Hari ini berbeda dengan hari sebelumnya untuk Isyana maupun Rafael. Mereka biasanya menghabiskan akhir pekan hanya di dalam rumah kini mempersiapkan diri menikmati akhir pekan di pantai. Iya, pantai yang merupakan perbatasan daratan dengan lautan.
Kegiatan ini terjadi karena ketidaksengajaan Rafael yang mengajak Raina pergi ke pantai dan dijawab dengan anggukan kepala dari Si Kecil Raina. Isyana dan Nyonya Kartika menjadi saksi jika Raina mengiyakan ajakan dari Rafael.
"Ina..." panggil Rafael ke arah gadis kecil yang sedang main boneka bersama Isyana. Raina pun menolehkan kepala ke arah Rafael. "Om tidak bisa main dengan Raina besok" ucap Rafael dengan raut wajah yang seakan sedih. Raina menatap ke arah Rafael dengan lama. "Om ada rencana ke luar kota" Rafael memberikan alasannya.
Suasana kembali hening. Tidak ada sahutan dari Raina. Namun, Rafael tahu jika gadis kecil ini menunjukkan ketidaksetujuan karena tidak bisa bermain bersama dengannya. Isyana yang berada di depan Raina juga diam. Perempuan ini tahu jika Rafael menyembunyikan sesuatu dari gadis kecilnya.
TAP TAP TAP
Rafael melangkah mendekat ke arah Raina. Mata sipit Rafael tidak lepas dari gadis kecilnya. Senyuman terlukis di wajah Rafael tapi dibalas dengan wajah datar Raina.
"Raina..." panggil Rafael setelah berada di depan gadis cilik ini.
"Hn..." sahut Raina sambil menatap ke arah lain. Ah, Gadis Cilik ini mulai merajuk!
"Maaf, ya, Ina" ucap Rafael sambil mengangkat tangan untuk mengelus kepala Raina. Raina masih tidak mau memandang wajah Rafael.
SREEKKK...
Raina mulai membalikkan badan dan berlari kecil ke arah Isyana. Rafael tersenyum kecil akan respon dari gadis cilik kesayangannya.
BRUUKK..
Raina menabrakkan diri di kaki Isyana yang sebelumnya sudah menyambut kedatangan Raina. Isyana menunduk dan tangannya bergerak untuk mengelus kepala Raina.
"Ada apa, heum?" tanya Isyana menatap Raina yang menyembunyikan wajahnya di kaki Isyana. Raina hanya diam. Isyana melihat ke arah Rafael dan pria ini memandang ke arah Isyana dengan tatapan rasa bersalah. "Apakah Om Rafa nakal?" tanya Isyana sambil mengelus kepala Raina. Raina pun menganggukkan kepala mengiyakan ucapan Isyana.
Isyana terkekeh melihat tingkah Raina. Tangan Isyana terangkat untuk menggendong Raina. Sebuah ciuman di pipi Raina setelah Raina berada dalam dekapan Isyana.
"Kenapa Om Rafa nakal?" tanya Isyana menatap bola mata Raina. Raina hanya diam. "Kalau Raina diam maka Om Rafa tidak tahu jika dia nakal" Isyana mencoba membuat buah hatinya berbicara.
"Mmm..." gumam Raina pelan lalu melirik ke arah Rafael. Rafael yang mengetahui lirikan Raina hanya tersenyum teduh. "Om Rafa tidak mau main sama Raina" ucap Raina melihat ke arah Isyana. Isyana mengangkat salah satu alisnya lalu menatap ke arah Rafael.
"Raina..." panggil Rafael sambil melangkah ke arah Raina. Raina masih tidak mau memandang ke arah Rafael. "Om Rafa ada kerjaan di luar kota jadi tidak bisa menemani Raina bermain" jelas Rafael saat berhadapan di depan Raina.
Raina mulai menenggelamkan wajahnya di bahu Isyana. Tangan Rafael bergerak untuk mengelus kepala Raina. "Maaf, ya, Raina..." ucap Rafael sambil mendekatkan ke wajah Raina. Raina menggelengkan kepala pertanda tidak menyetujui ucapan Rafael.
HAH...
Rafael menghembuskan napas perlahan lalu tersenyum melihat Raina yang masih menyembunyikan wajahnya. Gadis cilik yang membuat warna hidup Rafael semakin semarak.
"Apa Raina sangat ingin bermain dengan Om Rafa?" tanya Rafael sambil mengelus kepala Raina. Raina menganggukkan kepala perlahan. "Kalau begitu..." sahut Rafael sambil menatap Raina yang mulai memperlihatkan wajahnya. "Raina harus ikut pergi ke luar kota besok" lanjut Rafael.
Raina mulai bergerak gelisah. Gelengan kepala Raina pertanda penolakan. Rafael tersenyum kecil. "Kenapa Raina tidak mau ikut ke luar kota?" tanya Rafael sambil mengelus kepala Raina. "Mama Isyana akan menemani Raina selama di sana" lanjut Rafael.
Raina menatap Rafael lalu melihat ke arah Isyana. Isyana menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Mama akan ikut Raia dan Om Rafa ke pantai" ucap Isyana sambil merapikan poni Raina.
"Pantai?" sahut Raina dengan nada heran mendengar ucapan Isyana.
"Iya. Pantai" ucap Isyana sambil tersenyum. "Om Rafa ada pekerjaan di dekat pantai" Isyana mulai menjelaskan kegiatan Rafael esok hari. "Raina bisa bermain pasir sambil menunggu Om Rafa pulang dari kerja. Setelah itu, Raina bisa bermain dengan Om Rafa saat sorenya" ucap Isyana. Raina mulai tertarik dengan ucapan Isyana.
"Jadi..." ucap Rafael mengelus pipi Raina. "Apa Raina dan Mama Isyana mau ikut ke pantai besok?" tanya Rafael sambil tersenyum hangat.
"Raina mau ke pantai" jawab Raina singkat.
Rafael tahu jika Raina senang akan pergi ke pantai dari bola mata Raina yang berbinar. Tangan Rafael terangkat untuk mengelus kepala Raina. Sebuah senyuman muncul di bibir Rafael saat Raina mulai menatapnya. Rafael tidak akan melepaskan dua malaikat yang berada di hadapannya kali ini.
Hanya menunggu waktu...
Rafael akan mengikat Isyana di dalam janji pernikahan dan menjadikan Raina sebagai anak pertamanya.
Kehidupan seperti cupcake. Cupcake terbuat dari adonan tepung dengan telur dan gula.
Rasa cupcake mungkin saja tidak hanya manis saja, tetapi bisa jadi ada rasa pahit dan asam. Seperti kehidupan ada rasa pernah disakiti dan dikecewakan.
Namun, tetap harus diingat.
Semua hal tersebut pada akhirnya hanya akan menciptakan suatu rasa, yaitu rasa manis.
Manis seperti cupcake.
END

KAMU SEDANG MEMBACA
CUPCAKE [Complete]
RomanceApa rasa favoritmu? Semua hal pada akhirnya akan menciptakan satu rasa. Satu rasa yang manis. Manis seperti cupcakes. Rank in Action: #191 (03/03/17), #77 (04/03/17) Rank in caffe : #2 (8/11/19)