Ketika Rafael berkunjung untuk pertama kali ke rumah Isyana sejak dirinya pergi ke Singapore terjadi perubahan dalam hidup Isyana. Isyana yang biasanya setiap akhir pekan selalu di rumah karena menemani Raina kini bisa bepergian ke luar rumah meskipun sebentar.
Rafael selalu berkunjung ke rumah Isyana setiap pekan. Dia menyempatkan bermain dengan Raina. Permainan mewarnai, menyusun puzzle, menggambar, membuat aneka bentuk dari platisin, atau membuat kue. Semua permainan dilakukan di dalam rumah. Pemuda ini belum mengajak Raina untuk keluar rumah karena Rafael memiliki misi sendiri. Langkah pertama sebelum mengajak Raina ke luar rumah yaitu mendekatkan gadis cilik ini dengan dirinya.
Kesempatan ini dimanfaatkan Isyana dengan baik dengan mengajak Rafael ke mall atau minimarket setelah Rafael bermain dengan Raina. Isyana tidak mau mengalah terhadap anaknya sendiri jika berhubungan dengan perhatian dari Rafael. Rafael hanya menggelengkan kepala saat Isyana keras kepala ingin keluar dengan dirinya tanpa Raina.
Pemuda bermata sipit ini hanya datang di setiap akhir pekan. Saat hari efektif maka Isyana yang mengunjunginya di toko kue miliknya. Terkadang Isyana membawa Raina menemui Rafael. Sering pula Isyana sendiri yang berjumpa dengan Rafael.
Terhitung sudah lima pekan Rafael mendekatkan diri ke Raina. Gadis cilik ini mulai terbiasa dengan kehadiran Rafael. Raina menunjukkan hal yang positif yaitu dia sudah mulai dekat dengan Rafael. Bahkan gadis cilik ini mau digendong oleh Rafael! Orang lain yang berhasil masuk dalam hidup Raina bertambah.
"Apa Ina sudah mengantuk?" tanya Rafael saat melihat Raina menguap beberapa kali dan mata gadis cilik yang sayu. Raina menganggukkan kepala.
Rafael sedang bermain plastisin dengan gadis cilik ini. Membentuknya dengan aneka benda dapur seperti wajan, cobek, panci, spatula, sendok, piring, atau gelas. Pemuda ini memilih permainan plastisin menyesuaikan dengan usia Raina. Anak usia dini biasanya sangat senang bermain dan bereksplorasi menggunakan plastisin. Selain itu manfaat bermain plastisin yaitu membentuk, mengembangkan imajinasi, bereksplorasi dengan keterampilan motorik halus.
Pemuda ini melihat mata Raina yang menyipit dan mulut kecil terkadang menguap menandakan kantuk menyerang. Kedua tangan Rafael bergerak terulur ke arah Raina. Gadis kecil ini menatap kedua tangan Rafael lalu mengangkat dagu untuk menatap wajah Rafael. Rafael tersenyum melihat keterdiaman Raina. Pemuda ini mengetahui jika gadis cilik ini masih menjaga jarak meskipun mau bermain dengan dirinya.
"Om akan gendong ke kamar Raina" sahut Rafael tersenyum teduh. Tangan Rafael masih terulur ke arah Raina. Gadis cilik ini kembali menatap tangan Rafael. "Apa Raina tidak mau digendong?" tanya Rafael. "Kalau Raina tidak mau digendong sama Om Rafael maka Om akan panggilkan Mama Isyan untuk menggendong Raina" lanjut Rafael. Isyana masih berada di dapur untuk membantu Mbok Ijah masak sehingga tidak bisa bermain dengan Raina.
Rafael berpikir jika bukan hari ini Raina mau mendekat ke dirinya. Senyuman masih tersimpan apik di wajah Rafael seraya tangannya bergerak mundur dari hadapan Raina. Namun, beberapa detik kemudian ada tangan kecil yang terulur di hadapan Rafael.
Senyuman semakin lebar ditunjukkan oleh Rafael. Perasaan hangat menyusup dalam dada Rafael. Inilah yang diinginkan sejak beberapa minggu lalu dekat dengan gadis cilik ini. Meskipun bukan darah daging sendiri tetapi gadis cilik nan cantik ini tidak bisa dihiraukan olehnya.
Sungguh! Rafael menyayangi Raina bukan karena mendekati Mamanya saja. Pemuda ini menyayangi Raina sebab Raina adalah Raina; gadis cilik berpipi bakpao nan manis. Hanya orang terdekat yang mengetahui jika Raina tetaplah sosok gadis manis meskipun seperti anti sosial.
Kesempatan itu tidak dilewatkan oleh Rafael. Pemuda ini maju ke depan untuk mengangkat Raina lalu memeluknya perlahan. Rafael menarik napas panjang dan mulai menghirup aroma bayi yang melekat. Tersenyum puas karena tidak ada penolakan dari Raina.
"Tidurlah, Anak Cantik" ucap Rafael mengelus punggung Raina. Raina terlihat nyaman dengan pipi yang menempel di bahu Rafael.
"Susu..." sahut Raina dengan suara kecil. Rafael masih mendengar ucapan dari Raina. Rafael mengerti maksud ucapan Raina. Gadis cilik ini selalu minum susu sebelum tidurnya. Pantas saja pipinya mengembang dan kenyal.
"Kita ke dapur menemui Mama" sahut Rafael mulai meninggalkan ruang keluarga.
TAP TAP TAP
Rafael melangkah menuju ke dapaur. Sesekali tangan pemuda bertubuh jangkung mengelus punggung Raina. Gadis cilik ini semakin menyamankan diri dalam dekapan Rafael. Kedua tangan kecil melingkar di leher Rafael.
"Isyan" panggil Rafael saat berada di dekat dapur. Isyana dan Mbok Ijah membelakangi Rafael. "Raina minta susu" ucap Rafael.
"Apa Raina sudah mau tid-" Isyana tidak melanjutkan ucapannya setelah membalikkan badan lalu melihat gadis ciliknya digendong oleh Rafael. "Raina..." sahut Isyana dengan sorot mata yang masih tidak percaya melihat gadis kecilnya sangat nyaman dalam dekapan Rafael. Pemuda bermata sipit ini terkekeh melihat reaksi Isyana dan Mbok Ijah. Mbok Ijah juga terbelalak sebentar lalu dapat kembali ke sedia kala.
"Lihatlah, Ina" sahut Rafael menyampingkan badan agar Raina dapat melihat ke arah depan. "Mama dan Mbok Ijah terkejut" lanjut Rafael sambil terkekeh kecil.
"Heum..." sahut Raina sambil mengedipkan mata dengan perlahan karena terserang kantuk. Rafael menurunkan dagu untuk melihat Raina.
"Sepertinya gadis ini tidak sabar menunggu minumannya, Mama" ucap Rafael menyadarkan lamunan Isyana.
"Kalian tunggu saja di kamar" ucap Isyana mulai membuatkan susu untuk Raina. Rafael menganggukkan kepala mengerti jika dia harus membawa Raina ke kamarnya.
TAP TAP TAP
Rafael melangkah menuju ke kamar Raina di lantai dua. Senandung kecil dan belaian di punggung diberikan oleh Rafael membuat Raina semakin nyaman dalam dekapan. Tangan Rafael yang bebas terulur ke arah ganggang pintu untuk membuka pintu kamar Raina.
CKLEEKK
Pintu terbuka. Rafael mendorong perlahan lalu melangkah masuk. Kaki Rafael menuju ke tempat tidur Raina. Saat berada di pinggir tempat tidur maka dengan hati-hati Rafael menurunkan Raina di atas tempat tidur.
"Princess sudah sangat mengantuk?" tanya Rafael yang duduk di tepi tempat tidur. Raina menganggukkan kepala sambil menguap. Tangan Rafael bergerak untuk menutup bibir kecil yang terbuka. Senyuman di tampilkan oleh Rafael saat Raina menatapnya. Tangan Rafael bergerak ke atas untuk mengelus kepala Raina. "Tidurlah..." sahut Rafael dengan teduh.
"Susu..." sahut Raina yang menginginkan minuman lezat pengantar tidur.
"Sebentar lagi Mama akan ke sini" sahut Rafael yang merasa jika Raina mulai rewel. Anak balita akan tetap menjadi balita.
CEKLEEKK
Pintu terbuka. Isyana melihat dua orang malaikat dengan berbeda ukuran sedang menatapnya. Pemandangan yang membuat hati Isyana terasa damai.
TAP TAP TAP
Kaki Isyana melangkah menuju ke arah tempat tidur Raina. Isyana mengetahui jika mata Raina mengarah ke benda yang dibawanya.
"Mau ini?" tanya Isyana sambil menyodorkan botol susu ke arah Raina. Tangan kecil Raina terulur untuk mengambil minuman yang sangat diinginkannya saat ini.
SREEKKK
Isyana duduk di samping Raina yang kosong dan berseberangan dengan Rafael. Tangan Isyana bergerak untuk membelai kepala Raina. Sebuah kecupan diberikan oleh Isyana di pelipis Raina melihat perkembangan Raina yang semakin menunjukkan peningkatan.
Rafael memperhatikan interaksi Isyana dengan Raina yang membuat hatinya teduh. Sebuah pemandangan yang tidak akan terlupa oleh pemuda jangkung ini. Pemuda ini merapalkan janji dalam hati untuk melindungi dua bidadari berwujud manusia dengan segenap jiwa dan raganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CUPCAKE [Complete]
RomanceApa rasa favoritmu? Semua hal pada akhirnya akan menciptakan satu rasa. Satu rasa yang manis. Manis seperti cupcakes. Rank in Action: #191 (03/03/17), #77 (04/03/17) Rank in caffe : #2 (8/11/19)