Part 2: Secret

2.9K 173 3
                                    

"Satu sekolah juga tau kalau gue sama dia itu rival. Gak bakal bisa akur. Lah itu guru malah jadiin gue sama dia satu kelompok." Jam istirahat yang seharusnya dipakai sebaik mungkin untuk ke kantin justru dipakai untuk ngedumel oleh Vanesha. Saat jam pelajaran Sir Arya guru Bahasa Inggris memberikan tugas untuk kelas kami. Sir Arya memberikan tugas kelompok yang dibagi menjadi 2 anggota. Sialnya Vanesha satu kelompok dengan Niko. Semua yang berhubungan dengan Niko membuat mood Vanesha menjadi hancur. "Itu guru kayaknya suka banget ya ngeliat gue kesel. Mood makan gue jadi ancur. Gak nafsu lagi gue makan. Pusing gue." Dengan kasar Vanesha meminum air putih yang baru dibelinya di kantin sekolah.

"Ya udahlah nes. Lagian kalo gue jadi lo, gue bakalan seneng banget bisa satu kelompok sama Niko. Di kasih rezeki malah nolak lo."

"Yah itu sih kata lo dan fans-fansnya dia. Beda kalau gue. Ogah gue deket-deket dia." Enak banget Vita kalau ngomong. Buat mood tambah hancur. Ya emang sih Vita salah satu dari benyaknya fans Niko di sekolah ini. Tapi Vita bukan tipe cewek yang lebay seperti fans Niko yang lainnya. Memberikan hadiah, membuatkan makanan, menulis surat atau pun mencari segala cara untuk membua Niko tertarik dan menatap mereka. Perlu ku akui aku sedikit kasihan pada mereka semua yang maish mau-maunya ngefans dan mendekati laki-laki itu. Sudah jelas Niko tidak suka dengan kehadiran mereka sehingga semua hadiah, makanan atau apa pun itu yang diberikan fans-nya sama sekali tidak disentuhnya. Kalian mungkin bertanya padaku mengapa aku sangat tau tentang itu. Karena aku mengenalnya lama. Dari keals satu SMP hingga saat ini. Pemandangan biasa bagiku untuk melihatnya menerima hadiah dari para fansnya tetapi memberikannya kepada teman-temannya setelah mereka tidak melihat. Aku turut prihatin pda semua fans Niko yang memberikan hadiah atau apa pun itu padanya. Itu hanya membuang-buang waktu mereka.

Sedangkan Vita, Vita bukanlah seperti mereka. Vita mengaggumi Niko karena memang hampir seluruh siswi sekolah ini mengagumi dan menyukai Niko. Aku menggunakan kata hampir karena aku salah satu dari sekian banyak penggemarnya yang sama sekali tidak mengagguminya atau menyukainya.

"Emang kenapa sih nes lo segitunya banget sama Niko. Yang gue lihat Niko baik deh."

"Tapi dia misterius gitu" tambah Vita yang memang sepertinya fans beratnya Niko. Dibelain mulu. Bukannya bela aku yang sahabatnya malah bela orang lain yang jelas-jelas saingan sahabatnya.

"Udah ah lo pada bukannya balikin mood gue malah memperparah mood gue. Duluan ya, gue ke perpus dulu ya. Byee.." Dari pada dengerin mereka bahas Niko mulu lebih baik aku ke perpustakaan. Siapa tau ada novel baru.

^^^

Perpustakaan sekolah ini salah satu tempat favorit siswa-siswi selain kantin. Siswa-siswi biasanya ke perpustakaan buat ngadem karena perpustakaan ada AC-nya. Selain itu ada juga yang memang ke perpustakaan untuk baca. Baca majalah otomotif atau koran yang ada berita tentang bola kaki untuk siswa dan majalah Gadis untuk siswi. Tapi banyak juga siswi yang ke perpustakaan untuk memburu novel. Karena novel di perpustakaan ini banyak yang bagus. Entah itu memang dari penjaga perpustakaan yang membelinya atau sumbangan dari siswi yang emang sering membaca dan punya banyak novel di rumah dan ingin menyumbangkannya ke perpustakaan sekolah sehingga banyak yang membaca atau pun senior yang sedang duduk di kelas dua belas yang sudah mau lulus diharuskan untuk menyumbang buku untuk perpustakaan. Dan yang artinya sebentar lagi aku juga akan menyumbangkan buku untuk perpustakaan ini.

Untuk aku sendiri ke perpustkaan selain untuk ngadem aku suka baca majalah Gadis dan mencari novel. Mungkin orang kira aku akan baca buku untuk belajar tapi sebenarnya gak juga. Aku biasanya meminjam buku yang memang perlu untuk membantuku dalam pelajaran dan jika ada tugas saja aku akan meminjam buku pelajaran. Dan saat ini aku akan meminjam buku untuk referensi tugas bahasa inggris yang baru dikasih Sir Arya.

Sedang asyik mencari buku di rak-rak buku akhirnya aku mendapatkan buku yang aku cari. Tetapi saat ingin mengambil buku itu ada tangan lain yang terulur di sampingku dan ingin mengambil buku itu juga. "Sorry. Tapi gue duluan yang ambil buku ini dan gue benar-benar membutuhkan buku ini. Jadi mendingan kalau lo mau buku ini setelah gue selesai aja ya. Sekali lagi maaf." ucapku tanpa menoleh pada orang itu dan membuka-buka isi buku itu.

"Oh bagus deh. Yaudah lo aja deh baca tuh buku, cari yang penting terus ambil kesimpulannya. Dan kalau lo mau, sekalian aja lo bisa ketik presentasinya."

Suara yang sangat sudah kuhafal di luar kepala. Niko. Itu suara Niko. Apa katanya tadi? Sekalian saja aku yang mengetik presentasinya padahal ini tugas kelompok?

"Enak aja. Udah gue yang cari ini buku, lo suruh gue cari yang penting, buat kesimpulan terus sekarang lo suruh gue buat presentasinya sendiri. Dengar ya tuan Niko yang terhormat. Ini tugas kelompok kalau lo gak mau ngerjain bareng-bareng gue bisa kok lapor ke Sir Arya kalau lo gak mau ngerjain tugas ini dan malah nyuruh gue yang buat semuanya."

"Dan yah lo juga tenang aja gue tadi cuma bercanda. Gue liat lo semangat banget karena lo yang cari bukunya dan gak mau orang lain rebut itu buku. Gue juga bakal ikut andil kok tenang aja. Tapi lo tetap yang akan cari hal-hal penting itu beserta kesimpulannya. Biar gue yang ngetik. Gue lagi gak bisa ketemuan untuk ngerjain tugas ini. Karena gue ada urusan basket untuk milih ketua yang baru jadi kita akan ngerjain ini sendiri-sendiri dengan lo yang cari yang penting dan kesimpulannya dan gue yang ngetik."

"Oke. Baiklah. Ide yang bagus. Gue setuju. Lagian gue males liat buka lo. Jadi ini keputusan yang sangat baik. Jadi besok gue akan kasih hal-hal yang penting dan kesimpulannya jadi lo bisa buat presentasinya. Oke, duluan ya." Salamku kembali keluar perpustakaan dengan gembira karena tidak harus mengerjakan tugas ini berdua dengannya.

Tapi tanpa ada yang tahu dan tanpa Vanesha tahu, Niko bersandar pada rak buku dan menatap kepergian Vanesh dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca. Dan dalam hati Niko ada kecewa yang sangat dalam. "Segitu bencinya lo sama gue sampai lo gak mau berdua sama gue buat ngerjain tugas ini nes."

Tanpa seorang pun tahu banyak hal yang di pendam Niko selama ini. Bahkan orang yang selalu ada di pikirannya tidak akan pernah tahu.

RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang