CC 23 - RESTU

160 16 2
                                    

TAP TAP TAP

Isyana berjalan sambil menggendong Raina menuju ke dalam rumah. Sesekali Isyana menggoda Raina dengan menarik kue yang berada dalam genggaman Raina. Hal tersebut membuat Raina merengek dan itu menciptakan senyuman di wajah Isyana.

CEKLEEKK

Isyana membuka pintu utama lalu masuk menuju kamarnya di tingkat dua. Saat akan naik ke tangga terlihat Nyonya Kartika yang berada di ruang keluarga.

"Rena sudah pulang..." ucap Nyonya Kartika saat melihat Isyana yang menggendong Raina. Nyonya Kartika terkadang memanggil Raina dengan Rena. Alasannya terlalu sulit kalau mengucapkan, 'R-a-i-n-a'. Isyana tidak mempermasalahkan keluarganya memanggil gadis ciliknya dengan R-e-n-a.

Tap Tap Tap

Nyonya Kartika berjalan menuju cucunya yang paling cantik. Dia tersenyum saat melihat wajah Raina yang asyik dengan kuenya.

"Rena makan kue apa?" tanya Nyonya Kartika sambil membersihkan remahan kue di pipi gembul Raina.

"Cokelat" jawab Raina sambil memasukkan kue ke dalam mulut mungilnya.

"Apa kuenya enak?" Nyonya Kartika kembali bertanya. Raina pun mengangukkan kepala. "Rena, beli kue dimana? Nanti Oma belikan lagi untuk Rena" lanjut Nyonya Kartika. Dia melihat jika Raina menyukai kue tersebut. Jiwa oma memanggilnya untuk memanjakan cucu.

Raina mengedipkan mata perlahan lalu menatap wajah neneknya dengan harapan apa yang dikatakan Nyonya Kartika menjadi terwujud. "Beli di Om Pael" jawab Raina. Jawaban yang sukses membuat Nyonya Kartika mematung.

"Om Pael?" ulang Nyonya Kartika seakan salah mendengar ucapan Raina. Raina menganggukkan kepala lalu kembali memakan kue yang akan habis.

Isyana yang mengetahui keterkejutan Nyonya Kartika mulai angkat suara. "Toko kue yang baru buka di dekat supermarket ternyata milik Rafael. Om Pael yang dimaksud Raina yaitu Rafael" ucap Isyana menatap wajah Nyonya Kartika. "Lelaki yang satu sekolah denganku saat menengah atas. Orang yang aku harapkan berada di sampingku sejak dulu" lanjut Isyana sambil menekan kalimat terakhirnya. Nyonya Kartika tersadar dari lamunannya.

Senyuman tipis Nyonya Kartika terbit. Dia mengetahui maksud ucapan Isyana. Nyonya Kartika selama ini pura-pura tidak tahu kedekatan antara Isyana dengan Rafael. Dia berharap saat itu jika pilihannya yang dapat membahagiakan Isyana secara perhatian maupun materi. Namun, keinginannya ternyata berdampak buruk terhadap kehidupan Isyana.

Rasa sesal masih ada dalam hati Nyonya Kartika karena perbuatannya. Selain itu, Nyonya Kartika baru mengetahui tentang kebahagiaan Isyana tidak hanya berurusan tentang materi. Nasi sudah menjadi bubur. Nyonya Kartika hanya perlu memberi suwiran ayam, sayuran, dan sambal agar dapat menikmatinya. Siapapun yang dipilih oleh Isyana akan didukungnya meskipun pria itu miskin atau seorang duda. Asal dapat membahagiakan Isyana dan Raina.

"Kenapa Mama tersenyum?" tanya Isyana heran. Dia beranggapan jika Nyonya Kartika akan melarangnya mendekati Rafael.

"Mama menyetujui kamu dekat dengan Rafael" jawab Nyonya Kartika dengan pandangan teduh. "Bukankah Mama pernah mengenal Rafael sebelumnya. Dia adalah lelaki baik" lanjut Nyonya Kartika.

"Kenapa tidak dari dahulu Mama memberi restu?" ucap Isyana dengan agak kesal. Nyonya Kartika paham dengan nada Isyana yang marah kepada dirinya. "Namun, aku tidak akan menyesali melahirkan pipi bakpao ini. Syukurlah kalau Mama tidak melarangku untuk berada di sampingnya" lanjut Isyana.

"Apakah Rafael mau menerima Raina?" tanya Nyonya Kartika merasa jika hubungan Isyana dengan Rafael kembali terjalin. Isyana menganggukkan kepala.

"Dia tidak mempermasalahkan Raina" jawab Isyana. Nyonya Kartika yang mendengarnya tersenyum senang.

CUPCAKE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang