Prolog

5.7K 219 2
                                    

       Pagi ini upcara berlangsung sangat baik. Matahari tidak begitu panas. Upacara kenaikan kelas. Inilah saat yang paling kutunggu-tunggu. Saat dimana guru-guru menyebut nama muridnya untuk maju kedepan dan memberikan piagam. Ya. Penyebutan ranking pararel.

       Bu Siska membacakan ranking pararel dari kelas X, XI, dan XII. Dan sekarang giliran angkatanku. "Kelas XI IPA. Ranking 10 atas nama Anita Fransiska kelas XI IPA 2, Ranking 9 atas nama...." Setiap ucapan dari bu Siska kudengar dengan hati-hati. Berdoa dan menunggu sampai tiba... "Ranking 2 atas nama Vanesha, kelas XI IPA 1" teman-temanku sudah bertepuk tangan dan memberiku jalan agar keluar dari barisan dan berjalan ke depan lapangan, di depan tiang bendera dikibarkan. Perasaanku campur aduk. Senang, kecewa, dan kesal. Senang, karena aku mempertahankan ranking pararel ini. Kecewa, karena tidak bisa naik satu tingkat lagi yaitu ranking 1. Dan kesal, karena harus laki-laki itu lagi dan lagi dia yang mendapatkan posisi itu. Posisi yang ingin ku rebut darinya sejak aku duduk di kelas VII SMP.

     "Ranking 1 atas nama..." Bu Siska menggantungkan ucapannya dan dari barisan murid meneriakan nama seseorang yang sudah ku CAP dengan baik-baik sebagai RIVAL-ku. "Niko Alexander" teriak anak-anak kelas XI IPA. Lalu bu Siska melanjutkan " Ya. Ranking 1 atas nama Niko Alexander, kelas XI IPA 1." Niko segera keluar dari barisannya dan berjalan ke depan, di sampingku.

      Bisa kulihat senyum menyebalkannya saat Niko berjalan ke arahku. Sesampainya di sampingku dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat kepadaku. Mungkin orang-orang akan mengira aku tidak akan menjabat tangannya. Tetapi tidak. Walaupun aku ingin sekali mengabaikan tangan itu tetapi, demi formalitas akan kulakukan. Aku pun berjabat tangan dengan Niko dan mengucapkan terimakasih. Jika kalian mengira aku akan memberikan selamat juga kepada Niko, ini baru salah. Yang seharusnya aku mengucapkan selamat, aku malah mengucapkan " Lo menang lagi" sambil masih menjabat tangannya. Dan Niko hanya terkekeh dan tentu itu membuatku sangat sebal.

      Setelah pembagian piagam, bersalaman dengan guru dan berfoto kami kembali ke barisan dan upcara akan segera selesai. Dan akan berlanjut ke pembagian rapor kelas XI semester kedua. Ya. Aku akan naik kelas XII. Aku berharap di kelas XII nanti tidak akan sekelas dengan rivalku itu.

RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang