Menjadi seorang siswa yang berprestasi mungkin menjadi dambaan semua siswa. Menjadi pintar, bisa mengerjakan semua soal yang diberikan guru dengan mudah, dapat membanggakan orang tua, atau bahkan menjadi siswa yang disayang oleh guru-guru di sekolah. Ya, itulah Niko Alexander. Jika dia sudah melakukan tugas pasti semua guru akan memuji dia. Semua orang bilang, pintar adalah kelebihannya tapi kekurangannya adalah cuek, irit ngomong kalau gak menyangkut pelajaran. Karena itulah banyak siswi perepuan yang mendekatinya dengan alibi minta diajarkan tentang apa pun itu. Mau matematika, biologi, kimia, fisika,dll. Tapi dia bakal tetap ajarin mereka padahal Niko sendri pasti tahu kalau siswi perempuan itu cuma pura-pura minta diajarin padahal pengen modus.
"Vanesha.... Vaneshaaaa.... Kamu tidak memperhatikan saya?"
" Ah, ya bu. Saya memperhatikan ibu kok."
"Oh ya? Tapi kelihatannya tidak seperti itu. Kenapa daritadi kamu ngeliatin Niko terus?" pertanyaan dari Bu Siska mengagetkanku. "Memangnya gue merhatiin Niko daritadi? Terang-terang ngeliatin? Udah gak waras kali ya gue?" tanya Vanesha dalam hati.
"Enggak kok bu. Siapa yang merhatiin Niko. Orang saya merhatiin ibu kok dari tadi." Jawabku dengan menyangkal dan memberikan senyuman terbaikku pada bu Siska.
"Ya sudah. Kita lanjutkan besok masih ada 2 jam pelajaran saya kan? Sudah bel mari kita berdoa."
Untungnya bel pulang sekolah berbunyi tepat pada waktunya. Jadi Bu Siska tidak menlanjutkan pertanyaannya tadi. Tanpa sadar Vanesha menghembuskan nafasnya dengan pelan.
^^^
Pulang sekolah adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh semua anak sekolah. Ada yang mempunyai janji dengan teman-temannya untuk pergi atau makan ke tempat yang sering menjadi tempat nongkrong. Ada juga yang langsung pulang ke rumah masing-masing. Tapi ada juga yang tidak langsung pulang malah jalan ke mall. Semua rencana itu sudah disusun masing-masing siswa-siswi.
"Lo pada mau langsung pulang atau mau jalan dulu?" tanya Leyna pada sahabatnya setelah mereka semua membereskan kelas karena hari Kamis adalah hari mereka piket dan dengan baiknya sekertaris kelas menjadikan mereka berempat menjadi kelompok piket. Walau ditambah Juna, wakil ketua kelas yang untungnya cukup rajin dan mau piket karena biasanya anak cowok itu males banget kalau disuruh piket.
"Gue kayaknya mau makan ice cream dulu di kedai kayak biasanya. Ada yang mau ikut?" tanya Vita sambil ngeliat Vanesha, Leyna, dan Lexa dengan cara jalan mundur di depan kami bertiga.
"Gue ikut deh. Males juga kalau langsung pulang." Jawab Lexa
"Gue juga deh. Sambil nunggu jemputan. Kalau lo nes? Ikut gak?"
"Hmm.. kayaknya gue gak ikut deh. Gue mau langsung pulang aja. Sorry yaaa"
"Yahhh.. yaudah deh. Hati-hati ya lo. Kita duluan. Bye Vanes..." pamit sahabat-sahabatku yang langsung keluar gerbang dan berjalan ke kedai ice cream dekat sekolah. Beruntungnya juga aku langsung dijeput oleh kak Vinno jadi tidak perlu menunggu kayak orang kebingungan yang celingak-celinguk kanan-kiri.
Langsung aku berjalan ke pintu gerbang sekolahku. Menghampiri mobil kak Vinno yang terparkir dekat dekat gerbang. Kubuka pintu dan masuk kedalam mobil kak Vinno dan kami pun langsung pulang ke rumah.
^^^
Tempat yang paling nyaman buatku adalah kamar tidurku. Dimana aku bisa melakukan apa pun sesukaku. Kamarku tidaklah besar, tapi itu cukup untuk membuatku nyaman berada di kamarku bahkan sampai seharian atau pun berhari-hari. Semua yang kubutuhkan ada didalamnya. Di kamarku juga ada mini library yang memang sengaja aku meminta papa untuk membuatkannya untukku. Mini library itu berada di dekat jendela dan ada kursi didekatnya sehingga jika aku mau membaca bisa duduk disana sambil melihat keluar jendela. Ditambah lagi jika sedang hujan dimana suasana sangat mendukung buatku membaca. Isi rak di mini library ku setengahnya adalah komik doraemon yang sengaja aku kumpulkan karena doraemon adalah kartun favoritku. Dan sebagian besarnya adalah novel yang kubeli dan kubaca dari kelas 1 SMP hingga sekarang. Banyak juga novel yang sengaja ku buru karena penulisnya adalah penulis favoritku. Sedangkan sisanya adalah buku cerita saat aku mesih kecil dan buku why yang dibelikan mama dan papa. Oh ya, juga ada majalah-majalah yang aku suka dan aku meminta pada mama untuk bisa berlangganan majalah itu. Yang pasti majalah itu kebanyakan seputar fashion.
Ketika Vanesha sedang berleha-leha di atas tempat tidurnya tiba-tiba handphone-nya berbunyi pertanda ada chat dari line. Dengan malas ia bangkit menuju tasnya, mengambil handphone dan duduk di kembali di atas tempat tidurnya.
Kaget.
Vanesha kaget saat membaca notification hp-nya. Ada chat dari Niko.
'Vanesha?'
Berbagai macam pertanyaan ada di benaknya sekarang. Seingatnya id line-nya di private tetapi kenapa Niko bisa add line Vanesha. Vanesha langsung berfikir keras saat itu juga. 'Apa gue pernah gak private id line gue? Tapi seingat gue, gue selalu gembok media social gue. Tapi.... Oh ya! Gue lupa! Kemarin kan gue publik id line gue karena Lexa mau add gue lagi gara-gara hp dia hilang pas liburan. Gue lupa gembok lagi line gue...'
Tanpa pikir panjang lagi vanesha langsung membalas chat Niko dengan pertanyaan.
'Dari mana lo tau id line gue?'
'Dan ngapain lo chat gue.'
Selang 2 menit setelahnya Vanesha baru mendapat balasan dari Niko.
'Gak penting gue tau dari siapa.'
'Gue chat lo karena gue mau ingetin lo kalau tugas bahasa inggris itu kalau bisa besok lo udah kasih ke gue karena gue mau langsung kerjain dan gue lagi gak punya banyak waktu buat ngerjainnya kalau lusa.'
'Gue harap lo ngerti. Karena lebih cepat lebih baik juga kan?'
Ku baca lagi chat dari Niko. Apa maksudnya dia menyuruhku untuk mengerjakannya sekarang dan memberikannya besok kepadanya. Apa dia juga bilang kalau dia tidak ada waktu? Oh yaaa... Aku melupakan bahwa dia memang adalah orang paling sibuk sedunia.
'Ya. Kalau gue gak males bakal gue kerjain malem ini juga. Tolong garis bawahi kalau gue gak males ya.' Kubalas dengan malas chat Niko, menaruh hpku di atas meja samping tempat tidur dan aku pun langsung membaringkan tubuhku karena sepertinya tubuh dan mataku butuh sedikit istirahat.
^^^
Ku buka mataku dan terbelalak karena jarum jam menunjukan pukul setengah 7 malam. Buru-buru aku bangun dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Setelah itu aku turun ke bawah dan makan malam bersama papa, mama dan kak Vinno. Setelah selasai makan malam aku langsung menuju kamarku untuk menyusun mata pelajaran untuk besok dan juga melihat apakah aku ada tugas yang harus diselesaikan.
Aku mengingat-ingat mata pelajaran untuk besok dan ternyata tidak ada tugas. Tidak ada tugas itu sangat menyenangkan karena aku bisa bersantai dan melanjutkan membaca novel yang ku beli saat liburan kemarin tetapi belum sempat aku baca.
Saat aku mengambil novel itu dan duduk di kursi bacaku, aku teringat chatku dengan Niko tadi. Entah pikiranku yang sedang ada masalah aku langsung menaruh kembali novel ke tempatnya tadi dan aku berjalan ke meja belajarku dan mengeluarkan buku yang ku pinjam dari perpustakaan tadi dan mulai membacanya.
Tanpa terasa tangan dan otakku malah mengerjakan tugas bahasa inggris. Tanpa sadar pun aku menuruti apa yang dikatakan Niko. Oh sialan. Semua tidak sejalan dengan auku. Tapi ya sudahlah. Kalau kata Niko juga lebih cepat lebih baik.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival
Novela JuvenilMempunyai rival di sekolah membuat Vanesha kesal. Posisi yang dia pertahankan, yaitu rangking 1 selama duduk di sekolah dasar tidak jadi miliknya lagi sejak Vanesha menginjakan kaki di SMP. Sialnya lagi setelah lulus dari SMP dia harus bertemu lagi...