"Enggak ada yang bisa dijahili" sahut Isyana sambil berjalan di lorong sekolah. "Biasanya membuat Rafael jengkel. Tapi dia sekarang sedang di luar kota" ucap Isyana.
"Cewek gila!" panggil seseorang dari belakang punggung Isyana. Isyana yang merasa tidak asing dengan suara tersebut membalikkan badan.
"Nenek Lampir?!" seru Isyana saat melihat Dina.
"Kenapa kamu melarangku mengantarkan Rafael ke sekolah?!" protes Dina.
"Karena aku tidak pernah mengizinkanmu mendekati Rafa!" ucap Isyana.
"Siapa kamu melarang hal itu?!" ucap Dina.
"Aku ini pa..." Isyana tidak meneruskan ucapannya karena hubungan Rafael dan Isyana hanya mereka yang tahu. "Aku ini atasan dia!" ucap Isyana.
"Dasar cewek gila! Atasan?! Dalam mimpi!" ucap Dina.
"Kamu yang mimpi!" ketus Isyana.
"Hanya buang waktu bicara sama kamu, Cewek Gila!" geram Dina.
"Kalau begitu pergi sana! Hush! Hush!" usir Isyana.
"Untung ini di sekolah! Kalau tidak sudah lama aku ingin menghajar wajahmu!" seru Dina.
"Bagaimana sepulang sekolah kita tanding! Aku juga ingin mengetahui kekuatanmu" tantang Isyana.
"Aku masih ada urusan nanti" ucap Dina.
"Bukan melarikan diri kan?" ejek Isyana.
"Aku bukan pengecut!" ucap Dina.
EKHEEEM
Ada seseorang yang berdeham mengganggu perdebatan Isyana dan Dina.
"Kepala Sekolah..." sahut Dina saat mengetahui siapa yang berdeham.
"Kalian berdua ikut saya"
"Ini semua karena kamu!" cicit Dina sambil mengikuti Kepala Sekolah dari belakang. Isyana tidak menggubris ucapan Dina.
* * * * *
"Sejak berurusan denganmu, hidupku sial!" gerutu Dina.
"Bukan urusanku!" sahut Isyana. "Lebih baik cepat selesaikan pekerjaan ini lalu kita dapat kembali ke kelas" ucap Isyana.
"Sial! Baru kali ini aku dihukum membersihkan toilet!" seru Dina dengan kesal.
"Eumm... Aku sudah sering" sahut Isyana dengan santai.
"Kamu memang tukang onar di sekolah!" ucap Dina.
"Aku menikmati itu" sahut Isyana.
"Kamu memang cewek gila!" geram Dina.
Mereka kembali membersihkan kamar mandi dengan diam. Hukuman yang diberikan karena membuat keributan di depan ruangan kepala sekolah.
* * * * *
Bel pulang telah berbunyi. Semua siswa dengan cepat keluar dari kelas.
"Aku ingin makan di tempat makan milik Morgan" pikir Isyana.
TAP TAP TAP
Isyana berjalan menuju parkir mobil. Sesekali dia menengok ke arah lapangan basket yang sedang dipenuhi anak laki-laki.
KLIIKK
Isyana membuka pintu mobil saat sudah berada di depan mobil kesayangannya.
BRUMM BRUMM
Mobil melaju keluar dari halaman sekolah menuju jalan raya. Panas terik tidak menyusutkan keinginan Isyana untuk makan siang di tempat makan milik Morgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPCAKE [Complete]
RomanceApa rasa favoritmu? Semua hal pada akhirnya akan menciptakan satu rasa. Satu rasa yang manis. Manis seperti cupcakes. Rank in Action: #191 (03/03/17), #77 (04/03/17) Rank in caffe : #2 (8/11/19)