Olimpiade sudah akan di mulai. Saat ini Vanesha, Niko dan Bu Ani sudah sampai di tempat acara, yaitu sebuah sekolah. Mereka sedang duduk di kursi-kursi yang berada di koridor kelas, menunggu acara dimulai.
Pukul delapan pihak penyelenggara olimpiade memberitahukan kepada siswa-siswi untuk segera memasuki ruang kelas yang sudah dibagi untuk memulai olimpiade. Dimulai dengan menyelesaikan soal-soal tertulis.
Kurang lebih 2 jam mereka mengerjakan soal-soal. Sekarang mereka sedang duduk di kantin sekolah tersebut. Kami duduk di kantin dengan menyantap roti, kue, dan minuman yang di berikan pihak penyelenggara. Walaupun sudah diberikan sedikit cemilan dari penyelenggara Vanesha membeli air minum dingin yang dibelinya di kantin sekolah tersebut. Meminumnya sedikit lalu diletakkannya air minum botol itu pada dahinya sambil memejamkan mata menikmati dinginnya air itu di dahinya.
Hari yang cukup menyita pikiran, menurut Vanesha. Ia harus menggunakan otaknya yang sebenarnya sedang lelah. Lelah karena semalaman ia baru bisa tidur 3 jam. Ia tidak bisa tidur. Bukan karena olimpiade ini, tapi karena kajadian kemarin saat pulang sekolah dimana ia bertemu dengan Hani, yang kemungkinan besar adalah pacar Niko. Memikirkan itu membuat kepala Vanesha berdenyut.
Dari saat Vanesha dan Niko keluar dari kelas Bu Ani dengan semangat bertanya pada kami apakah kami bisa mengerjakan soal-soal tersebut. Bahkan sampai kami sampai di kantin dan menikmati cemilan Bu Ani tetap bertanya bagaimana soal-soal yang diberikan. Apa ada soal yang seperti Bu Ani berikan kepada kami. Karena aku merasa kepalaku tidak bisa diajak bekerja sama, aku menjawab pertanyaan Bu Ani dengan singkat, padat dan jelas. Sepertinya jawabanku langsung dimengerti oleh Niko sehingga sedari tadi ia yang menjawab semua pertanyaan Bu Ani dan aku bisa sedikit beristirahat dengan meletakkan kepalaku di meja kantin ini.
Waktu terasa berjalan cepat dan lambat bagi Vanesha. Akhirnya mereka bisa pulang dari olimpiade ini. Besok kami diizinkan untuk tidak masuk sekolah dulu sehingga pulang dari olimpiade ini aku akan langsung menjatuhkan diri di tempat tidur kesayanganku.
"Vanesha pulang naik apa?" tanya Bu Ani ketika kami sudah sampai di parkiran.
Pertanyaan Bu Ani membuatku mengernyitakan dahi. "Hmm.. Saya naik ojek aja Bu." Jawabku ketika melihat ada beberapa ojek di depan gerbang.
"Aduh jangan. Mendingan kamu pulang bareng Niko. Lebih aman."
"Ah gak usah Bu. Ngerepotin. Mending saya naik ojek aja Bu. Gak apa-apa kok." Jawabku dengan memaksakan senyum.
"Gak ngerepotin, ya kan Niko? Ibu minta tolong anterin Vanesha pulang ya. Ya sudah Ibu pulang dulu ya, sudah dijemput. Mari.." jawab Bu Ani dengan cepat pergi tanpa mendengar jawaban Niko terlebih dahulu apa ia setuju atau tidak.
Vanesha hanya bisa menatap kepergian Bu Ani. Kepalanya tiba-tiba saja menjadi semakin pusing.
"Sampai kapan lo mau berdiri disini?" tanya Niko yang entah sejak kapan sudah disampingku dengan motornya.
"Gue naik ojek aja deh. Thanks ya tawarannya." Kata Vanesha yang sudah ingin berlalu dari hadapan Niko tapi ditahan oleh Niko.
"Mendingan lo cepetan naik deh. Gue anterin. Buruan." Kata Niko sambil menyerahkan helm.
Tak ingin berdebat akhirnya Vanesha mengalah dan langsung mengabil helm lalu menaiki motor Niko.
^^^
Keesokannya Vanesha bangun jam 6 kurang 15 menit. Ia memutuskan untuk pergi jogging pagi. Tidurnya semalam sangat nyenyak sehingga rasanya pagi ini tubuhnya segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival
Teen FictionMempunyai rival di sekolah membuat Vanesha kesal. Posisi yang dia pertahankan, yaitu rangking 1 selama duduk di sekolah dasar tidak jadi miliknya lagi sejak Vanesha menginjakan kaki di SMP. Sialnya lagi setelah lulus dari SMP dia harus bertemu lagi...