Part 19: Go Home

1.5K 95 0
                                    

Hari-hari Vanesha masih disibukkan dengan belajar, belajar dan belajar karena waktu sudah mendekati Ujian Nasional. Seperti hari ini, kelas Vanesha mengadakan kegiatan belajar bersama dengan Niko sebagai mentor dan Vanesha membantu Niko menjadi mentor.

Kegiatan belajar bersama ini dilaksanakan di rumah Niko. Anak-anak sekelas memilih rumah Niko karena memang rumah Niko bisa menampung mereka. Rumah Niko sangat besar dan luas, itu kata anak-anak cowok kelasnya yang pernah datang ke rumah Niko. Ya, Vanesha juga pernah ke rumah Niko dan memang benar rumah Niko sangat besar dan luas sehingga sangat dan lebih dari cukup untuk menampung satu kelas bahkan lebih.

Semua murid di kelas XII IPA 1 duduk di lantai dengan sebuah papan tulis yang dipakai oleh Niko untuk menjelaskan soal-soal yang tidak dimengerti oleh teman-temannya. Vanesha juga bergabung bersama Niko untuk membantunya menjelaskan soal-soal itu.

Seringkali saat Niko memberikan contoh soal untuk dikerjakan oleh teman-temannya masih ada yang belum paham sehingga Niko dan Vanesha harus menemui mereka dan menjelaskan lagi cara menyelesaikannya.

Waktu berjalan sangat cepat apalagi saat menyelesaikan soal hitung baik itu matematika, fisika atau kimia. Mereka baru sadar hari sudah sore saat salah satu temannya di telepon oleh ibunya, menanyakan apa ia sudah selesai belajar atau belum karena hari sudah sore menjelang malam.

Murid kelas XII IPA 1 akhirnya pulang pukul setengah 6 sore. Mereka sangat berterima kasih kepada Niko karena sudah mengajari mereka juga memberikan tempat untuk mereka belajar bahkan mereka pun diberi cemilan selama belajar. Tidak lupa mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Vanesha yang sudah mau membantu mengajari mereka.

Saat semua sudah ingin pulang Vanesha masih berdiri di depan pintu rumah Niko menunggu jemputan dari sang kakak.

"Tunggu jemputan Nes?" tanya Niko yang baru mengelihkan pandangannya ke arah Vanesha setelah melambai pada teman-temannya yang akan pulang dengan motor dan mobil mereka masing-masing.

"Iya. Gue nunggu disini gak apa-apa kan?" kata Vanesha merasa tak enak jika harus menunggu apalagi sang empunya rumah sepertinya sudah kelelahan dan ingin istirahat.

"Gak apa-apa kok. Santai aja." kata Niko sambil berjalan dan berdiri di samping Vanesha.

"Nes, lo beneran gak mau ikut gue?" Tanya Leyna yang sudah siap akan pulang dengan mobilnya bersama Lexa dan Vita di dalam mobil juga.

"Iya. Gue udah terlanjur minta jemput kak Vinno tadi." jawab Vanesha.

"Ya udah, kita pulang duluan ya Nes." Kata Lexa dari tempat duduk bagian tengah mobil. "Titip Vanesha ya Nik. Pastiin yang jemput kak Vinno bukan yang lain." goda Vita yang langsung mendapat pelototan dari Vanesha.

"Apaan sih. Udah pulang sana." kata Vanesha kesal.

"Ya udah kita duluan ya. Bye Vanesha, Bye Niko, thank you buat hari ini." Kata Leyna sambil menjalankan mobil dan mengklakson mobilnya.

Hening.

Suasana rumah Niko menjadi sepi setelah tidak ada orang lain lagi selain Vanesha yang menunggu jemputan dan Niko yang menemani Vanesha menunggu jemputan.

Canggung.

Mereka sama-sama tidak tahu harus melakukan apa atau memulai suatu pembicaraan sampai suara ponsel Vanesha berbunyi tanda telepon masuk dengan cepat Vanesha mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau di layaar ponselnya.

"Halo." ucap Vanesha pada seseorang di seberang telepon.

"Kok gitu sih? Terus aku pulang gimana?" tanya Vanesha kesal.

"Mereka udah pulang daritadi. Kalau tahu gini sih aku bareng mereka dari tadi. Udah deh, aku cari taksi aja." ujar Vanesha langsung menyudahi panggilan teleponnya.

Masih dengan wajah kesal Vanesha memasukan ponselnya ke saku jeansnya. "Kenapa Nes?" tanya Niko setelah melihat Vanesha menekuk wajahnya.

"Kak Vinno gak bias jemput. Gue pulang ya Nik, sorry ngerepotin lo nungguin gue dijemput." kata Vanesha tiba-tiba merubah mimik wajahnya.

"Gak apa-apa kok Nes. Terus sekarang mau pulang naik apa? Taksi? Kalau mau naik taksi lo harus jalan ke depan kompleks atau telepon taksi." Ucapan Niko membuat Vanesha melirik jam tangannya. Waktu berlalu sangat cepat. Hari sudah mau gelap.

Vanesha mendongakkan kepalanya menatap langit. Ia bingung harus naik apa untuk pulang. Ini merutuki dirinya karena tidak bisa mengendarai motor atau mobil sehingga membuatnya kesulitan untuk pergi atau pun pulang.

"Mau gue antar aja Nes? Daripada lo naik taksi, lagipula udah mau malam nanti lo dicariin lagi." Tawar Niko menatap wajah khawatir Vanesha.

"Tapi ngerepotin lo Nik, terus lo juga kayaknya capek banget. Gue ganggu jam istirahat lo." ujar Vanesha khawatir.

"Enggak kok. Gue gak begitu capek." Ujar Niko sambil berlalu meninggalkan Vanesha ke dalam rumahnya. Selang beberapa menit Niko kembali lagi menghampiri Vanesha yang masih berdiri di depan pintu rumahnya sambil memegang kunci di tangan kanannya. "Ayo, gue antar" ucap Niko menekan tombol untuk membuka mobilnya dan berjalan masuk ke mobil diikuti Vanesha.

Setelah masuk ke dalam mobil dan mobil sudah melaju Vanesha menyerukan maaf lagi pada Niko membuat Niko tersenyum kecil. "Santai aja Nes." Ucap Niko masih fokus pada jalanan yang ada di hadapannya.

Setelah 20 menit berlalu akhirnya mereka sampai di rumah Vanesha. "Makasih ya Nik udah nganterin. Dan maaf ngerepotin lo." Ucap Vanesha setelah mobil Niko benar-benar berhenti di depan pagar rumahnya.

"Sama-sama Nes." Jawab Niko pelan dan dibalas anggukan oleh Vanesha dan kemudian Vanesha turun dari mobil Niko.

Vanesha masih memperhatikan mobil Niko hingga mobil berwarna putih itu benar-benar menghilang di tikungan kompleksnya.

^^^

Rabu, 14 Desember 2016

15.40 WIB

RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang