Rumah makan yang letaknya strategis membuat suasana selalu ramai dari siang hingga malam.
"Raf, kamu di panggil Pak Morgan di ruangannya" sahut Fifi setelah bertemu Rafael.
"Oke. Aku akan ke sana" sahut Rafael lalu meletakkan catatan pesanan ke bagian pemesanan.
TAP TAP TAP
Rafael melangkah menuju ruangan di lantai dua.
TOK TOK TOK
"Masuk!" sahut Morgan dari dalam ruangan.
"Bapak memanggil saya?" tanya Rafael sambil mengunci pintu.
"Sekarang di ruangan ini cuma ada kita. Jadi jangan gunakan bahasa formal!" ucap Morgan. Rafael terkekeh mendengarnya.
"Ada perlu apa kamu memanggilku?" tanya Rafael lalu berjalan ke arah tempat duduk di depan Morgan.
"Aku butuh bantuanmu, Bos" jawab Morgan.
"Aku bukan Bosmu lagi. Kamu yang menjadi atasanku sekarang. Terima kasih mau menerimaku kerja di sini" sahut Rafael setelah duduk di sofa berwarna gelap.
"Aku menawari posisi manager, kamu menolak. Sampai kapanpun, kamu tetap menjadi Bos untukku" ucap Morgan.
"Teori darimana, seorang cowok miskin menjadi manager rumah makan? Kamu yang lebih tua dari aku, aneh saja pikiranmu!" ucap Rafael sambil terkekeh.
"Kita beda cuma setahun! Aku masih muda!" kilah Morgan tidak terima disebut tua oleh Rafael.
"Tapi kamu kan sudah kuliah semester dua di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Kamu lebih tua dibanding aku!" ucap Rafael. Morgan mengambil benda di atas meja.
PLETAAKK
Lemparan bulpen tepat mengenai kepala Rafael. Rafael hanya tertawa kecil.
"Kamu ingin aku melakukan apa, Kak Morgan?" tanya Rafael dengan nada mengejek.
"Duel di arena" jawab Morgan menghiraukan ejekan dari Rafael.
"Duel?" sahut Rafael.
"Aku ingin kamu ikut duel. Dua lawan dua dengan kelompok yang sudah mengganggu di wilayahku" ucap Morgan.
"Kalau aku menang, apa yang aku dapatkan?" tanya Rafael.
"Makan gratis selama sebulan dan gajimu akan naik" jawab Morgan.
"Tadi kamu bilang, dua lawan dua. Siapa partner-ku untuk duel besok?" tanya Rafael.
"Aku" jawab Morgan.
"Kamu ikut duel, Gan?!" sahut Rafael dengan terkejut. Morgan menganggukkan kepala.
"Wah, petarung jalanan turun gunung! Penguasa wilayah ikut ambil bagian" sahut Rafael terkekeh.
"Masalah ini sudah sangat mengganggu anak buahku. Mereka semena-mena berada di wilayah orang. Maka dari itu aku meminta bantuanmu" ucap Morgan.
"Kenapa harus aku? Bukankah kamu memiliki banyak anak buah yang ahli bertarung?" tanya Rafael.
"Aku tahu kemampuanmu yang hampir sama denganku. Selain itu aku ingin kamu muncul lagi di arena" ucap Morgan menjelaskan.
"Baiklah. Aku akan membantumu, Bos. Kapan duel itu berlangsung?" sahut Rafael. Morgan yang mendengarnya terkekeh kecil.
"Minggu depan. Aku akan menghubungimu kembali" sahut Morgan.
"Kalau cuma ini yang dibicarakan, aku harus kembali kerja" sahut Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPCAKE [Complete]
RomanceApa rasa favoritmu? Semua hal pada akhirnya akan menciptakan satu rasa. Satu rasa yang manis. Manis seperti cupcakes. Rank in Action: #191 (03/03/17), #77 (04/03/17) Rank in caffe : #2 (8/11/19)