GROGInya

1.5K 71 10
                                    

Burung burung gereja bersiap mengepakan sayapnya untuk pulang ke singgah sananya masing-masing, mereka beruntung dapat pergi dengan tenang dan damai sementara jauh di bawahnya ada ratusan kendaraan yang berebut untuk hal yang sama.

Ketika lampu merah tidak di pedulikan lagi maka hancurlah perempatan jalan.

"TOLOL!" Umpat Enderson kepada pengemudi mobil Mini Cooper berwarna kuning yang menyerobot jalannya

Mending gue yang tabrak itu mobil, dari pada dia bikin celaka orang banyak, pikirnya yang sedikit brutal tapi ada benarnya juga

Kamu itu kebiasaan deh suka bikin orang ketakutan, gak baik tau En. Jangan brutal dong!

Entah kenapa perkataan Lady malah muncul dalam pikirannya yang sedang meletup-letup karena amarah. Hari ini sangat buruk baginya, kondisi Ayahnya sedang tidak baik, meeting batal, harga saham menurun, persiapan pertunangannya di Australia juga sedang ada kendala, Larissa terus menerornya karena Nick mengabaikan Larissa, dan Lady...??? Entah ada dimana dia sekarang.

Bahkan di waktu senja begini, ada saja yang mengusik hidupnya,
Perempatan jalan memang menjadi momok mengerikan untuk aktivitas di jalan raya,

Setelah melewati perempatan jalan yang sedikit menggemaskan mobil Enderson bisa melaju dengan mulus, dia menepi ketika melihat kedai kopi kecil di pinggir jalan yang di depannya sudah terparkir beberapa mobil.

Si Mini Cooper kuning Sialan!
Mampir disini juga dia rupanya.

Memastikan mobilnya terparkir dengan baik, Enderson masuk ke kedai kopi tersebut dan langsung di sambut dengan aroma khas kopi yang pekat, Nikmat.

Matanya langsung menyapu pemandangan yang tersaji di dalam kedai kopi yang diberi nama Relax and HFWC

Unik. Ya kedai kopi ini lumayan unik, para pengunjung bisa meracik sendiri kopi mereka masing-masing, dan juga bisa menambahkan ekstrak vanilla, bunga camomile, kayu manis, krimer, dan berbagai perasa buah, para pelayannya kebanyakan adalah para remaja yang umurnya berkisar 18-25 tahun, interiornya dibuat seperti kedai kedai yang ada di pegunungan banyak menggunakan bahan kayu, yang memberi kesan hangat.

Tidak banyak bangku kosong yang tersedia karena sudah di tempati para pengunjung, Jadi En harus Jeli melihat bangku kosong

Tunggu...
Itu kan...

Enderson langsung menghampiri sebuah meja yang di duduki oleh dua orang ,

"Semua jenis kopi aku suka"

"Good, nanti kita buat jadwal untuk kuliner kopi bareng, gimana?"

"Jadi benget!"

"Lady..." Seru En, menghentikan percakapan diantara mereka

Lady yang tengah asik berbincang dengan teman lelakinya langsung menoleh ke Enderson

"En?" Lady berdiri dari tempatnya "ngagetin aja deh"

Enderson terkekeh, "Maaf aku juga gak nyangka bakal ketemu kamu disini" En melirik lelaki yang duduk di samping Lady "Berduaan aja?" Tanya Enderson

Dasar Penguntit

"Eh, iya" jawab Lady, mencoba untuk tersenyum

"Gabung, En!" Ajak lelaki yang bersama Lady, Mike

Enderson langsung menatap Mike dengan sinis.

Tanpa Lo suruh gue juga bakalan tetep disini,

"Iya thanks. emang niatnya mau gabung" Enderson langsung menduduki kursi yang kosong disebelah Lady

"Duduk Dy! Ngapain kamu berdiri aja" tegur Enderson

Lady tersenyum miris dan langsung menuruti keinginan Enderson untuk duduk,

Perbincangan basa basi hadir diantara mereka, menanyakan kabar dan sejenisnya, sampai Enderson tergoda untuk menceritakan kisah sedihnya hari ini.

"Jadi Dy aku tuh hari ini..." Kata Enderson memulai kisah sedih nya, Lady dan Mike hanya tersenyum dalam hati melihat bagaimana antusiasme Enderson dalam membagi ceritanya

Muncul lagi keanehannya, batin Lady merutuk

"Mobil kuning sialan!" Umpat Enderson penuh penekanan "Untung aja di jalan raya, coba kalau ngambang di kali udah gue disangka tinja" Lady dan Mike langsung tertawa mendengar cibiran kasar Enderson "belum lagi pengemudinya Idot stadium akhir udah tau lampu merah main terobos aja, coba aja kalau sampe nabrak Ferarri terkeren punya gue, ngesot ngesot Lo pulang"

Enderson langsung tertawa begitu ceritanya selesai, sementara Mike dan Lady menatapnya dengan penuh kengerian

Dia kembali menyeruput kopinya
"Tadi gue liat mobilnya parkir di depan tuh" jelas Enderson

Lady dan Mike langsung saling menatap, Ya mobil yang Enderson sebut sebagai tinja itu adalah Mobilnya Mike, mobil yang dari tadi Enderson hardik dan caci maki di depan pemiliknya sendiri.

Lady hampir tak kuasa menahan haru, sementara Mike si pemilik mobil itu hanya tersenyum kecil walaupun Lady tahu pasti hati Mike teriris mendengar cacian dan hinaan kasar yang Enderson ungkapan.

"Ehemmm" Lady mendeham keras menghentikan cerocosan Enderson

"En aku tau loh mobil kuning itu punya siapa" ujar Lady santai, yang langsung diberi tatapan tajam oleh En

"Kamu pasti sempat liat dia masuk ke kedai ini ya?"

Lady mengangguk pelan, Enderson mengernyit

"Pasti ada di salah satu dari mereka!" Tebak En, menunjuk sekumpulan remaja yang tengah asik berbincang di kursi ujung

"Ish, bukan En!" Bantah Lady

"yang kamu sebut mobil tinja itu adalah Mobilnya Mike" Lady menunjuk Mike yang sedang menyeruput kopinya

Enderson tertawa

"Dan yang kamu bilang pengemudi Idiot stadium akhir itu AKU!" Lady menaikan nada suaranya "Yang bakalan pulang ngesot ngesot kalau sampe tadi nabrak Ferarri kamu"

Enderson langsung berhenti tertawa, dipandangnya lady dengan nanar.
Yang benar saja mobil kuning sialan yang super "Baladah" itu mobilnya Mike, dan pengemudi Idiot stadium akhir itu adalah Lady nya sendiri.

Enderson langsung memberikan tatapan polos nan menawan yang disertai cengiran bodohnya

"Becanda kamu.." tuduh En, "lucu kok, lucu. Nih aku ketawa. Ha..Ha... Ha"

Lady langsung memberi tatapan menghunus membuat Enderson menciutkan nyalinya untuk kembali tertawa-tawa lagi

"He-he-he"

------

Hehehe jadi pengen ketawa juga 😂,

ini cerita kapan tamat? Kok konfliknya absurd banget? Gak jelas, gak berbobot, gak berfaedah dll

Cerita ini bisa tamat kapan aja, tergantung dari kelancaran otak saya ini, heheheh. Mau sad ending? Gampang, gue tinggal bikin adegan begal begalan terus semua tokohnya mati, hehehe enggak deng becanda.

Konfliknya memang begini, apa adanya karena pada dasarnya dalam hidup itu  masalahnya gak cuma satu ada banyak dan gak berkutat di situ-situ aja, tapi tenang aja ini gak akan di buat kayak sinetron sebelah. Hihi

Faedahnya? Nah kalau itu terserah kalian aja deh, saya no COMENT!!! Bukanya apa-apa,
Saya Malu 😳😳 tau sendiri cerita ini kayak gimana.

The Peak of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang