Kamar dengan nuansa putih dan merah muda ini gelap karena sang pemilik kamar mematikan lampu dan langit juga keadaan di luar jendela sudah gelap. Hanya penerang dari layar ponsel yang menerangi kamar.
Ponsel berwarna rose pink itu mengeluarkan suara lagu yang sudah di mainkan beberapa jam yang lalu hingga baterai ponsel perlahan-lahan berkurang.
Sang pemilik kamar, Vanesha masih terjaga di saat jarum jam sudah menunjukkan 01.50 dini hari. Ia tidak bisa tidur seperti hari-hari sebelumnya. Sejak pertemuan terakhirnya bersama Niko, Vanesha menjadi banyak pikiran dan jadi tidak bisa tidur seperti malam ini.
Lagu-lagu sedih yang cocok dengan suasana hatinya saat ini terus mengalun dari ponselnya dan Vanesha dengan setia bernyanyi mengikuti lagu yang terputar. Sering kali lagu yang terputar sangat menyentuh di hatinya dan membuat Vanesha meneteskan air matanya.
Banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya saat ini dan yang paling Vanesha tidak suka adalah semua pikiran itu karena Niko. Laki-laki itu selalu berhasil membuatnya menjadi tak bernyawa seperti ini.
Sebenarnya Niko sudah beberapa kali menghubungi Vanesha mulai dari menelepon juga chat di line dan mendatangi rumahnya tapi Vanesha tidak mau bertemu laki-laki itu –untuk saat ini-.
Besok adalah hari keberangkatan Niko ke London. Beberapa jam yang lalu Vanesha mencoba untuk tidur lebih cepat tetapi gagal karena ia mendapatkan chat dari Niko. Isi chatnya 'Vanesha, besok gue berangkat. Gue harap lo mau nemuin gue dan datang ke bandara. Night.' Hanya dengan chat singkat itu Vanesha menjadi galau lagi dan tidak bisa tidur.
Setelah lama berpikir sambil mendengarkan lagu, akhirnya Vanesha membuat keputusan.
^^^
Kedua orang tua dan adik juga Hani datang untuk mengantarkannya di bandara. Berat rasanya meninggalkan orang-orang yang ia sayang. Tapi ini sudah menjadi bagian rencana masa depannya dari awal. Ia tidak bisa mundur lagi. Niko menatap mereka semua sebelum masuk. Waktu keberangkatannya sebentar lagi.
Mereka sudah sampai bahkan 2 jam sebelum jam keberangkatannya. Niko sengaja masih di luar dan menunggu jika gadis itu datang. Tapi harapan tinggalah harapan. Niko hanya bisa tersenyum pahit seolah tahu apa keputusan gadis itu. 15 menit sebelum pesawatnya berangkat, Niko baru masuk ke dalam bandara.
Ia memeluk orang tuanya, adik dan sahabatnya. Ia akan sangat merindukan mereka semua. Merindukan keluarganya, terutama masakan mamanya, nasihat-nasihat papanya, manjanya Nari, dengar curhatan Hani juga ia akan sangat merindukan semua hal tentang Vanesha. Harapannya untuk bertemu gadis itu sebelum ia benar-benar pergi ke London sudah pupus. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah mengganggu Vanesha lagi. Vanesha berhak bertemu dengan laki-laki baik yang sayang dengannya dan bisa membahagiakannya.
Setelah berpamitan dengan mereka semua Niko check in dan masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya menuju mimpi dan kehidupan baru.
"Sampai jumpa lagi Jakarta." ucap Niko di dalam hati setelah pesawat lepas landas.
^^^
4 tahun berlalu dengan begitu cepat.
Vanesha baru saja wisuda dan langsung melangkahkan kakinya ke depan bandara setelah mengambil kopernya. Ia masuk ke dalam taksi yang terparkir di depan bandara. Setelah mengucapkan alamat yang ia tuju taksi itu langsung melaju membelah jalan kota London.
Setelah 4 tahun berlalu, Vanesha akan bertemu kembali dengan Niko. Ia akan menjelaskan kepada laki-laki itu perihal keputusannya 4 tahun lalu. Mengapa ia tidak datang ke bandara, ia akan jelaskan semuanya pada Niko.
Vanesha terus tersenyum selama perjalanan sambil melihat arsitektur-arsitektur kota London. Tadinya Vanesha ingin pergi ke London saat ia sudah menyelesaikan skripsinya tetapi karena saran dari mama Niko yang mengatakan kalau Niko sedang sibuk di sana karena pekerjaannya sehingga Vanesha tidak jadi pergi ke London saat itu.
Vanesha banyak mendapat informasi dari mama Niko tentang kegiatan laki-laki itu. Seperti biasanya Niko lulus dengan predikat cumlaude dengan waktu singkat dan langsung mendapat pekerjaan di sana sehingga ia tidak bisa kembali ke Indonesia.
Setelah itu Niko memberitahukan mamanya bahwa ia akan menlanjutkan studinya lagi ke jenjang S2. Jadi Niko sangatlah sibuk dengan kuliah juga pekerjaannya. Kasihan laki-laki itu harus tinggal sendirian di kota metropolitan ini.
Tiba-tiba saja Vanesha berpikir apakah Niko makan dengan teratur? Apakah Niko tidur dengan teratur? Apakah Niko tidak lelah dengan aktivitasnya? Apakah Niko pernah bepergian untuk refreshing? Vanesha menghela napasnya. Ia akan menanyakan semua itu pada Niko setelah ia bertemu dengan laki-laki itu.
Taksi berhenti di sebuah apartemen yang bisa di bilang cukup mewah. Ya, Vanesha juga sudah mendengar kalau Niko bekerja di sebuah perusahaan terkemuka di London dan posisi Niko di perusahaan itu juga cukup penting karena track record-nya selama bekerja di perusahaan itu bagus sehingga atasanya menaikan posisinya.
Ah, Vanesha bangga dengan laki-laki itu.
Setelah membayar sejumlah uang kepada sopir taksi, Vanesha langung membawa kopernya ke dalam apartemen. Setelah itu ia langsung masuk ke dalam lift dan menekan tombol 8 dimana Niko tinggal. Ia tadi sudah mendapat kiriman chat dari mama Niko memberiahukan bahwa Niko sedang berada di kampus dan mungkin akan pulang malam hari.
Vanesha langsung menekan password unit apartemen Niko. Dari mana ia mendapatkan password apartemen Niko? Tentu saja dari mama Niko. Sebuah senyum penuh kemenangan terukir di bibir Vanesha.
Vanesha sudah merencanakan sebuah kejutan untuk Niko. Jadi ia langsung menghias apartemen Niko dan menyiapkan makanan kesukaan Niko. Vanesha sudah tidak sabar bertemu laki-laki itu. Ia juga sudah tak sabar melihat reaksi Niko ketika melihatnya berada di apartemennya.
Vanesha harap Niko tidak mengusirnya karena asal masuk ke apartemennya tanpa izin.
^^^
Kamis, 2 Februari 2017
11.01 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival
Novela JuvenilMempunyai rival di sekolah membuat Vanesha kesal. Posisi yang dia pertahankan, yaitu rangking 1 selama duduk di sekolah dasar tidak jadi miliknya lagi sejak Vanesha menginjakan kaki di SMP. Sialnya lagi setelah lulus dari SMP dia harus bertemu lagi...