CC 16 - UNGKAPAN HATI

638 53 5
                                    

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu di tengah malam belum dapat membuat mata sipit ini terbuka.

TOK TOK TOK

Tamu yang tidak diundang kembali mengetuk pintu.

TOK TOK TOK

Akhirnya mata sipit ini terbuka dan melirik jam dinding.

"Siapa yang bertamu jam 23.30?!" kesal Rafael.

TOK TOK TOK

"Sebentar!" sentak Rafael dari kamar menuju pintu ruang tamu.

TOK TOK TOK

"Astaga!" gerutu Rafael masih berjalan dengan mata yang masih mengantuk.

CEKLEEKK

Mata Rafael membola sempurna saat mengetahui siapa yang bertamu tengah malam seperti saat ini.

"Lama sekali buka pintunya!" serunya sambil masuk ke dalam rumah sebelum diizinkan oleh pemilik rumah.

"Isyan!!" seru Rafael menoleh ke Isyana. "Kenapa kamu datang tengah malam?! Kamu itu vampir?!" ucap Rafael dengan terkejut.

"Tutup pintunya! Kamu mau tetangga bisik-bisik tentang kedatanganku?!" perintah Isyana.

CEKLEEKK

Pintu telah tertutup.

"Memang mereka tidak melihatmu saat kamu ke sini?!" ucap Rafael.

"Enggak" sahut Isyana.

"Lalu kenapa kamu datang ke sini?! Seharusnya kamu tidur di rumahmu! Seorang gadis tidak baik berkeliaran malam-malam" ucap Rafael yang sangat heran dengan kedatangan Isyana.

"Aku hanya ingin bertindak sesuai keinginanku. Selama ini segala tindakanku selalu berdasarkan keinginan orang lain" ucap Isyana lalu duduk di kursi ruang tamu.

"Apa maksudmu?" sahut Rafael tidak mengerti ucapan Isyana.

"Duduk sini" ucap Isyana sambil menepuk kursi yang berada di sampingnya. Rafael menuruti keinginan Isyana. Jika seperti ini perbedaan tuan rumah dan tamu adalah bias.

TAP TAP TAP

Rafael berjalan ke arah Isyana lalu duduk di sampingnya.

"Bagaimana hasil olimpiade hari ini? Apakah kamu menang?" tanya Isyana. Rafael berpikir sejenak.

"Aku menempati juara ke-2" jawab Rafael.

"Jadi kamu kalah dong!" seru Isyana dengan senyum yang lebar.

"Juara kedua itu bukan kalah!" sahut Rafael heran dengan ekspresi Isyana.

"Whatever! Yang penting kamu tidak ikut karantina selama seminggu" ucap Isyana.

"Kenapa kamu senang aku tidak ikut karantina?" tanya Rafael semakin heran.

"Aku jadi bisa menindasmu!" ucap Isyana menatap tajam ke Rafael.

HAAAHHH

Rafael menghela napas dengan kasar.

"Jadi tujuanmu datang tengah malam seperti vampir hanya untuk bilang ini?!" ucap Rafael sambil menyandarkan kepala di kursi. Isyana menganggukkan kepala. "Enggak ada kerjaan!" cicit Rafael.

"Kalau gitu berikan aku pekerjaan" sahut Isyana.

"Kamu ingin pekerjaan apa dariku? Aku saja bekerja di rumahmu" ucap Rafael.

"Mencuci" sahut Isyana. Rafael menengok ke arah Isyana.

"Aku saja mencuci mobilmu!" ucap Rafael menegakkan punggungnya.

CUPCAKE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang