dirinya.

Aku ingin mencoba gaun itu, tapi kalian jangan salah sangka dulu, aku mencobanya hanya untuk memastikan apakah Enderson benar-benar tau ukuran bajuku, tidak lebih dari itu!!

Gaun yang sangat nyaman dan indah, ukurannya pas dengan tubuhku.
Aku menyukainya...

HPku berbunyi ...
Dan tebak siapa yang menelpon?

"Kenapa?"

"Mau ketemu?"

"Boleh!"

"Yaudah, sore ini di Taman kota."

Aku langsung memutuskan sambungan teleponnya

1 message
Crazyman : Jam 4, di taman kota

Dasar! Tidak tau malu

--

Sore ini aku sempatkan untuk melulur badan sendiri, menggunakan masker wajah dan masker rambut.
Aku tekankan pada kalian wahai kaum wanita!!! Keterpurukan kita hanya akan membuat pria menjadi besar kepala, jadi buatlah mereka sadar akan posisinya...

Sore ini aku sengaja menggerai rambutku yang bagian bawahnya sudah aku curly, memakai pakaian berwarna cerah sebatas lutut dan flatshoes. Sempurna

Sore ini taman kota begitu banyak pengunjungnya, ada beberapa penjual jajan dan penjual layang-layang, kurasa hal ini wajar, karena akhir akhir ini cuaca memang sedang sangat cerah.

Lelaki itu ternyata sudah tiba lebih awal, dia duduk dengan tenang di bangku taman yang kosong, dia juga melihatku, aku menghampiri dengan lambat, aku duduk disebelahnya namun agak menjaga jarak dengannya.

Aku sadar, dia terus memperhatikan ku sejak aku datang
"Kamu gak minta aku Dateng kesini cuma buat di liatin doang kan?" Ucapku sinis

Dia terkekeh pelan, lalu bertanya
"Kamu Potong rambut?"

Bodoh. Aku bertanya apa, dia malah bertanya apa.

Aku menaikan kedua alisku, sebagai jawaban dari pertanyaannya

"Waktu itu aku ngomong kasar, gak?" Tanyanya

"Kapan?"

"Di pertemuan terakhir kita"

"Gak ingat!" Jawabku ketus "lagian gak aku pikirkan juga, gak penting !"

Dia mengangguk angguk pelan

Setelah itu kami saling diam, mataku mengamati keadaan sekitar sambil menikmati keindahan taman kota yang di hiasi bunga bunga triminil, melati dan Kamboja yang saling berjajar

"Jangan salah paham..." Katanya tiba-tiba, aku langsung menoleh kearahnya

"Kamu juga jangan salah paham" kataku, menanggapi ucapannya

Dia menggeleng "aku gak salah paham, aku lihat pake mata kepala aku sendiri"

"Aku juga lihat pake mata kepala aku sendiri"

Dia menggaruk garuk kepala,
"Kita sama-sama salah berarti" ucapnya sambil tersenyum lebar

"Kamu yang salah, aku si enggak!" Elakku

"Jadi.."

"Kita jalani hidup masing-masing" ujarku memotong perkataannya

Dia Tidak langsung menanggapi, tapi tetap menatapku
"Nicholas Brengsek!" Umatnya pelan

"Nicholas baik hati" pujiku

Enderson menatapku nyalang
"Nicholas kerempeng!"

"Nicholas mempesona" pujiku lagi, Enderson masih menatapku dengan geram
"Nicholas yang jorok!"

Jujur aku ingin sekali tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan dari Manusia Serigala ini, mudah sekali membakar amarahnya. Dia humoris tapi pemarah.

"Enderson yang menjijikkan!" Ujarku, lalu beranjak dari tempat dudukku

"Lady!!" Tangannya menahan ku. "Nicholas teman baikku" katanya

"Aku tau"

"Aku masih pantes buat minta maaf gak?"

"Enggak!" Aku melepaskan tangannya

"Lady.." lirihnya

Aku memutar bola mataku
"Iya, masih.."

"Yaudah maafin" rengeknya

Aku mengangguk setuju "Hmmm"

Dia tersenyum lebar, matanya menatapku dengan berbinar-binar
"Thanks"

Dasar aneh...

°°°

"Jangan yang itu, yang rasa ini aja"

Aku menggeleng,
"Kurang segar, aku mau yang ini aja"

Dia menggerutu sendiri
"Blueberry? Apa enaknya coba?"
Sebenarnya aku juga bingung, kenapa dia harus perduli dengan apa yang ku makan, sekalipun ice creamnya dia yang traktir.

"Enak tau!"

Dia membrigidik ngeri
"Asem"

"Payah!"

----

No coment no next
Okey

Love you
Byr





The Peak of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang