Isyana perlahan melangkah ke kelas Ekonomi. Terkadang dia berhenti melangkah, memutar balik badannya untuk menjauh dari kelas ekonomi, lalu kembali lagi menuju kelas ekonomi. Isyana kebingungan sendiri, mondar-mandir di koridor.
"Aku harus melihat Rafa! Setidaknya memastikan dia ada di kelas" Isyana memantapkan hatinya.
TAP TAP TAP
Isyana dengan langkah penuh keyakinan menuju kelas Ekonomi.
"Rafa mana ya?" sahut Isyana sambil mengintip. Mata cokelatnya melirik kanan lalu kiri mencari pemuda sipit.
PUKKK
Ada yang menepuk bahu Isyana. Seketika Isyana langsung menoleh ke samping.
"Kamu cari Rafael?" tanya Dika.
"Iya" jawab Isyana.
"Hari ini dia tidak masuk sekolah" sahut Dika.
"Kenapa? Apa dia sakit?" tanya Isyana dengan terkejut.
"Bukan. Rafael sedang mengikuti olimpiade tingkat kota" jawab Dika.
"Olimpiadenya hari ini?" sahut Isyana. Dika menganggukkan kepala.
"Kalau Rafa menang di tingkat kota, kapan dia mulai karantina?" tanya Isyana.
"Dua hari lagi karantina akan dilaksanakan jika Rafael menang di tingkat kota" jawab Dika.
"Apa?! Dua hari lagi karantina dimulai?!" sahut Isyana dengan kaget.
"Iya. Karantina dilakukan sekitar dua hari lagi selama dua minggu" ucap Dika.
"Bagaimana dengan ujian sekolah yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi?!" tanya Isyana.
"Rafael kan pintar. Dia setelah selesai olimpiade tingkat nasional, langsung melaksanakan ujian sekolah" jawab Dika terkekeh. "Rafael dapat keringanan tidak mengikuti pelajaran. Untuk ujian sekolah, tetap" lanjut Dika.
"Semoga dia tidak menang olimpiade hari ini" sahut Isyana lalu membalikkan badan dan meninggalkan Dika.
Dika heran dengan keinginan Isyana. "Cewek yang aneh" sahut Dika menatap punggung Isyana yang telah menghilang di koridor.
TAP TAP TAP
Isyana melangkah dengan lebar. Dia sedang kesal.
"Dua hari lagi?! Setelah itu aku tidak dapat menemuinya selama dua minggu!" gerutu Isyana berjalan dengan emosi.
SREEKKK
Isyana berhenti di depan ruangan. Dagunya terangkat dan terlihat sebuah nama; Perpustakaan.
"Kenapa aku ada di sini?" tanya Isyana dengan pelan. Kakinya perlahan masuk ke dalam perpustakaan.
TAP TAP TAP
Isyana perlahan menuju sebuah bangku panjang. Bayangan Rafael yang sedang membaca buku tebal melintas di mata Isyana. Wajah serius Rafael membaca halaman demi halaman sebuah buku Ekonomi terlihat sangat jelas.
Isyana lalu membalikkan badan dan menunduk. "Rafa..." sahut Isyana sangat pelan.
TAP TAP TAP
Isyana keluar dari perpustakaan. Kakinya melangkah cepat. Dia tetap berjalan menghiraukan teman-teman yang berlalu lalang.
SREEKK
"Taman belakang sekolah" sahut Isyana melihat banyak pepohonan di belakang sekolah.
"Pertama kali bertemu dengan Rafa di sini..." ucap Isyana dengan suara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPCAKE [Complete]
RomanceApa rasa favoritmu? Semua hal pada akhirnya akan menciptakan satu rasa. Satu rasa yang manis. Manis seperti cupcakes. Rank in Action: #191 (03/03/17), #77 (04/03/17) Rank in caffe : #2 (8/11/19)