CC 21 - PERTEMUAN

176 16 11
                                    

Perjalanan ke supermarket tidak membutuhkan waktu lama. Cukup lima belas menit dengan menggunakan mobil. Jalanan pun tidak terlalu ramai dengan kendaraan.

Ciiittt....

Mobil berhenti di parkiran supermarket yang luas. Isyana melepas sabuk pengamannya lalu menoleh ke samping. Tangannya bergerak untuk membuka sabuk pengaman di baby car.

Raina sangat tenang saat sabuk pengaman telah terlepas. Isyana tersenyum kecil karena selama perjalanan Raina tidak hiperaktif seakan menikmati perjalanan.

CEKLEEKK

Isyana membuka pintu mobil lalu keluar. Dia berjalan memutar menuju pintu penumpang. Tangannya terangkat untuk membuka pintu penumpang lalu menggendong gadis kecilnya.

"Mari berbelanjaa..." ucap Isyana sambil mencium pipi bakpao Raina. Raina tersenyum mendapat kecupan dari Isyana.

TAP TAP TAP

Isyana berjalan memasuki supermarket sambil mengajak bicara Raina. Ini merupakan salah satu upaya agar Raina tumbuh kembang sesuai usianya.

Anak yang berusia tiga tahun memiliki energi berlimpah dan rasa ingin tahu yang besar. Dia ingin mengetahui tentang segala sesuatu sehingga akan banyak bertanya. Namun, Raina berbeda. Dia suka bersifat pasif; pendiam dan menarik diri dari lingkungan.

Isyana terkadang heran dengan kepribadian Raina karena sangat bertolak belakang dengan dirinya. Dia waktu kecil sangat suka lari-larian dan banyak bertanya tentang sesuatu. Apakah kepribadian Rafael waktu kecil merupakan bocah pendiam. Ah, Isyana jadi mengingat Sang Alpha.

"Rain, ingin beli apa?" tanya Isyana setelah memasuki stand kue.

"Cake" jawab Raina sambil menatap etalase-etalase yang berisi berbagai jenis kue.

TAP TAP TAP

Kaki Isyana melangkah ke arah deretan kue kering sesuai keinginan Raina. Raina menyukai berbagai jenis kue daripada es krim atau permen.

"Apa mau yang ini?" tanya Isyana sambil menunjuk ke kue pisang cokelat. Raina menggelengkan kepala.

"Itu, Ma...." tunjuk Raina ke kue cokelat. Mata indahnya menatap lekat ke kue berjenis brownis.

"Tapi, Mama mau ini" goda Isyana sambil menunjuk ke kue pisang cokelat. Raina menggelengkan kepala.

"Enggak..." ucap Raina tetap menggelengkan kepala. Isyana terkekeh kecil mendengarnya. "Ma..." pangil Raina menarik-narik baju Isyana. "Itu..." tunjuk Raina ke arah kue cokelat. Isyana tersenyum senang saat Raina mulai banyak berbicara.

"Pisang cokelat itu enak, Rain" ucap Isyana sambil melihat ke arah Raina. Raina menggelengkan kepala.

"Ma..." Raina mulai merengek. Mata cokelatnya mulai memendung sesuatu yang siap keluar. Isyana tertawa kecil melihat gadis kecilnya akan menangis.

CUUPPS

Kecupan kecil diberikan di pipi bakpao Raina. Isyana sudah tidak berniat lagi untuk menggoda gadis kesayangannya.

"Raina yang mengambil kuenya" ucap Isyana mulai menurunkan Raina dari gendongan. Raina membalikkan badan ke arah Isyana lalu menatap Isyana dengan wajah kebingungan. "Mama akan berada di samping Raina" ucap Isyana sambil tersenyum. Tangan Isyana terulur ke arah Raina lalu Raina menggenggamnya.

TAP TAP TAP

Isyana berjalan beriringan dengan Raina menuju etalase kue brownis. Kaki Isyana melangkah dengan perlahan menyamakan dengan langkah Raina.

CUPCAKE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang