Yang sebenarnya

3.4K 110 7
                                    

"jadi, Kamu belum siap, atau emang gamau?" Larisa menatap Nick tajam

"Udah ya Ris, aku lagi gak mau bahas"

Larisa menarik lengan Nick yang baru akan pergi
"Aku bukan anak kecil, Nick" sorotan matanya masih tertuju pada mata Nick "sampe kapan,hah? Sampe kita nikah? Sampe punya anak? Atau sampe aku mati?"

"Jadi ngelantur kemana-mana"

Sesaat Nick terdiam
"Kenapa riss? Kenapa kamu suka sekali ngebahas hal yang buat hubungan kita semakin menjauh?" Nick berbalik dan menatap Larissa

"Harusnya kamu tanyakan itu Ke diri kamu sendiri" tangannya menunjuk dada Nick

"Okey! Kamu bisa cari apa yang kamu mau! Aku gak akan melarang ataupun menghalangi!"

Pria itu pergi meninggalkan Larissa yang masih terpaku di tempatnya

Larissa hanya menatap kepergian Nick sendu, dia ingin berlari mengejar tunangannya itu dan mencecarinya dengan segudang pertanyaan yang selama ini sudah memenuhi otaknya berharap hal itu akan berhasil, dan Nick mau membuka masalalunya...

Larissa menjatuhkan tubuhnya ke sofa, mengambil Handphonenya mengirimkan pesan singkat.
En. Aku kekantor kamu sore ini!
Sent

Dia langsung bangkit dan meraih tasnya lalu pergi...

"Rissa!!! Lo kemari?" Tina, sahabat lama Risa langsung menyambut kedatangannya

Larissa hanya tersenyum, sebagai jawaban dari pertanyaan Tina

"Duduk Ris!" Tawar Tina, yang sedang sibuk dengan minuman racikannya

"Thanks ya"

"Jadi! Kapan undangan pernikahan Lo sampe ke gue?" Tina menyajikan minuman dingin yang dia racik tadi

Rissa mengerdikan bahu
"Ini bukan alkohol kan?" Dia menimang nimang minuman yang di beri Tina "gak lucu juga kalau siang siang gue mabok"

Tina berdecak
"Sedikit kok! Lo harus coba, ini baru di impor dari Jepang loh" Tina berusaha meyakinkan

"Okey gue coba"

°°°°

Brukkkkk!!!

"Laki-laki brengsek!!" Umpat En, sambil terus menghajar Nick sampai tersungkur "Adik gua bisa sampai begitu,  itu semua karena lu!" En menarik kerah baju Nick, Dan kembali meninju wajah Nick

Nick meringis, mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Dia juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, Lewis menghubunginya dan meminta dia untuk segera ke rumah sakit setelah sampai sana sudah ada Enderson yang langsung menghajar nya

"Enak juga, tuangin lagi,Tin!"

"Enggak ah, kalo kebanyakan nanti Lo mabok!"

"Please! Gue lagi pusing Tin!"

"Okey! Satu gelas terakhir"

"Segelas lagi Tin!"

"Ah gila Lo!! Enggak enggak!"

"Buru ah!, Gua cari tempat lain nih!"

"Okey okey!!"

"Lu itu gak berubah ya, sewot Mulu" dengus Nick

En menyeringai
"Lu itu laki-laki brengsek!" Satu tinjuan mendarat di pipi Nick lagi

"En??"

Lady...

Enderson berbalik dan mendapati lady sudah berdiri di belakangnya, En langsung melepaskan cengkraman tangannya di bahu Nick.

"Kamu tunggu aku di taman, nanti aku nyusul"

The Peak of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang